Gangguan Iklim Global

A. Efek Rumah Kaca
Efek rumah beling yaitu meningkatnya suhu udara di bumi, lantaran makin banyaknya zat pencemar (polutan) dalam udara

Definisi imbas rumah beling yaitu proses dari suatu pemanasan.

Pemanasan yang dimaksud yaitu pemanasan yang meningkatkan suhu pada bumi, di mana keadaannya hampir tidak berbeda dengan suhu pada malam dan siang hari.

Hal tersebut sanggup dikatakan berbahaya lantaran suhu pada siang hari lebih tinggi dibandingkan biasanya, begitu pun dengan suhu pada malam hari. Hal ini tentunya menimbulkan adanya ketidakseimbangan pada alam.

Pengertian imbas rumah beling yaitu proses yang mencakup tahap-tahap pemanasan permukaan suatu benda langit, menyerupai planet atau satelit yang mempengaruhi keadaan suatu tempat yang disebabkan oleh komposisi tertentu dan keadaan atmosfernya.

Apabila imbas rumah beling dianalogikan dalam bidang pertanian, kejadian ini menyerupai proses-proses yang terjadi pada rumah beling untuk bercocok tanam.

Biasanya rumah beling sendiri dipakai oleh para petani di wilayah yang mempunyai empat animo biar suhu ruangan dalam rumah beling tetap stabil dan cocok untuk pertumbuhan tanaman.

Proses yang terjadi yaitu cahaya matahari masuk dan menembus kaca, kemudian dipantulkan kembali oleh benda-benda yang berada di dalam ruangan rumah beling dalam bentuk panas yang berupa sinar inframerah.

Namun, gelombang panas ini terperangkap di dalam dan tidak tercampur dengan udara hirau taacuh di luar. Akibatnya, di dalam rumah beling suhu akan lebih tinggi daripada suhu di luarnya.

Secara sederhana imbas rumah beling terjadi akhir terperangkapnya gelombang panas oleh partikel-partikel rumah beling di atmosfer dalam sistem biosfer.



Gelombang panas pertama-tama dipancarkan oleh matahari ke bumi dalam bentuk gelombang pendek. Selanjutnya banyak sekali benda di bumi mendapatkan gelombang pendek tersebut dan menyerapnya.



Selain menyerap gelombang pendek, benda-benda di bumi juga memantulkannya kembali dalam bentuk gelombang panjang (gelombang panas terasa).



Gelombang panjang inilah yang tidak semuanya bisa menembus atmosfer menuju ke luar angkasa akhir banyaknya partikel-partikel rumah beling di atmosfer sehingga gelombang panjang ini dipantulkan kembali ke permukaan bumi dan menciptakan suhu udara semakin panas.



Efek rumah beling berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua, yaitu imbas rumah beling yang terjadi secara alami dan imbas rumah beling yang terjadi akhir kegiatan manusia. Namun sebelum membahas hal tersebut lebih baik kita mengenali terlebih dahulu banyak sekali zat penyebab imbas rumah kaca.



ZAT-ZAT PENYEBAB EFEK RUMAH KACA

Gas rumah beling yaitu gas-gas yang ada di atmosfer yang mengakibatkan imbas rumah kaca. Gas-gas ini muncul secara alami di lingkungan, namun sanggup juga muncul akhir acara insan yang tidak sanggup disadari sangat berbahaya bagi kondisi bumi.



Adapun penyebab terjadinya imbas rumah beling sebagai berikut:



1. Uap Air

Uap air merupakan salah satu gas rumah beling yang paling banyak mencapai atmosfer diakibatkan menguapnya air laut, sungai, dan danau.



Uap air ini timbul secara alami dan sangat bertanggungjawab terhadap imbas dari rumah kaca. Aktivitas insan menjadi salah satu yang mempengaruhi banyaknya konsentrasi uap tersebut secara tidak langsung.



Peningkatan temperature di atmosfer mengakibatkan peningkatan konsentrasi uap yang alhasil imbas rumah beling juga meningkat dengan drastis dan peningkatan tersebut terus berkelanjutan hingga mencapai titik kesetimbangan (ekuilibrium).



Uap air akan gampang memantulkan gelombang panjang sehingga semakin banyak uap air maka akan semakin geothermal ini.



Prinsip pengurangan uap air biar suhu tidak terlalu panas juga diterapkan pada ruangan ber AC. AC tolong-menolong akan mengirimkan udara yang kering lantaran udara yang kering mengandung sangat sedikit uap air sehingga di suatu ruangan tidak akan terlalu panas akhir sedikitnya kejadian pantulan-pantulan gelombang panjang oleh uap air.



2. Karbondioksida

Karbon dioksida merupakan gas yang menduduki peringkat kedua terbanyak yang mengakibatkan imbas ini.



Karbon dioksida ditimbulkan dari banyak sekali proses menyerupai hasil pernafasan mahluk hidup (manusia dan hewan), letusan gunung api, dan hasil proses pembakaran materi organik menyerupai tumbuhan.



Manusia juga ikut andil dalam meningkatkan jumlah karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer. Sebagai contoh, ketika insan aben materi bakar untuk kendaraan dan listrik, baik itu yang berasal dari materi bakar fosil, limbah kayu, atau pun limbah padat.



Selain itu, menurunnya jumlah pepohonan akhir pembukaan lahan dan perambahan daerah hutan untuk perindustrian dan permukiman juga mempengaruhi perembesan karbon dioksida yang harusnya diserap oleh pohon tetapi sudah tidak bisa lagi.



Karbon dioksida ini sanggup berkurang bila pepohonan semakin banyak lantaran pohon sanggup menyerap karbon dioksida dan memanfaatkannya untuk proses fotosintesis.



Fotosistesis merupakan proses pembuatan masakan pada flora yang memanfaatkan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan karbohidrat, oksigen, dan energi. Namun proses perembesan karbon dioksida oleh pepohonan ini lebih lambat dari pada pelepasan karbon dioksida yang dilepaskan oleh acara manusia, sehingga diharapkan kesadaran insan untuk mengurangi polusi udara tersebut dengan mulai menerapkan gaya hidup cinta lingkungan dan mengurangi acara yang sanggup menimbulkan karbon dioksida berlebihan.



3. Metana

Metana yaitu gas alam yang termasuk gas rumah kaca. Metana merupakan salah satu insulator efektif yang bisa menangkap panas dua puluh lebih banyak apabila dibandingkan dengan karbon dioksida.



Metana ini dilepaskan selama produksi dan proses petambangan kerikil bara, minyak bumi, dan gas alam.



Metana pun dihasilkan dari limbah organik yang membusuk yang terdapat pada pembuangan final sampah dan bahkan sanggup dikeluarkan dari hasil pencernaan binatang tertentu.



4. Dinitrogen Oksida

Dinitrogen oksida merupakan salah satu insulator panas sangat kuat. Senyawa ini dihasilkan dari proses pembakaran materi bakar fosil dan sanggup menangkap panas tiga ratus kali lebih besar dibandingkan dengan karbon dioksida.



Gas-gas inilah yang merupakan hasil proses dari manufaktur dan dikhawatirkan dari proses manufaktur ini yang akan mengakibatkan lingkungan menjadi lebih rusak.



5. CFC dan HFC

CFC atau yang sering kita kenal sebagai Freon, merupakan gas yang dihasilkan dari benda-benda pendingin menyerupai AC dan kulkas.



Gas ini juga akan mengurangi lapisan ozon sehingga sinar ultraviolet bisa masuk ke bumi dan menimbulkan radiasi.



CFC ini akan pribadi menyerang lapisan ozon dan menimbulkan terjadinya pemanasan di bumi. HFCs ini juga terbentuk selama proses manufaktur produk-produk dan sanggup mengakibatkan pemanasan global.



6. Sulfur Heksafluorida (SF₆)

Sulfur Heksafluorida merupakan gas yang juga penyebab imbas rumah kaca, lantaran konsetrasi gas ini terus meningkat di atmosfer. Gas ini pun bisa menangkap panas lebih besar dari gas-gas yang telah disebutkan sebelumnya.



PENYEBAB ALAMI

Efek rumah beling alami yaitu imbas yang terjadi lantaran memang dari faktor alam yang bekerja. Proses pemanasan tersebut didasari oleh perembesan masing-masing lapisan atmosfer terhadap radiasi matahari.



Lapisan atmosfer ini terdiri dari troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Lapisan troposfer yaitu yang paling penting dalam persoalan imbas rumah beling ini. Sekitar 35% dari besarnya radiasi matahari tidak hingga ke permukaan bumi.



Hampir semua radiasi yang mempunyai gelombang pendek (sinar alpha, sinar beta, dan sinar ultraviolet) oleh tiga lapisan yang paling atas akan diserap radiasinya.



Sedangkan gelombang lainnya dipantulkan dan dihamburkan kembali ke ruang angkasa oleh gas-gas, awan, serta partikel-partikel.



Sisa persentase sebesar 65% yang masuk ke dalam lapisan troposfer, di dalam lapisan troposfer ini terbagi lagi. Sebesar 14% diserap oleh gas-gas, debu, dan uap air tertentu sehingga sekitar 51% yang mencapai permukaan bumi.



Dari 51%, 37% yang merupakan radiasi yang sifatnya pribadi dan 14% di antaranya mengandung radiasi difus yang sudah mengalami penghamburan di lapisan troposfer oleh molekul gas-gas dan partikel-partikel debu.



Radiasi yang diterima bumi sebagian diserap dan sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap kemudian dipancarkan kembali dalam bentuk sinar infra merah.



PENYEBAB OLEH MANUSIA

Kegiatan lantaran adanya campur tangan insan sanggup mengakibatkan menipisnya lapisan ozon yang kuat terhadap meningkatnya jumlah CO2 dan gas-gas lainnya yang terjebak di bumi.



Kegiatan insan menimbulkan penipisan ozon sehingga gas-gas yang seharusnya diserap oleh lapisan atmosfer berkurang persentasenya akhir lebih kecilnya ukuran lapisan atmosfer dibandingkan dengan kondisi seharusnya. Hal ini yang menciptakan bumi cenderung bersuhu lebih panas dibandingkan seharusnya.



Penggunaan energi listrik yang terlalu boros pun tentunya sanggup mengakibatkan gas rumah beling yang dihasilkan berlebih.



Penggunaan listrik secara berlebihan tak hanya menimbukan bahaya, tetapi juga merugikan banyak pihak.



Tak hanya mengakibatkan melambungnya tagihan listrik, tetapi juga energi untuk menghasilkan listrik usang kelamaan akan habis.



Seperti yang kita rasakan, hampir semua acara yang insan lakukan tak terlepas dari penggunaan listrik.



Mulai dari lampu sebagai alat penerangan, pemakaian mesin basuh untuk memudahkan mencuci pakaian, kebutuhan listrik untuk penerangan, dan mengisi daya baterai untuk telepon genggam maupun PC.



Saat listrik mati akan sangat terasa bahwa insan sudah sangat bergantung pada tenaga ini. Karena keberadaannya yang sudah menjadi hal biasa di sekitar kita, terkadang penggunaan listrik kurang diperhatikan dan berakibat pada terjadinya pemborosan energi.



Perkembangan industri dan teknologi juga sering kali bertolak belakang dengan informasi pelestarian lingkungan.



Banyak perusahaan yang hingga kini masih memakai bahan-bahan yang sanggup merusak alam, khususnya yang mengandung materi perusak ozon (BPO), contohnya hydrochlorofluorocarbon (HCFC) dan chlorofluorocarbon (CFC) serta penggunaan pendingin ruangan yang tidak ramah lingkungan yang dipakai pada produk lemari es dan AC.



INDUSTRI PENYEBAB EFEK RUMAH KACA

Penyebab lain dari imbas rumah beling yaitu adanya industri-industri yang terus berkembang di Indonesia ini, menyerupai industri pada pertanian berskala besar yang pada umumnya akan memakai pupuk dengan jumlah yang banyak, di mana pupuk yang akan terpakai itu nantinya melepaskan gas nitrous oxide ke atmosfer yang kemudian akan menjadi gas rumah kaca.



Selain itu juga terdapat limbah industri dan tambang, contohnya pada pabrik pupuk, pabrik semen, dan penambangan minyak bumi dan kerikil bara yang akan menimbulkan produksi karbondioksida.



Industri Peternakan juga sanggup menimbulkan imbas rumah kaca, terutama pada peternakan sapi lantaran peternakan sapi banyak menghasilkan gas karbon dioksida dan gas methane yang berkontribusi sangat besar menuju atmosfer.



Contoh terakhir yaitu limbah pabrik rumah tangga yang apabila dibiarkan terus-menerus maka akan menghasilkan gas methane dan gas karbondioksida yang biasanya dihasilkan oleh basil pengurai sampah yang sanggup mengakibatkan terjadinya imbas rumah kaca.



DAMPAK EFEK RUMAH KACA

Dampak imbas rumah beling sendiri salah satunya yaitu pemanasan global (Global Warming). Pemanasan global merupakan suatu proses di mana meningkatnya suhu rata-rata pada daratan bumi, lautan dan atmosfer akhir konsentrasi gas rumah beling yang berlebih.



Pemanasan global sendiri memperlihatkan dampak yang tidak hanya dirasakan oleh manusia, tetapi juga sanggup menyerang ekosistem secara sistematis, contohnya:



1. Ketidakstabilan Iklim di Bumi

Apabila suhu permukaan bumi mengalami peningkatan maka sebagian dari gunung es menjadi cair dan menimbulkan kenaikan muka air laut. Suhu di bumi dikala animo kemarau maupun animo hirau taacuh akan menjadi ekstrem.



Kenaikan suhu akan mengakibatkan molekul-molekul air semakin cepat menguap dari permukaan tanah, perubahan cuaca juga akan menjadi ekstrem yang akan berdampak pada kerusakan atau peristiwa alam.



2. Peningkatan Permukaan Air Laut

Terjadinya peningkatan pada pencairan gunung es yang ada di kutub akan berdampak pada ketinggian permukaan air maritim yang terus meninggi, sehingga sanggup mengakibatkan terjadinya pengikisan pada tebing di pesisir pantai, semakin sering terjadi banjir rob, mengancam kepunahan ekosistem di darat maupun di laut, dan tenggelamnya pulau-pulau kecil.



3. Suhu Global Cendrung Meningkat

Kenaikan suhu udara akan mengakibatkan pencairan salju dan juga es di banyak sekali tempat di dunia dan kemudian akan berakibat pada naiknya permukaan maritim global.



Pengukuran dilakukan dengan mengukur lautan, atmosfer, gleyser, dan permukaan es yang memperlihatkan bahwa dikala ini bumi telah mengalami pemanasan global yang diakibatkan dari adanya emisi gas rumah kaca.



4 Gangguan Ekologis

Kegiatan insan dalam mengelola dan mengekspansi bumi secara berlebihan akan menimbulkan binatang dan tumbuh-tumbuhan menjadi mahkluk hidup yang akan terancam kepunahannya.



Dalam perkembangan kejadian imbas rumah kaca, binatang diprediksi akan bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan sedangkan flora akan berevolusi.



5 Perekonomian

Perubahan cuaca terutama pada suhu yang ekstrem akan memicu kegagalan panen yang menimbulkan akan terjadinya kurangnya pangan dan malnutrisi.



Dampak negatif dari imbas ini yaitu tanaman-tanaman yang ada di bumi baik tumbuhan pangan menyerupai sayur-sayuran dan buah-buahan maupun tumbuhan kayu berpotensi lebih besar akan terjadi gangguan dari serangan hama dan penyakit sehingga akan mengakibatkan kerugian baik dari perekonomian maupun tingkat produksinya.



PROSES TERJADINYA EFEK RUMAH KACA

Proses terjadinya imbas rumah beling dimulai dari sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari ke permukaan bumi.



Sinar ultraviolet ini hingga ke permukaan bumi kemudian akan dipantulkan kembali dalam bentuk sinar inframerah ke luar angkasa.



Sinar matahari tiba ke permukaan bumi dalam bentuk suhu panas, sebagian dari sinar matahari ada yang akan dipantulkan ke atmosfer oleh permukaan bumi dan ada pula yang akan diserap oleh permukaan bumi.



Sinar yang diserap oleh bumi akan berwarna agak gelap lantaran mengandung gas rumah beling dari atmosfer.



Gas rumah beling di atmosfer akan memantulkan kembali cahaya yang tiba dalam bentuk panas.



Semakin banyak gas ini berada di atmosfer, maka panas yang dilepaskan ke bumi akan semakin banyak pula.



Maka dari itu ketika suhu bumi semakin tinggi, ini merupakan salah satu dampak dari imbas rumah kaca.



Sinar matahari yang dipantulkan kembali dari permukaan bumi mempunyai dampak negatif yang sanggup merusak lapisan ozon.



Sedangkan fungsi dari lapisan ozon sendiri yaitu untuk menghambat dan mengurangi sinar matahari masuk ke atmosfer.



Apabila lapisan ozon yang berada di atmosfer ini terus rusak atau berkurang, maka suhu permukaan bumi akan terus naik pula.



Suhu di permukaan bumi naik lantaran semakin banyak sinar matahari yang masuk tanpa ada hambatan, sehingga akan semakin banyak pula sinar yang dipantulkan dalam bentuk panas atau semakin banyak energi panas yang dilepas oleh bumi dan dipantulkan kembali oleh gas rumah kaca.



CONTOH EFEK RUMAH KACA

Efek rumah beling merupakan ancaman paling besar di bumi ini sehingga sanggup membahayakan kehidupan makhluk hidup di bumi.



Contoh dampak imbas rumah beling pada kehidupan sehari-hari seperti:



Penggunaan listrik yang boros, kemajuan teknologi yang terjadi kini ini, mengakibatkan listrik menjadi energi dengan pemakaian paling besar.



Kehidupan insan pada zaman ini sudah tidak terlepas dari listrik, penggunaan listrik yang tinggi akan menimbulkan tinggi pula karbondioksida yang dihasilkan.



Pembangkit tenaga listrik terdapat pada hampir di seluruh tempat, baik yang berskala kecil maupun besar. Pembangkit listrik menghasilkan limbah asap dalam jumlah yang cukup banyak yang didalamnya terkandung gas CO2.



Pembakaran sampah asapnya akan menimbulkan gas CO2 di mana apabila gas tersebut memenuhi atmosfer bumi maka sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi akan kembali mengalami pemantulan ke dalam permukaan bumi lantaran gelombang panjang terhalang oleh CO2 di atmosfer sehingga suhu di bumi menjadi semakin panas.



Pemakaian kendaraan, pembakaran kendaraan bermotor akan menghasilkan gas CO2 yang akan menimbulkan semakin panas suhu permukaan bumi.



Sebelum lapisan ozon di bumi kita kian menipis, marilah kita menjaga bumi kita dengan mengurangi imbas rumah beling dan mengurangi banyak sekali acara yang sanggup menimbulkan terjadinya pemanasan global.

BAB 2

El Nino merupakan suatu fenomena perubahan iklim yang secara global yang diakibatkan lantaran memasnasnya suhu di permukaan air maritim Pasifik kepingan timur. terjadinya El Nino ini sanggup diketahui secara kasat mata oleh orang- orang.



Orang yang paling sering melihat kejadian El Nino ini terjjadi yaitu para nelayan dari Peru ataupun Ekuador. Biasanya kejadian menyerupai ini akan berlangsung menjelang bulan Desember.



Sedangkan La Nina merupakan kejadian alam yang sanggup dikatakan menyerupai opposite atau kebalikan dari El Nino.



La Nina sendiri merupakan suatu kondisi dimana suhu permukaan air maritim di daerah Timur Equador atau di lautan Pasifik mengalami penurunan. Berbeda halnya dengan El Nino, La Nina ini tidak  bisa dilihat secara fisik. Selain itu terjadinya La Nina ini periodenya tidak tetap.



WAKTU TERJADINYA

El Nino dan La Nina merupakan kejadian alam yang mana sanggup diketahui tanda- tanda terjadinya. El Nino dan La Nina ini hanya terjadi beberapa kali setiap tahun saja. Nama El Nino dan La Nina sendiri diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki- laki” dan “anak perempuan”.



El Nino ini akan terjadi bila suhu yang berada di perairan di pasifik tengah dan timur menjadi lebih panas. Biasanya El Nino ini akan terjadi pada bulan Desember. Rata- rata, El Nino ini akan terjadi sekitar empat tahun satu kali. Hingga dikala ini, El Nino tercatat sudah terjadi selama 23 kali.



Sedangkan La Nina ini terjadi dalam waktu yang sulit untuk diperkirakan, tidak menyerupai El Nino. Tidak menyerupai El Nino yang rata- rata teradi selama empat tahun sekali, La Nina ini masa terjadinya lebih usang yakni antara enam higga tujuh tahun sekali. Hingga dikala ini tercatat La Nina terjadi sebanyak 15 kali.



Berikut yaitu beberapa proses terjadinya El Nino dan La Nina :





El Nino

Terjadinya El Nino ini melalui beberapa proses. Inilah klarifikasi mengenai proses terjadinya El Nino. Proses terjadinya El Nino:



Perairan Pasifik kepingan tengah dan timur mengalami pemanasan suhu.

Awal proses terjadinya El Nino yaitu lantaran adanya peningkatan suhu yang berada di perairan pasifik kepingan timur dan tengah. Dan hal ini akan meningkatkan suhu kelembaban pada atmosfer yang berada di atas perairan tersebut.



Pembentukan awan

Setelah terjadinya pemanasan suhu yang berada di perairan pasifik kepingan tengah dan timur, serta menimbulkan kelembaban di atmosfer yang ada di atasnya, maka kejadian tersebut mendorong terjadinya pembentukan awan dan akan meningkatkan curah hujan yang berada di daerah tersebut.



Terhambatnya pertumbuhan awan

Setelah proses pembentukan awan yang dijelaskan di atas, maka di kepingan barat samudera pasifik akan mengalami tekanan udara yang meningkat. Hal ini akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan di kepingan timur Indonesia. Hal ini akan menimbulkan di beberapa wilayah di Indonesia mengalami penurunan curah hujan yang dikatakan jauh dari normalnya.



Itulah beberapa proses terjadinya El Nino. Dari proses terjadinya El Nino ini akan mengakibatkan terjadinya La Nina. Sehingga sanggup dikatakan bahwasannya El Nino dan La Nina ini yaitu kejadian alam yang terjadi secara berturut- turut.





La Nina

Terjadinya La Nina ini juga melewati beberapa proses atau tahapan. Di atas sudah dijelaskan bahwasannya La Nina ini terjadinya sulit diprediksi. Namun, terjadinya La Nina ini sanggup dikatakan sebagai dampak dari terjadinya El Nino. Secara umum, berikut merupakan proses terjadinya La Nina:



Angin di Samudera Pasifik menguat

La Nina dikatakan sebagai penurunan suhu di permukaan perairan Samudera Pasifik kepingan Timur. Pada dikala yang demikian ini ada angin pasat timur yang bertiup dan menguat di sepanjang Samudera Pasifik.



Massa air hangat terbawa ke arah Pasifik Barat

Karena adanya angin ribut yang bertiup di sepanjang Samudera Pasifik, maka massa air hangat yang akan terbawa ke arah Pasifik Barat akan lebih banyak.



Terjadinya Upwelling

Karena ada massa air hangat yang terbawa ke Pasifik Barat berjumlah lebih banyak, maka hal ini menimbulkan massa air hirau taacuh di Pasifik Timur bergerak ke atas kemudian menggantikan massa air hangat yang berpindak ke Pasifik Barat tersebut. Kondisi yang demikian ini disebut upwelling. Karena adanya pergantian massa inilah maka suhu di permukaan air maritim mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kondisi normalnya.



Itulah beberapa langkah atau proses terjadinya El Nino dan La Nina. El Nino dan La Nina ini yaitu suatu proses yang terjadi secara beriringan. Meskipun demikian La Nina terjadi lebih jarang terjadi daripada E Nino. proses terjadinya El NIno dan La Nina sanggup diilustrasikan dalam gambar berikut:



Dampak Terjadinya El Nino dan La Nina

Terjadinya El Nino dan La Nina ini sanggup mengakibatkan timbulnya banyak sekali macam dampak. Secara umum dampak terjadinya El Nino yaitu sebagai berikut:



Angin pasat timur menjadi melemah

Melemahnya sirkulasi Moonson

Berkuragnya akumulasi curah hujan yang berada di wilayah Indonesia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan di kepingan Utara. Sehingga cuaca di daerah ini cenderung terasa lebih hirau taacuh dan juga kering.



Menyebabkan cuaca cenderung terasa hangat dan juga lembab di sepanjang daerah Pasifik Ekuatorial Tengah dan Barat.

Itulah dampak yang ditimbulkan dari terjadinya El Nino dalam kaitannya dengan cuaca global atau menyeluruh. Sedangkan dampak yang dirasakan di Indonesia sendiri yaitu berkurangnya curah hujan yang turun di Indonesia. Hal ini akan mengakibatkan adanya kekeringan panjang di Indonesia.



Sementara terjadinya La Nina mempunyai dampak yang datapat ditimbulkan berupa berikut ini:



Menguatnya angin pasat timur

Menguatnya sirkulasi Monsoon Di wilayah Pasifik kepingan Timur, akumulasi curah hujan menjadi berkurang.



Hal ini akan menjadikan cuaca menjadi lebih hirau taacuh dan juga kering.

Terjadinya potensi hujan yang turun yang terdapat di sepanjang perairan Pasifik Ekuatorial Barat, yakng mencakup Indonesia, Malaysia, dan jugabagian utara Australia. Hal ini mengakibatkan cuaca menjadi hangat dan juga lembab.



Itulah dampak terjadinya La Nina dalam cuaca global. Selain itu, dampak yang dirasakan oleh negara Indonesia lantaran adanya La Nina yaitu bertambahnya curah hujan yang ada di Indonesia. Dan hal ini sangat berpotensi mengakibatkan banjir.

Related : Gangguan Iklim Global

0 Komentar untuk "Gangguan Iklim Global"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)