Materi Lengkap! Pengetahuan Dasar Geografi

Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geographya. Dimana geo berarti bumi dan graphein berarti tulisan, uraian, atau deskripsi.

Geografi sebagai sebuah bidang kajidan dikenal dengan banyak sekali istilah.

Jika ditelaah dari kata asal geografi tersebut, maka geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menuliskan, menguraikan, atau mendeskripsikan hal-hal yang berafiliasi dengan bumi.

Selama perkembangannya, ilmu geografi banyak didefinisikan oleh para hebat geografi. Berikut beberapa hebat yang mendefisnisikan geografi, diantaranya:


Mengemukakan bahwa geografi identik atau serupa dengan geografi fisik. Ia menjelaskan bagaimana kaitan bumi dengan matahari dan sikap bumi dalam ruang angkasa, tanda-tanda cuaca dan iklim dunia, tipe-tipe permukaan bumi dan proses terjadinya, serta hal-hal yang berkaitan dengan  hidrosfer.

Geografi merupakan suatu studi wacana hubungan-hubungan yang ada antara kehidupan dengan lingkungan fisiknya

Mengatakan bahwa geografi mempelajari korelasi kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan.

Geografi yaitu ilmu pengetahuan yang mengajarkan insan meliputi tiga hal pokok, yaitu spasial (ruang), ekologi dan region (wilayah). Dalam hal spasial, geografi mempelajari persebaran tanda-tanda baik yang alami maupun manusiawi di muka bumi. Dalam hal ekologi, geografi mempelajari bagaimana insan harus mampu  mengikuti keadaan dengan lingkungannya. Dalam hal region, geografi mempelajari wilayah sebagai tempat tinggal insan menurut kesatuan fisiografisnya.

Dalam kuliah-kuliahnya pada tahun 1833 telah merumuskan definisi yang pertama kali membatasi pengertian geografi hanya pada permukaan bumi

Mengatakan bahwa geografi yaitu ilmu wacana daerah yang berbeda-beda di permukaan bumi dalam keragamannya.

Geografi yaitu ilmu yang berkepentingan untuk menawarkan deskripsi yang teliti, beraturan, dan rasional wacana sifat variabel permukaan bumi. Dalam pandangan Hartshorne, geografi yaitu suatu ilmu yang bisa menjelaskan wacana sifat-sifat variabel permukaan bumi secara teliti, beraturan, dan rasional.

Menyarankan bahwa definisi geografi yaitu sebagai suatu ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.

Mengemukakan bahwa geografi yaitu ilmu yang memperhatikan perkembangan rasional dan lokasi dari banyak sekali sifat beraneka ragam di permukaan bumi.

Dari beberapa pendapat para hebat tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa geografi yaitu ilmu yang mempelajari wacana tanda-tanda dan kehidupan di muka bumi serta interaksi insan di lingkungannya dalam kaitannya dengan korelasi atau susunan keruangan dan kewilayahan.


Konsep lokasi menjelaskan suatu objek atau fenomena geosfer berkaitan dengan letaknya di permukaan bumi. Konsep lokasi dibagi menjadi dua, yaitu lokasi otoriter dan lokasi relatif.

a. Lokasi Absolut
Lokasi otoriter yaitu letak yang bersifat tetap. Lokasi otoriter ditentukan dengan sistem koordinat garis lintang dan garis bujur.

Lokasi otoriter mempunyai sebuah fungsi atau kegunaan, yaitu untuk memilih fenomena/gejala dalam ruang di permukaan bumi atau dalam peta.

b. Lokasi Relatif
Lokasi relatif memperlihatkan letak menurut kondisi daerah sekitarnya. Lokasi relatif merupakan suatu lokasi yang mempunyai arti penting terhadap wilayah di sekitarnya.

Bisa juga wilayah tersebut menjadi wilayah yang tidak diminati  atau bahkan dihindari oleh masyarakat di sekitarnya.

Dengan kata lain, lokasi relatif yaitu lokasi suatu objek yang nilainya ditentukan oleh objek-objek lain di luarnya.

Sebagai contoh, lokasi Desa Suka Maju jauh dari kota dan jauh dari jalan raya dibanding lokasi Desa Baru Makara yang terletak dekat kota dan di pinggir jalan raya.


Konsep ini mengkaji jarak antara suatu tempat dengan tempat lain. Konsep jarak dibedakan menjadi dua, yaitu jarak otoriter dan jarak relatif.

a. Jarak Absolut
Jarak otoriter diukur memakai satuan panjang

b. Jarak Relatif
Jarak relatif diukur dengan mempertimbangkan rute, waktu, atau biaya.


Konsep keterjangkauan mengkaji aksesbilitas suatu tempat. .

Ketersediaan sarana prasarana untuk menjangkau suatu wilayah yang jauh akan gampang dijangkau apabila sarana dan prasarana transportasi memadai.

Sebaliknya jarak yang dekat, tetapi kondisi sarana prasarana transportasi kurang memadai memperlihatkan aksesbilitas wilayah rendah

Aksesbilitas sanggup pula dipengaruhi oleh faktor budaya di suatu tempat.

Faktor moral istiadat dan sikap masyarakat setempat yang sulit untuk mendapatkan efek dari luar, akan sanggup mengakibatkan suatu tempat sulit dijangkau.

Suharyono (1994) dalam bukunya yang berjudul "Filsafat Geografi" menjelaskan bahwa:

"Keterjangkauan tidak selalu berkait dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang sanggup dipakai.

Suatu tempat sanggup dikatakan dalam keadaan terasing atau terisolasi kalau tempat itu sukar dijangkau (dengan sarana komunikasi atau angkutan) dari tempat-tempat lain, meski tempat tersebut relatif tidak jauh dari tempat-tempat lain itu

Rintangan medan berupa adanya rangkaian pegunungan tinggi, hutan lebat, dan rawa-rawa atau gurun pasir yang luas merupakan pola penyebab suatu tempat kurang sanggup dijangkau dari tempat-tempat lain.

Faktor sosial yang berupa bahasa, moral istiadat serta sikap penduduk yang berlainan (mencurigai setiap orang absurd sebagai musuh) sanggup pula menimbulkan faktor penyebab keterjangkauan suatu tempat."


Konsep pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena dalam ruang di muka bumi, baik bersifat alami ataupun sosial budaya.

Fenomena alami, contohnya pedoman sungai, persebaran vegetasi, jenis tanah, dan curah hujan.

Fenomena sosial budaya, contohnya permukiman, persebaran penduduk, pendapatan, mata pencaharian, jenis rumah, tempat tinggal dan sebaginya.

Geografi mempelajari pola-pola bentuk dan persebaran fenomena, memahami makna atau artinya, serta berupaya untuk memanfaatkannya dan di mana mungkin juga mengintervensi atau memodifikasi pola-pola guna mendapatkan manfaat yang lebih besar.

Sebagai contoh, orang berladang dan menggembalakan ternak di daerah yang hujannya kurang dan bersawah di daerah yang cukup air.

Di daerah yang sudah maju orang menciptakan terusan-terusan untuk lebih memanfaatkan sungai-sungai yang ada sebagai angkutan air.

Dengan mengingat adanya pedoman sungai, tanah yang subur, tanah datar yang terbatas, ada pola-pola permukiman yang memanjang (sepanjang tepi sungai), meggerombol, menyebar, dan terpencar tidak merata.

Pada daerah perkotaan yang dibangun secara bersiklus orang menciptakan daerah permukiman dengan pola sedemikian rupa untuk memudahkan setiap penduduk mencapai pasar/tempat berbelanja, pergi ke kantor, pergi ke sekolah dan sebagainya dengan gampang serta mewujudkan kehidupan sehari-hari yang nyaman dan akrab.

Sebaliknya, dalam keadaan serba keterbatasan segolongan orang tinggal pada rumah yang saling berimpitan tanpa disertai adanya akomodasi pelayanan umum yang cukup memadai.


Konsep morfologi merupakan konsep yang berafiliasi dengan relief (bentuk permukaan bumi) yang berbeda-beda, sehingga kegunaanya pun berbeda.

Bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses alam mempunyai korelasi dengan acara atau kegiatan insan dalam hidupnya.

Morfologi menggambarakan perwujudan daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah (secara geologi) yang lazimnya disertai pengikisan dan sedimentasi sampai ada yang berbentuk pulau-pulau, daratan luas yang berpegunungan dengan lereng-lereng, lembah-lembah dan dataran aluvial.

Morfologi juga menyangkut bentuk lahan yang terkait dengan pengikisan dan pengendapan, penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan air serta jenis vegetasi yang dominan.

Bentuk dataran ataupun plato (dengan kemiringan tak lebih dari 5 derajat) merupakan perwujudan wilayah yang gampang digunakan sebagai daerah permukiman dan perjuangan pertanian serta usaha-usaha perekonomian lainnya.

Jika diperhatikan peta persebaran penduduk di Asia ternyata penduduk yang padat terpusat terutama di lembah-lembah sungai besar dan tanah-tanah datar yang subur.

Sedang wilayah yang penuh dengan pegunungan atau dengan lereng-lereng yang terjal yang mempunyai keterjangkauan sangat terbatas lazimnya merupakan wilayah yang jarang penduduknya atau bahkan tidak didiami manusia.

Bentuk pulau dengan garis-garis pantai yang panjang memberi arti yang khusus mengingat nilai maritimitas (rasio panjang pantai dengan luas daratan) yang tinggi.


Konsep aglomerasi berkaitan dengan pemusatan atau pengelompokan suatu fenomena di permukaan bumi.

Contohnya masyarakat cenderung mengelompok pada tingkat sejenis, sehingga timbul daerah elite, daerah kumuh, pedagang besi tua, dan pedagang barang.

Aglomerasi merupakan kecenderungan yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit yang paling menguntungkan baik mengingat kesejenisan tanda-tanda maupun adanya faktor-faktor umum yang menguntungkan.

Pada masyarakat kota cenderung tinggal mengelompok pada tingakt yang sejenis sehingga timbul daerah permukiman elit, daerah tempat tinggal para pedagang, daerah permukiman kompleks perumnas, yang kebanyakan penghuninya pegawai negeri serta ada juga daerah permukiman kumuh.

Sedang pada masyarakat pedesaan yang masih agraris penduduk cenderung menggerombol di tanah datar yang subur dan membentuk perdukuhan atau pedesaan; makin subur tanahnya dan makin luas dataran makin besar desa dan jumlah penduduknya.

Sebaliknya, makin terbatas tanah datar dan juga kurang subur, gerombolan dukuh atau desa makin kecil dan makin terpencar letaknya.

Salah satu laba yang didapatkan dengan adanya aglomerasi penduduk yang padat ialah dimungkikannya pengembangan sistem ekonomi aglomerasi yang memanfaatkan jumlah penduduk yang besar sebagai daerah pemasaran/pelayanan namun hanya meliputi wilayah yang sempit.

Ini berarti memungkinkan efisiensi yang tinggi dalam produksi, pengangkutan barang maupun pemasangan atau pengadaan sarana-sarana untuk pelayanan umum.

Ekonomi aglomerasi itu sendiri artinya penghematan akhir menurunnya biaya rata-rata produksi atau pemeberian jasa, dan sanggup terjadi melalui ekonomi skala atau ekonomi  skala internal (penghematan akhir meningkatnya skala operasi), ekonomi lokaslisasi atau ekonmi skala eksternal (penghematan akhir menurunnya biaya rata-rata produksi per unit lantaran kedekatan lokasi atau kesamaan dalam melaksanakan kegiatan), ekonomi transfer (penghematan lantaran biaya pengangkutan yang relatif murah), dan ekonomi urbanisasi (penghematan lantaran aglomerasi industri di wilayah perkotaan yang besar).


Pada konsep ini, daerah mempunyai nilai keuntungannya tersendiri terutama bagi orang yang menggunakannya.

Contohnya tempat wisata, bagi wisatawan merupakan tempat untuk berekreasi, namun bagi pedagang tempat wisata tersebut merupakan tempat berdagang yang menguntungkan.


Setiap wilayah tidak sanggup memenuhi kebutuhannya sendiri, tetapi memerlukan korelasi dengan wilayah lain, sehingga memunculkan adanya korelasi timbal balik dalam bentuk arus barang dan jasa, komunikasi, persebaran ide, dan lain-lain.

Misalnya: gerakan orang, barang, dan gagasan dari suatu tempat ke tempat lain seperti,

Pergerakan penduduk, berupa sirkulasi, komutasi (ulang-alik), dan migrasi.
Pergerakan barang (sandang) dari kota ke desa; pangan dari desa ke kota.
Pergerakan informasi (informasi) melalui radio, televisi, surat kabar dan lain-lain, terhadap pembaca atau pemirsa.


Konsep diferensiasi area berkaitan dengan ciri khas suatu daerah yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya, sehingga menimbulkan ciri tersebut sebagai suatu nilai tersendiri yang terdapat didalamnya.

Misalnya daerah di pegunungan sebagai daerah pertanian yang menghasilkan sayuran, perikanan bahari atau tambak pantai, dan di daerah yang relatif datar terdapat tumbuhan padi.


Suatu wilayah sanggup berkembang lantaran adanya korelasi dengan wilayah lain, atau adanya saling keterkaitan antarwilayah dalam memenuhi kebutuhan dan sosial penduduknya.

Dengan kata lain konsep ini menggambarkan korelasi antara persebaran tanda-tanda geografi di suatu tempat dengan tanda-tanda lain.


Sikap yang ingin ditanamkann dalam diri insan sebagai makhluk hidup di bumi sebagai berikut:
  • Menumbuhkan kesdaran terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar
  • Mengembangkan sikap melindungi dan tanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup
  • Mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam hal pemanfaatan sumber daya
  • Mengembangkan sikap intoleransi terhadap perbedaan sosial dan budaya
  • Mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari segi pengetahuan, sebagai berikut:
  • Mengembangkan konsep dasar geografi yang berkaitan dengan pola keruangan dan proses-prosesnya
  • Mengembangkan pengetahuan sumber daya alam, peluang, dan keterbatasannya untuk dimanfaatkan
  • Mengembangkan konsep dasar geografi yang berafiliasi dengan lingkungan sekitar dan wilayah negara/dunia

Dengan mempelajari geografi, insan yang ada di bumi diperlukan mempunyai keterampilan sebagai berikut:
  • Mengembangkan keterampilan mengamati lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan
  • Mengembangkan keterampilan mengumpulkan serta mencatat data dan informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek keruangan
  • Mengembangkan keterampilan analisis, sintesis, kecenderungan, dan hasil-hasil dari interaksi banyak sekali tanda-tanda geografis.


Geologi yaitu ilmu yang mempelajari perubahan bentuk permukaan bumi akhir tenaga dari dalam bumi (endogen: vulkanisme, tektonisme, gempa bumi),termasuk struktur, komposisi dan sejarahnya.

Geomorfologi yaitu ilmu yang mempelajari wacana bentuk-bentuk muka bumi serta perubahannya akhir tenaga dari luar (Exogen: pelapukan, erosi, sedimentasi).

Meteorologi yaitu ilmu yang mempelajari atmosfer, yaitu wacana udara, cuaca, suhu, angin, awan, curah hujan, radiasi matahari, dan sebagainya. Meteorologi sangat penting bagi informasi cuaca terutama untuk penerbangan, pelayaran, pertanian dan industri.

Hidrologi yaitu ilmu yang mempelajari wacana air di permukaan bumi/tanah, di bawah tanah; termasuk sungai, danau, mata air, air tanah dan rawa-rawa

Klimatologi yaitu ilmu yang mempelajari wacana iklim dan kondisi rata-rata cuaca.

Antropologi yaitu ilmu yang mempelajari wacana insan khususnya mengenai ciri, warna kulit, bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaannya.

Ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari perjuangan insan dalam memenuhi kebutuhannya.

Demografi  adalah ilmu yang mempelajari dan menguraikan wacana penduduk. Komposisi penduduk, dan jumlah penduduk.


Objek material merupakan target atau isi suatu kajian. Adapun yang termasuk objek kajian geografi yaitu fenomena geosfer terdiri dari:
  1. atmosfer, cuaca dan iklim, litosfer (lapisan batu-batuan),
  2. hidrosfer (lapisan air), biosfer (lapisan kehidupan tumbuhan dan fauna),
  3. pedosfer (mempelajari ttg tanah) dan
  4. antroposfer (lapisan kehidupan insan yang merupakan “tema sentral” diantara sfera-sfera lainnya).

Objek formal yaitu metode atau pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah. Metode atau pendekatan objek formal geografi meliputi beberapa aspek, yakni aspek keruangan (spasial), kelingkungan (ekologi), kewilayahan (teritorial), dan aspek waktu (temporal).

Dalam mengkaji suatu permasalahan geografi, geografi fisis dan geografi insan tidak sanggup dipisahkan. Bahkan masing-masing cabang geografi saling membutuhkan dan saling melengkapi.

Oleh lantaran itu, kajian geografi akan menyimpang dari tujuannya apabila tidak terjadi konsep penyatuan dalam mengkaji permasalahan. 


Di permukaan bumi terdapat persebaran tanda-tanda alam.

Di mana persebaran alam yang tidak merata di permukaan bumi yang meliputi bentang alam, tumbuhan, hewan, dan mansia disebut dengan prinsip persebaran.

Persebaran tanda-tanda atau fakta yang terjadi di permukaan bumi yang tidak merata bisa digambarkan dan diungkapkan dalam ruang atau wilayah.

Sehingga dengan melihat dan menggambarkan tanda-tanda tersebut pada peta, maka akan bisa diungkapkan korelasi antara tanda-tanda satu dengan yang lainnya.


Suatu korelasi yang saling terkait dalam ruang atau antara tanda-tanda satu dengan tanda-tanda yang lain, disebut prinsip interleasi.

Hubungan antara satu faktor denga faktor yang lain tersebut, antara lain korelasi antara faktor fisis dengan faktor fisis, faktor insan dengan faktor manusia, dan faktor fisi dengan faktor insan yang pada akhrinya akan bisa diketahui karakteristik atau tanda-tanda yang ada pada suatu wilayah tersebut.


Prinsip deskripti bisa diartikan sebagai klarifikasi yang lebih jauh atau lebih terperinci wacana tanda-tanda atau fenomena alam yang sedang dipelajari dan diselidiki.

Prinsip deskriptif bisa disajikan dalam bentuk goresan pena atau kalimat, peta, gambar, tabel, dan juga grafik.

Maksud dari prinsip deskripsi yaitu pada interelasi tanda-tanda satu dengan yang lain atau antara faktor yang satu dengan faktor yang lain bisa dijelaskan alasannya dan akhir dari interelasi tersebut.

Penjelasan wacana alasannya dan akhir dari interelasi bisa dijelaskan, di mana klarifikasi atau deskripsi tersebut bisa menawarkan citra yang lebih jauh wacana tanda-tanda yang sedang dipelajari.


Prinsip korologi merupakan prinsip yang meinjau gejala, fakta, ataupun problem geografi di suatu tempat yang ditinjau persebarannya, interelasinya, interaksinya, dan integrasinya dalam ruang tertentu, di mana ruang tersebut akan menawarkan karakteristik kepada kesatuan tanda-tanda tersebut.

Ruang yang dimaksud yaitu cuilan permukaan bumi, baik keseluruhan ataupun sebagian, termasuk juga atmosfer yang paling bawah (troposfer), litosfer, hidrosfer, dan organisme.

Prinsip keruangan atau korologi ini sangat komprehensif lantaran sangat berkaitan dengan ketiga prinsip sebelumnya. Di mana prinsip ini merupakan ciri dari geografi modern.


Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi sanggup dipandang dari struktur, pola, dan proses.

Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan proses.

Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut sanggup disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu:

(1) kenampakan titik (point features),
(2) kenampakan garis (line features), dan
(3) kenampakan bidang (areal features).

Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruang.

Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

What? Struktur ruang apa itu?
Where? Dimana struktur ruang tersebut berada?
When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk menyerupai itu?
Why? Mengapa struktur ruang terbentuk menyerupai itu?
How? Bagaimana proses terbentukknya struktur menyerupai itu?
Who suffers what dan who benefits what? Bagaimana struktur Keruangan tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia.


Pendekatan ekologi/lingkungan merupakan pendekatan menurut interaksi yang terjadi pada lingkungan.

Pendekatan ekologi dalam geografi berkenaan dengan korelasi kehidupan insan dengan lingkungan fisiknya.Interaksi tersebut membentuk sistem keruangan yang dikenal dengan Ekosistem.

Salah satu teori dalam pendekatan atau analisi ekologi yaitu teori wacana lingkungan.

Geografi berkenaan dengan interelasi antara kehidupan insan dan faktor fisik yang membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainnya.

Adapun ekologi, khususnya ekologi insan berkenaan dengan interelasi antara insan dan lingkungan yang membentuk sistem ekologi atau ekosistem.

Dalam analisis ekologi, kita mencoba menelaah interaksi antara insan dengan ketiga lingkungan tersebut pada suatu wilayah atau ruang tertentu.

Dalam geografi lingkungan, pendekatan kelingkungan mempunyai peranan penting untuk memahami fenomena geofer.

Dalam pendekatan ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada.

Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan korelasi antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan:

(1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia.

(2) sikap insan yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan.

Dalam sistematika Kirk ditunjukkan ruang lingkup lingkungan geografi sebagai berikut. Lingkungan geografi mempunyai dua aspek, yaitu lingkungan sikap (behavior environment) dan lingkungan fenomena (phenomena environment).

Lingkungan sikap meliputi dua aspek, yaitu pengembangan nilai dan gagasan, dan kesadaran lingkungan.

Ada dua aspek penting dalam pengembangan nilai dan gagasan geografi, yaitu lingkungan budaya gagasan-gagasan geografi, dan proses sosial ekonomi dan perubahan nilai-nilai lingkungan.

Dalam kesadaran lingkungan yang penting yaitu perubahan pengetahuan lingkungan alam manusianya.

Lingkungan fenomena meliputi dua aspek, yaitu relik fisik tindakan insan dan fenomena alam. Relic fisik tindakan insan meliputi penempatan urutan lingkungan dan insan sebagai biro perubahan lingkungan.

Fenomena lingkungan meliputi produk dan proses organik termasuk penduduk dan produk dan proses anorganik.

Studi mandalam mengenai interelasi antara fenomena-fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan variabel kelingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri khas pada pendekatan kelingkungan.

Keenam pertanyaan geografi tersebut selalu menyertai setiap bentuk analisis geografi. Sistematika tersebut sanggup digambarkan sebagai berikut.

Kerangka umum analisis pendekatan kelingkungan sanggup dicontohkan sebagai berikut. Masalah yang terjadi yaitu banjir dan tanah longsor di Ngroto Pujon Malang.

Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan sanggup diawali dengan tindakan sebagai berikut.
  1. Mengidentifikasi kondisi fisik di lokasi tempat terjadinya banjir dan tanah longsor. Dalam identifikasi itu juga perlu dilakukan secara mendalam, termasuk mengidentifikasi jenis tanah, tropografi, tumbuhan, dan binatang yang hidup di lokasi itu.
  2. Mengidentifikasi gagasan, sikap dan sikap masyarakat setempat dalam mengelola alam di lokasi tersebut.
  3. Mengidentifikasi sistem budidaya yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup (cara bertanam, irigasi, dan sebagainya).
  4. Menganalisis korelasi antara sistem budidaya dengan hasil dan dampak yang ditimbulkan.
  5. Mencari alternatif pemecahan atas permasalahan yang terjadi.


Dalam pendekatan kewilayahan, yang dikaji wacana penyebaran fenomena, gaya dan problem dalam keruangan, interaksi antara variabel insan dan variabel fisik lingkungannya yang saling terkait dan mensugesti satu sama lainnya.

Pendekatan ini merupakan pendekatan keruangan dan lingkungan, maka kajiannya yaitu perpaduan antara keduanya.

Kesimpulannya: pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kewilayahana dalam kerjanya merupakan satu kesatuan yang utuh.

Pendekatan yang terpadu inilah yang disebut pendekatan geografi. jadi fenomena, gejala, dan problem ditinjau penyebaran keruangannya, keterkaitan antara banyak sekali unit ekosistem dalam ruang.

Penerapan pendekatan geografi terhadap tanda-tanda dan permasalahan sanggup menghasilkan banyak sekali alternatif- alternatif pemecahan masalah.

1. Aspek Fisik
Aspek fisik geografi membahas wacana geosfer yang bersifat fisik, menyerupai air, tanah, dan iklim dengan segala proses alamiahnya. Dalam hal ini aspek fisik geografi sebagai berikut:

Aspek topologi meliputi unsur letak, batas, luas, dan bentuk (morfologi) dari suatu wilayah.

Aspek biotik yaitu aspek yang meliputi unsur vegetasi menyerupai tumbuhan atau flora, binatang (fauna), dan kajian penduduk.

Apek nonbiotik yaitu aspek yang meliputi unsur-unsur nonbiotik menyerupai tanah, hidrologi yang meliputi air darat dan air laut, dan juga kondisi iklim dari suatu wilayah.

2. Aspek Manusia
Dalam aspek insan yang dijadikan objek yaitu insan dengan banyak sekali gejalanya. Dalam geografi sosial atau insan terdapat empat aspek, yaitu ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

Aspek ekonomi yaitu aspek yang berafiliasi dengan kegiatan perekonomian yang meliputi pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan, industri, perdagangan, transportasi, dan pasar.

Aspek politik yaitu aspek yang meliputi unsur pemerintahan dan kepartaian yang terjadi dalam kehidupan masyarakat

Aspek sosial yaitu aspek yang meliputi unsur tradisi, moral istiadat, komunitas, kelompok masyarakat, dan lembaga-lembaga sosial

Aspek budaya yaitu aspek yang meliputi kajian unsur pendidikan, agama, bahasa, dan kesenian yang ada dalam kebudayaan manusia.
Suprapto. 2020. Geografi Sekolah Menengan Atas Kelas X. Jakarta: CV Graha Pustaka

Related : Materi Lengkap! Pengetahuan Dasar Geografi

0 Komentar untuk "Materi Lengkap! Pengetahuan Dasar Geografi"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)