Rizki Yang Turun Dari Langit

Pada pembahasan terdahulu telah dijelaskan bahwa timbulnya angin ialah jawaban anutan udara dari udara yang bertekanan tinggi ke wilayah udara yang bertekanan rendah.

Adanya perbedaan tekanan udara dipengaruhi oleh temperatur yang berbeda.
Perbedaan temperatur suatu kawasan dengan kawasan lain tergantung dari penyinaran matahari.

Sebagai teladan pada siang hari suhu udara di daratan akan lebih cepat naik daripada suhu udara di lautan.

Perbedaan kecepatan kenaikan suhu udara antara daratan dan lautan (perairan) menimbulkan tekanan udara di atas permukaan daratan lebih rendah daripada di atas lautan.

Dari perbedaan tekanan tersebut, mengalirlah udara dari lautan menuju permukaan daratan dan terjadilah angin laut.

Sebaliknya pada malam hari, suhu daratan lebih cepat turun daripada suhu di atas permukaan laut. Pada suatu saat, suhu di atas permukaan maritim lebih tinggi daripada suhu di atas permukaan daratan.

Akibatnya tekanan udara di atas permukaan maritim lebih rendah daripada di atas permukaan daratan, sehingga berhembuslah angin dari daratan menuju lautan yang disebut angin darat.

Siklus angin maritim dan angin darat hanya dalam ruang yang sempit.
Ke arah maritim hanya hingga 50 km dan ke arah daratan juga 50 km.

Namun demikian, keuntungannya sangat besar bagi nelayan yang mengandalkan hembusan angin untuk berlayar.

Menjelang malam hari para nelayan melaut dengan memanfaatkan hembusan angin darat sedangkan di pagi hari pulang ke pantai memanfaatkan hembusan angin maritim sambil membawa ikan hasil tangkapannya.

".... Dan di antara gejala kekuasaan- Nya ialah Dia mengirimkan angin sebagai pembawa informasi bangga dan untuk mencicipi kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal sanggup berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kau sanggup mencari karunia-Nya; mudah-mudahan kau bersyukur (QS Ar Ruum 46).

Di tempat lain, pada siang hari lereng gunung tertentu menerima pemanasan dari matahari lebih dahulu daripada belahan lembah gunung.

Suhu di lereng gunung akan naik lebih cepat sehingga tekanan udara di lereng gunung lebih rendah dari pada tekanan udara di belahan lembahnya.

Dengan demikian mengalirlah udara dari lembah ke arah lereng gunung pada siang hari.

Sebaliknya pada malam hari pancaran panas dari permukaan bumi sebagai hasil pemanasan di siang hari tersimpan lebih usang di belahan lembah gunung sedangkan di belahan puncak gunung lebih cepat dingin.

Penyimpanan suhu udara yang lebih usang di belahan lembah menjadikan tekanan udara lebih rendah daripada di belahan puncak gunung yang lebih cepat menurun suhu udaranya.

Akibat perbedaan tekanan udara yang demikian, mengalirlah udara pegunungan menuju lembah-lembah di sekitarnya.

Angin lembah dan angin gunung ini hembusannya tidak terlalu kencang, tetapi cukup menjadi media atau mediator perkawinan tumbuhan atau membantu penyerbukan pada bunga biar putik-sari berpadu dengan benang-sari, dan juga berbagi banyak sekali benih tumbuhan yng bijinya sanggup dihembuskan angin.

Mahasuci Allah yang ".... meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan kami turunkan hujan dari langit, kemudian kami beri minum dengan air itu dan sekali-kali bukanlah kau yang menyimpannya (QS Al Hijr: 22).

Di beberapa daerah, hembusan angin trend mempengaruhi eksklusif kehidupan insan layaknya hembusan angin lokal, yaitu sebagai jawaban arah angin trend dan topografi kawasan setempat.

Angin trend yang membawa uap air dan naik ke lereng gunung sanggup mendatangkan turun hujan pada lereng hadap angin.

Hujan yang jatuh dengan cara ini disebut hujan orografis yaitu hujan yang naik pada lereng pegunungan.

Walaupun hujan telah diturunkan, angin trend akan tetap melaju melewati puncak gunung dan atau pegunungan kemudian turun pada lereng di sebelahnya sebagai angin jatuh kering.

Lereng angin turun tidak mendatangkan curah hujan yang banyak oleh lantaran itu disebut lereng bayangan hujan.

Angin kering macam ini umumnya merugikan insan lantaran sanggup merusak tanaman, baik lantaran menumbangkan tumbuhan sejenis sayuran dan pohon tembakau juga menggagalkan penyerbukan padi-padian.

Angin jatuh kering terdapat di beberapa kawasan di dunia dengan nama yang berbeda-beda dan sifatnya ada yang jatuh panas atau jatuh dingin.

Di lereng pegunungan yang bersalju, aangin ini sanggup menimbulkan longsoran salju lantaran dipanasi dengan cepat. Akibatnya sanggup merusak tumbuhan dan bangunan.

Angin Kubang yang jatuh di sekitar Cirebon dan Tegal sanggup menggalkan tumbuhan padi untuk dipanen dan angin jatuh panas Bohorok di Deli (Sumatera Utara) banyak merusak tembakau.

"Perumpamaan harta yang mereka (orang-orang kafir) nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, ialah mirip perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tumbuhan kaum yang menganiyaya diri sendiri, kemudian angin itu merusaknya..... (QS Ali Imrn 117)."

Sinar matahari yang memanasi permukaan bumi menaikkan suhu udara di atasnya.

Udara yang panas mempunyai sifat yang lebih ringan daripada udara dingin.

Kerapatan udara panas juga lebih renggang daripada udara dingin, oleh lantaran itu udara panas sanggup naik mirip balon, hingga kesannya berhenti pada suatu tempat di mana kerapatan udara sudah seimbang dengan udara yang naik.

Namun demikian, "penampungan" uap air pada lapisan tersebut juga mempunyai batas tertentu sehingga menekan uap air yang terus menaik, sehingga udara yang naik melebar ke samping.

Untuk pelebarannya membutuhkan panas, sehingga diambil dari panas yang naik itu sendiri.

Akibatnya panas udara tersebut berkurang yang menjadikan proses alami; setiap massa udara yang naik akan selalu turun suhu udaranya dengan rata-rata penurunannya 1 derajat untuk naik 100 m.
Udara masbodoh hanya sanggup mengandung uap air lebih sedikit daripada udara panas.

Artinya semakin rendah temperatur suatu massa, maka makin kecil kesanggupan udara itu dalam menampung uap air.

Karena udara panas semakin naik ke atas, maka tempeturnya semakin menurun. Akibatnya semakin sedikit uap air yang dikandung oleh udara tersebut.

Jika ada udara yang terus mendesak naik maka udara itu akan semakin turun suhunya hingga uap air yang dikandung di dalamnya bermetamorfosis titik-titik air lantaran melebihi batas kejenuhan (kenyang).

Akhirnya tercapailah kelembaban relatif 100% dan terjadilah pengembunan sebagai awan.

Awan yang terbentuk jikalau berkembang secara vertikal akan nampak bergumpal dan bergunung-gunung menjadi awan Cumulus.

Terbentuknya awan cumulus banyak terjadi di kawasan tropis yang mempunyai penyinaran matahari yang kuat, sementara gerakan udara (angin) relatif sangat hening sebagaimana yang terjadi di kawasan khatulistiwa.

Jika pemanasan semakin berpengaruh dan gerakan udara panas terus menaik dengan cepat, awan cumulus akan tumbuh dengan hebat dan menjadi awan

cumulunimbus. Ketinggian awan cumulunimbus mencapai 15 km dan kecepatan udara naik secara vertikal antara 30 - 50 meter/detik.

Cepatnya gerakan udara secara vertikal dan melebar di belahan atasnya, mendesak udara sekitarnya yang relatif lebih masbodoh itu mengisi kekosongan belahan bawah awan cumulunimbus.

Desakan udara masbodoh terhadap udara panas menimbulkan beributan anutan yang sangat besar. Gerakan angin ada yang naik dan ada turun.

Bagi penerbangan pesawat, diusahakan tidak melewati arus awan semacam itu lantaran pertumbuhan selanjutnya sanggup menjadi tornado dan angin ribut.

Tidak semua awan membentuk tipe cumulunimbus, lantaran umumnya uap air yang terbentuk awan terbawa oleh hembusan angin.

Bersama angin, awan diarak sesuai tujuan gerakan angin tersebut.
Di tengah perjalanan, awan menjadi satu rangakain sehingga semakin terlihat arak-arakannya.

Proses pendinginan uap air terjadi pula pada awan yang menuju kawasan pegunungan yang disebut sebagai proses orografis.

Kondisi uap air yang semakin banyak, memungkinkan untuk bersatu menjadi butiran titik-titik air yang lebih besar melalui media inti kondensasi.

Inti kondensasi ialah media pengikat uap air untuk menjadi butiran air yang lebih besar.

Tanpa adanya titik kondensasi, uap air tidak sanggup membentuk butiran yang lebih besar, sehingga tidak sanggup turun sebagai air hujan.

Titik kondensasi selalu ada dalam atmosfer dengan jumlah yang besar. Ia terdiri atas kristal-kristal garam yang naik ke udara dari samudera yang terus bergelombang dan pecah di pantai.

Ukuran inti kondenssai sangat kecil yaitu dengan garis tengah kira-kira 0,000001 - 0,00001 mm sehingga sanggup melayang-layang di udara dihembus angin.

Selain dari kristal-kristal garam, diduga asal titik kondensasi disediakan pula dari debu hancuran meteorit yang akan jatuh ke permukaan bumi, dari bahan-bahan polutan udara mirip amoniak, asam belerang, sulfida, dan lain-lain.

Namun sayang, uap air yang diikat oleh bahan-bahan polutan udara tidak menurunkan hujan yang sehat tetapi hujan asam yang sanggup merusak lingkungan hidup manusia.

Tanaman menjadi meranggas, ikan dan hewan- binatang lainnya keracunan, dan timbulnya banyak sekali macam penyakit kulit.

"Dialah, Allah yang mengirim angin, kemudian angin itu mengarak awan dan Allah membentangkannya langit berdasarkan kehendaknya, dan menjadikannya (awan itu) bergumpal- gumpal kemudian kau lihat hujan keluar dari celah-celahnya.

Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi bangga (QS Ar Ruum: 48)".

Kegembiraan itu dikarenakan oleh hujan yang akan mendatangkan rizki bagi kehidupan manusia.

Dengan air hujan insan sanggup minum sepuasnya, tumbuhan yang dicocok insan akan tumbuh subur dengan banyak sekali macam warna dan jenisnya

"..... dan Kami turunkan hujan dari langit, kemudian Kami beri minum kau dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kau yang menyimpannya (QS Al Hijr: 22)".

Turunnya hujan berdasarkan ukuran butirnya dibagi atas tiga macam yaitu hujan halus, rintik-rintik, dan sebenarnya.

Titik-titik air hujan yang bahu-membahu mempunyai diameter 0,3 - 3 mm sedangkan titik-titik hujan halus dan rintik-rintik berdiameter 0,04 -0,3 mm.

Selain hujan yang normal, terdapat pula hujan yang dibarengi butiran es, baik dalam bentuk graupel maupun hagel.

Hujan es graupel, biji esnya bulat, putih tidak menerawang dan ibarat salju.

Jika biji es ini jatuh di atas benda keras, akan terpental kembali dan hancur.

Hujan es macam ini terjadi lantaran titik-titik hujan terlalu masbodoh bergumpal menjadi satu dengan kristal es dan salju.

Adapun hujan es hagel ialah hujan dengan es yang lebih besar, bundar atau berbentuk kerucut tetapi sebagian tidak beraturan.

Wujudnya terdiri dari es yang jernih hingga suram menerawang, tetapi kebanyakan keruh. Biji es hagel mempunyai ukuran dari 5 -50 mm bahkan di kawasan tropis pernah terdapat biji es sebesar jeruk sitrum.

Es yang jatuh pada ketika hujan lantaran tergabungnya lapisan-lapisan es di sekeliling inti kristal es yang disebabkan jatuh dan naiknya berkali-kali maka selalu berimpitan menjadi segumpal. Biji es macam ini senantiasa dalam keadaan tumbuh atau bertambah besar.

Setelah biji-biji tersebut tidak sanggup di bawa ke atas lagi oleh gerakan vertikal, maka jatuhlah sebagai hujan es.

Peristiwa hujan es hanya terjadi pada awan cumulunimbus, lantaran awan ini memungkinkan untuk terbentuknya butiran es yaitu dengan pertumbuhan awan yang menjulang tinggi, gerakan vertikalnya sangat kuat, dan butiran es sanggup berulang kali turun naik untuk mencapai ukuran yang cukup besar.

Oleh lantaran itu, terjadinya hujan es biasanya menyertai cuaca yang sangat buruk.

Mahasuci Allah ".... yang mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian- bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran- butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya....." (QS An Nuur: 43).

Peristiwa yang sering mengiringi hujan ialah terjadinya halilintar atau guruh.

Hampir semua orang Indonesia pernah melihat dan mendengar halilintar yaitu insiden listrik yang terjadi di angkasa.

Guruh terjadi umumnya pada suasana pancaroba yaitu cuaca yang ditandai cuaca jelek mirip pada awan cumulunimbus.

Belum banyak klarifikasi yang memuaskan perihal terjadinya insiden halilintar, tetapi secara umum titik-titik air yang hancur (pecah) jawaban proses konveksi menghasilkan muatan listrik yang berbeda antara pecahan yang besar dengan pecahan air yang kecil. "Hancuran" air yang besar menerima muatan positif sedangkan yang kecil bermuatan negatif.

Titik air pun mempunyai dua lapisan yaitu lapisan sebelah luar bermuatan negatif dan dibawahnya bermuatan positif.

Karena gerakan udara yang naik dalam suatu awan (cumulunimbus) kecepatan naiknya mencapai 30 meter/detik maka terjadilah peleburan yang sangat cepat dari titik-titik hujan.

Titik-titik air terhancurkan oleh gerakan udara yang naik itu (konveksi).

Hancurnya titik air hujan itu menghasilkan listrik guruh.

Aliran udara yang membawa titik-titik kecil dan ringan ke tepi awan yang di atas, sedangkan titik-titik yang besar dan berat turun hingga ke tepi sebelah bawah.

Titik-titik yang bermuatan positif selalu berkumpul di suatu tempat yang berhadapan dengan permukaan bumi sedangkan yang bermuatan negatif berkumpul di atas tepi awan.

Oleh lantaran itu di atas permukaan bumi dengan lapisan awan akan timbul suatu selisih tekanan atau perbedaan tegangan yang sanggup berjumlah jutaan volt.

Perbedaan itu menjadi tidak seimbang dan harus tidak ada perbedaan ketegangan.

Keadaan untuk mencapai keseimbangan di antara muatan listrik yang berkumpul pada awan dan muatan listrik yang berada di permukaan bumi terhalang oleh udara.

Seperti dimaklumi, udara ialah zat penghantar listrik yang buruk, oleh lantaran itu harus dijadikan dulu zat pengatar yang baik.

Hal ini diatur sendiri oleh tegangan, alasannya ialah pada ketika itu juga tegangan itu menimbulkan keadaan ber-ion.

Kaprikornus sehabis udara sanggup menghantarkan listrik, maka sekonyong-konyong terjadi persamaan melalui suatu pita cahaya, yang kecil, halus dan panjang beberapa kilometer yang dinamakan "petir'.

Garis tengah pita pelepasan muatan itu paling lebar 50 cm. Kaprikornus petir tidak lain sebagai jawaban kekuatan listrik yang tertimbun yang disamaratakan lantaran ada perbedaan tekanan.

"Dan di antara tanda- tanda kekuasaan-Nya, Dia mengatakan kepadamu kilat untuk menimbulkan ketakutan dan impian ( QS Ar Ruum: 24).

Terjadinya insiden petir jangan membuat diri kita takut secara berlebihan, contohnya takut mati. Janganlah ".... mirip orang-orang yang ditimpa hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka kemudian menyumbat telinganya dengan anak jarinya disebabkan takut akan mati.

Dan Allah mencakup orang-orang yang kafir (QS Albaqarah: 19).

Larangan menyumbat indera pendengaran dengan anak jari lantaran pernyataan Allah SWT bahwa: "..... guruh itu bertasbih dengan memuji Allah (demikian pula) para malaikat lantaran takut kepada-Nya,...(QS Ar Rad: 13)"

Kaprikornus bukan takut pada halilintarnya tetapi hendaklah takut kepada yang membuat halilintar.

Terlalu takut terhadap petir sanggup melupakan kebesaran nikmat Allah dengan turunya hujan, ".... apakah kau tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman- tumbuhan yang bermacam warnanya (QS Azzumar: 21)".

Suatu hal yang terkadang kurang disyukuri pula oleh insan yaitu naiknya uap air sebagai hasil pemanasan matahari yang berupa air murni: tanpa wangi dan rasa sebagaimana ketika air masih menjadi belahan dari benda-benda di permukaan bumi.

Rasanya tetap tawar walaupun berasal dari lautan yang asin, warnanya jernih walaupun berasal dari air selokan, tidak berbau walaupun menguap dari kotoran yang menjijikkan.

Mahasuci Allah yang telah memisahkan air kotor, asin, dan pahit menjadi uap air yang bersih, suci dan mensucikan.

" ... Maka terangkanlah kepada-Ku perihal air yang kau minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya? Kalau Kami menghendaki pasti Kami jadikan ia asin, maka mengapakah kau tidak bersyukur? (QS Al Waaqi'ah: 68 - 70)

Sumber:
Djakaria, M. Nur. dan Ahmad Yani. 2009. Handout Mata Kuliah Kosmografi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Related : Rizki Yang Turun Dari Langit

0 Komentar untuk "Rizki Yang Turun Dari Langit"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)