Manusia, Tempat, Dan Lingkungan

Manusia tinggal pada suatu ruang tertentu di permukaan  bumi. Masing-masing ruang mempunyai karakteristik sendiri yang berbeda dengan tempat lainnya.

Pernahkah kau membuktikannya? Jika kau pergi ke banyak sekali tempat cobalah perhatikan perbedaannya dengan tempat tinggal kau ketika ini.

Perhatikanlah keadaan alamnya, penduduk dan aktivitasnya, sendi budayanya, dan lain-lain.

Apakah ada perbedaan dengan keadaan di tempat kau tinggal ketika ini?

Masing-masing tempat mempunyai kondisi dan potensinya masing-masing. Tidak ada satu ruang pun yang bisa menyediakan segala kebutuhan penduduknya.

Karena itu, terjadilah saling tukar komoditas antartempat satu dengan tempat lainnya. Interaksi tersebut tidak hanya berupa komoditas, tetapi juga interaksi sosial, budaya, politik dan lain-lain.

Setiap makhluk yang hidup di bumi ini memerlukan ruang untuk melangsungkan kehidupannya. Tanpa adanya ruang, maka insan dan semua makhluk hidup tidak mempunyai tempat untuk hidup.

Ruang ialah tempat di permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian yang digunakan oleh makhluk hidup untuk tinggal.

Ruang tidak hanya sebatas udara yang bersentuhan dengan permukaan bumi (laut, sungai, dan danau) dan di bawah permukaan bumi (air tanah0 hingga kedalaman tertentu.

Ruang juga meliputi lapisan tanah dan batuan hingga pada lapisan tertentu yang menjadi sumber daya bagi kehidupan.

Berbagai organisme atau makhluk hidup juga merupakan potongan dari ruang. Dengan demikian, batas ruang sanggup diartikan sebagai tempat dan unsur-unsur lainnya yang menghipnotis kehodupan di permukaan bumi.

Setiap ruang di permukaan bumi mempunyai ciri khas tertentu yang berbeda antara suatu wilayah dan wilayah lainnya.

Tidak ada satu lokasi pun yang karakteristiknya sama persis antara satu dan lainnya. Karakteristik inilah yang kemudian membuat keterkaitan antarruang di permukaan bumi.

Indonesia sebagai suatu wilayah di permukaan bumi juga mempunyai karakteristik tersendiri yang berbdea dengan wilayah lainnya.

Dengan adanya perbedaan karakteristik ruang di permukaan bumi, maka setiap ruang sanggup mempunyai keterkaitan dengan ruang lainnya.


Berbagai ruang di permukaan bumi mempunyai karakteristik yang khas. Karakteristik yang khas tersebut sanggup berupa tanah, batuan, tumbuhan, dan lain yang berbeda dengan tempat lainnya.

Mungkin saja ada satu atau beberapa komponen dari suatu ruang yang juga ditemukan di tempat lainnya, tetapi akan ada komponen lainnya yang berbeda.

Misalnya, jenis batuan di suatu tempat ditemukan di tempat lainnya tetapi jenis tumbuhannya berbeda.

Perbedaan karakteristik ruang tersebut mengakibatkan adanya interaksi antarsatu ruang dengan lainnya, alasannya ialah setiap ruang membutuhkan ruang lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Contoh, wilayah pegunungan umumnya merupakan penghasil sayuran, sedangkan daerah pesisir menghasilkan ikan laut.

Penduduk daerah pantai membutuhkan sayuran dari daerah pegunungan dan sebaliknya penduduk dari daerah pegunungan membutuhkan ikan dari penduduk daerah pantai. Kedua wilayah kemudian saling berinteraksi melalui acara perdagangan.

Interaksi antarruang sanggup berupa pergerakan orang, barang, informasi dari daerah asal menuju daerah tujuan.

Menurut Bintarto (1987), interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik dan mempunyi imbas terhadap tingkah laku, baik melalui kontak pribadi atau tidak langsung.

Interaksi melalui kontak pribadi terjadi ketika seseorang tiba ke tempat tujuan. Interaksi tidak pribadi terjadi melalui banyak sekali cara contohnya dengan membaca berita, melihat tayangan di televisi dan lain-lain.

Interaksi sanggup terjadi  dalam bentuk perjalanan menuju tempat kerja, migrasi, perjalanan wisata, pemanfaatan kemudahan umum, pengiriman informasi atau modal, perdagangan internasional, dan lain-lain.

Interaksi dalam bentuk pergerakan insan disebut mobilitas penduduk, interaksi melalui perpindahan gagasan dan informasi disebut komunikasi, sedangkan interksi melalui perpindahan barang atau energi disebut transportasi.

Interaksi tersebut terjadi kalau ongkos untuk melaksanakan interaksi antar daerah asal dan tujuan lebih rendah dari laba yang diperoleh.

Contohnya, seorang yang pergi ke tempat kerja alasannya ialah penghasilannya bisa menutupi ongkos yang dikeluarkannya.


Ada beberapa kondisi saling bergantung yang dibutuhkan untuk terjadinya interaksi keruangan yaitu saling melengkapi, kesempatan antara, dan keadaan sanggup diserahkan/dipindahkan.

1. Saling melengkapi
Kondisi saling melengkapi terjadi kalau ada wilayah-wilayah yang berbeda komoditas yang dihasilkannya.

Misalnya, wilayah A merupakan penghasil sayuran, sedangkan wilayah B merupakan penghasil ikan.

Wilayah A membutuhkan ikan, sedangkan wilayah B membutuhkan sayuran. Jika masing-masing mempunyai kelebihan (surplus0, maka wilayah A melaksanakan interaksi dengan wilayah B melalui acara perdanganan atau jual beli.

2. Kesempatan antara
Kesempatan antara merupakan suatu lokasi yang memperlihatkan alternatif lebih baik sebagai tempat asal maupun tempat tujuan.

Jika seseorang akan membeli suatu produk, maka ia akan memperhatikan faktor jarak dan biaya untuk memperoleh produk tersebut.

Contohnya, Wilayah A biasanya membeli ikan ke wilayah B, namun kemudian diketahui ada wilayah C yang juga penghasil ikan.

Karena Wilayah C jaraknya lebih erat dan ongkos transportasinya lebih murah, para pembeli ikan dari wilayah A akan beralih ke wilayah C. Akibatnya, interaksi antara wilayah A dan B melemah.


3. Kemudahan transfer
Pengangkuran barang atau juga orang memerlukan biaya. Biaya untuk terjadinya interaksi tersebut harus lebih rendah dibandingkan dengan laba yang diperoleh.

Jika biaya tersebut telalu tinggi dibandingkan dengan keuntungannya, maka interaksi antar ruang tidak akan terjadi.

Kemudahan transfer dan biaya yang dibutuhkan juga sangat tergantung pada ketersediaan infrastruktur (sarana dan prasarana) yang menghubungkan daerah asal dan tujuan.

Jalan yang rusak dan sulit untuk dicapai akan mengurangi kemungkinan terjadinya interaksi alasannya ialah biaya untuk mencapainya juga akan lebih mahal.

Sebagai contoh, seorang akan menjual sayuran dari wilayah A ke wilayah B namun jalan menuju wilayah B mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa dilalui.

Akibatnya orang tersebut tidak jadi menjual sayuran ke wilayah B.

Lokasi suatu tempat sanggup dilihat pada sebuah peta. Peta ialah citra permukaan bumi pada suatu bidang datar dan diperkecil dengan memakai skala.

Pada peta terdapat sejumlah informasi yang menyertainya. Kalian harus bisa membaca peta semoga sanggup memperoleh banyak sekali informasi yang dibutuhkan.

Bagaimanakah memperoleh informasi pada sebuah peta? Untuk menjawab pertanyaan tersebut perhatikanlah pada pata berikut ini.

Sebuah peta terdiri atas beberapa komponen penyusunnya. Komponen penyusunnya terdiri atas judul peta, orientasi, skala, simbol peta, garis astronomis, inset, legenda, dan sumber peta.

Judul peta memperlihatkan isi suatu peta. Sebagai contoh, judul sebuah peta, "peta penggunaan lahan di Indonesia", maka isi dari peta tersebut ialah sebaran penggunaan lahan yang ada di Indonesia berupa permukiman, hutan, perkebunan, dan lain-lain.


Skala peta memperlihatkan perbandingan antara jarak di peta dengan jarak bantu-membantu di lapangan.

Contoh, sekala sebuah peta ialah 1 : 1.000.000, berarti objek yang jaraknya 1 cm di peta berbanding dengan 1.000.000 cm atau 1 km di lapangan.

Skala peta sanggup dibedakan menjadi skala angka dan skala garis atau grafis.

1. Skala Angka
Skala angka berwujud perbandingan angka, contohnya 1:10.000. Jika tidak disebutkan satuannya di belakang angka tersebut berarti satuan yang digunakan ialah cm, sehingga skala angka tersebut dibada 1 cm peta sama dengan 10.000 cm di lapangan.

2. Skala Garis atau Grafis
Skala garis ialah skala peta yang berbentuk garis dengan ukuran tertentu. Skala grafis biasanya ada dalam kolom legenda.

Jika tumpuan skala grafis tersebut dibentuk skala angkanya, maka skalanya ialah 1:500.000 alasannya ialah 1 cm di peta berbanding 5 km di lapangan.

Satuan dalam kilometer diubah menjadi sentimeter, sehingga 5 km kalau dibuah ke dalam cm menjadi 500.000 cm. Karena itu, skala peta menjadi 1:500.000


Biasanya sebuah peta mempunyai orientasi arah utara. Bentuk orientasi ditunjukkan oleh simbol berbentu panah dengan bentuk yang bervariasi.

Penempatannya pada kolom legenda atau pada potongan yang kosong di muka peta.


Simbol peta ialah tanda khusus pada peta yang mewakili objek yang dipetakan. Tujuan simbol peta ialah untuk memudahkan pengguna peta dalam membaca dan memahami isi peta.

Berdasarkan bentunya, simbol peta sanggup dibedakan menjadi:

1. Simbol Titik
Simbol titik pada peta sanggup bermacam-macam bentuknya. Simbol titik sanggup berupa lingkaran, bujur sangkar, segitiga, dan lainnya.

Lambang ibu kota biasanya deiberi simbol bujur sangkar, gunung api berbentuk segitiga dan ibu kota kabupaten berbentuk lingkaran.

2. Simbol Garis
Simbol garis digambar dalam bermacam-macam bentuk dan ukuran ketebalan. Keterbalan garis sanggup diatur sesuai dengan kaidah perpetaan.

Simbol jalan biasanya berupa garis kontinu (tanpa putus-putus) dengan ketebalan sesuai dengan kelas jalannya.

3. Simbol Warna
Simbol warna digunakan pada peta dengan hukum tertentu. Tidak sembarang warna sanggup digunakan untuk objek-objek tertentu alasannya ialah ada hukum perpetaan.

Misalnya warna perairan (sungai, danau dan laut) diberi warna biru, jalan diberi warna merah, dan lain-lain).

Warna ketinggian dan kedalaman diubahsuaikan dengan objeknya yang memperlihatkan adana perubahan secara teratur dan seterusnya.

Misalnya, kedalaman maritim diberi warna biru dengan tingkat perubahan yang teratur dari biru jelas ke biru gelap.

4. Simbol Area
Objek yang digambar pada peta biasanya berupa ilustrasi dari objek yang ada di lapangan. Simbol area juga mempunyai hukum tertentu dalam pemetaanya.

Misalnya, area berupa sawah digambarkan dalam bentuk polygon tertutup yang didalamnya terdapat simbol tumbuhan padi.


Garis koordinat ialah garis khayal pada peta berupa garis lintang dan garis bujur.

Garis koordinat sangat penting alasannya ialah akan memperlihatkan lokasi pada peta dibanding lokasi lainnya di permukaan bumi serta menggambarkan karakteristik suatu lokasi atau wilayah yang dipetakan.

Sebagai contoh, suatu lokasi yang terletak pada lintang tropis akan mempunyai karakteristik iklim tropis.


Peta inset merupakan peta kecil yang ada pada suatu peta untuk memperlihatkan lokasi daerah yang dipetakan diantara lokasi lainnya yang lebih luas.


Legenda memperlihatkan keterangan semua objek yang ada atau muncul pada muka peta.

Pada legenda inilah seseorang pembaca peta akan mengetahui objek yang ada pada wilayah yang dipetakan.


Sumber peta memperlihatkan orang atau forum yang membuat peta. Dari sumber peta inilah diperoleh informasi untuk pembuat peta, sehingga dinilai kualitas peta yang dihasilkannya.


Secara astronomis, Indonesia terletak antara 6°LU - 11°LS dan 95°BT - 141°BT

Letak geografis Indonesia diantara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Selain itu, Indonesia juga berada diantara dua samudera, yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. 

Wilayah Indonesia terdiri atas daratan seluas 1.922.570 kilometer persegi dan perairan seluas 3.257.483 kilometer persegi.


Hutan Indonesia mencapai 99,6 juta hektar atau 52,4% dari luas wilayah Indonesia.

Luas hutan yang besar tersebut, ketika ini masih sanggup dijumpai di Papua, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Di Jawa luas hutan telah mengalami penurunan alasannya ialah terjadi alih fungsi untuk pertanian dan permukiman penduduk.

Minyak bumi dan gas merupakan sumber energi utama yang ketika ini banyak digunakan untuk keperluan industri, transportasi, dan rumah tangga.

Cadangan minyak bumi Indonesia terus berkurang seiring dengan pengambilan atau eksploitasi yang terus dilakukan.

Diperkirakan dalam waktu 14 tahun ke depan cadangan tersebut akan habis dan Indonesia terpaksa harus mengimpor dari negara lain. Adapun daerah penghasil minyak bumi di Indonesia sebagai berikut:


Cadangan kerikil bara Indonesia hanya 0,5% dari cadangan dunia, namun dilihat dari produksinya merupakan yang ke-6 terbesar di dunia dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton.

Batu bara ialah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur yang menyusunnya terutama ialah karbon, hidrogen, dan oksigen.

Batu bara digunakan sebagai sumber energi untuk banyak sekali keperluan, contohnya untuk pembangkit tenaga listrik, memasak, pembakaran pada industri semen, kerikil kapur, bijih besi, dan indusktri lainya.

Batu bara sanggup dijumpai di Kalimantan Timur (Lembah Sungai Berau dan Samarinda), Sumatera Barat (Ombilindan Sawahlunto), dan Sumatera Selatan (Bukit Asam dan Tanjung Enim).

Indonesia mempunyai potensi bauksit mencapai 1.262.710 ton.

Bauksit ialah sumber bijih utama untuk menghasilkan alumunium. Bauksit dimanfaatkan untuk industri keramik, logam, kimia, dan metalurgi.

Wilayah pertambangan bauksit di Indonesia terdapat di Kepulauan Riau (Pulau Bintang) dan Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan).

Pasir besi dimanfaatkan untuk industri logam dan industri semen.

Aktivitas penambangan pasir besi sanggup ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah), Sumatera, Lombok, Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek (Sulawesi Selatan) dan Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan).

Produksi emas Indonesia tahun 2003 mencapai 141.109 ton.

Tambang emas yang tersebar di Indonesia, antara lain Papua (Freeport Timika), Kalimantan Barat (Sambas), Nangroe Aceh Darussalam (Meulaboh), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow, Minahasa), Riau (Logos), dan Bengkulu (Rejang Lebong).


Laut Indonesia mempunyai angka potensi lestari mencapai 6,4 juta ton per tahun.

Potensi lestari ialah potensi penangkapan ikan yang masih memungkinkan bagi ikan untuk melaksanakan regenerasi hingga jumlah yang ditangkap  tidak mengurangi populasi ikan.

Di Indonesia potongan Barat dengan rata-rata kedalaman maritim 75 meter, jenis ikan yang banyak ditemukan ialah ikan pelagis kecil.

Sedangkan di daerah Indonesia Timur dengan rata-rata kedalaman mencapai 4.000 meter banyak ditemukan ikan pelagis besar ibarat cakalang dan tuna. 

Luas hutan mangrove di Indonesia mencapai sekitar 3 juta hektare yang tersebar di sepanjang 95.000 km pesisir Indonesia.

Hutan mangrove ialah tipe hutan yang digenangi oleh air laut, sedangkan pada ketika air surut, hutan mangrove bebas dari genangan air laut.

Umumnya hutan mangrove berkembang baik pada pantai yang terlindung, muara sungai, atau laguna.

Fungsi ekologis hutan mangrove berupa nilai hemat dari kayu pepohonan dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Biasanya penduduk memanfaatkan kayu sebagai materi kayu bakar atau pembuat arang dan kertas.

Hutan mangrove di indonesia tersebar di Pulau Papua mencapai 3,7 juta ha, Sumatera 417 ribu ha, Kalimantan 165 ribu ha, Sulawesi 53 ribu ha, Jawa 34,4 ribu ha, Bali dan Nusa Tenggara 3,7 ha.

Luas terumbu karang Indonesia mencapai 284,3 ribu km² atau setara dengan 18% dari terumbu karang yang ada di seluruh dunia.

Terumbu karang ialah terumbu (batuan sedimen kapur di laut) yang terbentuk dari koral (binatang yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya). Jika koral membentuk koloni, koral-koral tersebut akan membentuk karang.

Kekayaan terumbu karang Indonesia tidak hanya luasnya, akan tetapi juga keanekaragaman yang terdapat didalamnya, antara lain: 2.500 jenis ikan, 2.500 jenis moluska, 1.500 jenis udang-udangan, dan 590 jenis karang.


Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sebesar 256 juta jiwa.

Jumlah ini menempati urutan keempat di dunia sesudah Cina (1.372 juta jiwa), India (1.314 juta jiwa), dan Amerika Serikat (321 juta jiwa).

Jumlah penduduk yang besar disatu sisi menjadi laba bagi Indonesia dengan jumlah penduduk usia produktif yang berlimpah.

Disi lain menjadi kerugian bila penduduk ini mempunyai kualitas yang rendah dilihat dari pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.

Persebaran penduduk ialah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak.

Beberapa daerah di Indonesia penduduknya masih sangat sedikit, atau masih kekurangan jumlah penduduk. Contohnya di Papua dengan kepadatan penduduk rata-rata 4 jiwa per kilometer persegi.

Sementara Pulau Jawa kepadatan penduduknya mencapai 945 jiwa per kilometer persegi.

Pulau lain di Indonesia, dengan luas berkali lipat dari Pulau Jawa kalau seluruh penduduknya dijumlahkan tidak sanggup mencapai jumlah penduduk yang tinggal di Pulau Jawa.

Kondisi persebaran penduduk yang tidak merata merupakan permasalahan bagi pelaksanaan pembangunan.

Karena itu perlu dilakukan upaya pemerataan penduduk yang seimbang, sehingga seluruh potensi bangsa Indonesia sanggup dikembangkan optimal.

Komposisi penduduk ialah pengelompokkan penduduk menurut usia/umur, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain.

Komposisi penduduk menurut usia dibentuk menurut interval usia tertentu, seperti:
0-5 tahun (usia balita),
6-12 tahun (usia SD),
13-15 tahun (usia SMP),
16-18 tahun (usia SMA),
19-24 tahun (usia perguruan tinggi tinggi),
25-60 tahun (usia dewasa), dan
>60 tahun (usia lanjut).

Komposisi penduduk juga dibentuk menurut usia produktif dan usia nonproduktif, seperti:
0-14 tahun (usia belum produktif)
15-64 tahun(usia produktif)
>65 tahun (usia tidak produktif)

Permasalahan dalam komposisi penduduk ialah apabila jumlah penduduk dibawah 15 tahun dan usia di atas 65 tahun jumlahnya lebih besar dibandingkan usia produktif (15-65 tahun).

Hal tersebut mengakibatkan penduduk usia produktif menanggung hidup seluruh penduduk usia nonproduktif.


Komposisi penduduk menurut jenis kelamin penting untuk mengetahui perbandingan jenis kelamin (sex ratio).

Perbandingan tersebut sanggup digunakan untuk memperkirakan bentuk pemberdayaan penduduk sebagai sumber daya insan sesuai dengan karakteristiknya.


Pertumbuhan penduduk Indonesia termasuk kategori sedang. Pada periode 2010-2014 angka pertumbuhannya mencapai 1,4% per tahun.

Pertumbuhan penduduk ialah keseimbangan dinamis antara kekuatan yang menambah dan kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk.

Ada beberapa faktor yang menghipnotis pertumbuhan penduduk, yakni kelahiran, kematian, dan migrasi.

Kelahiran dan imigrasi (penduduk datang) bersifat menambah, sedangkan simpulan hidup dan emigrasi (penduduk pergi) bersifat mengurangi.

Untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, pemerintah Indonesia melaksanakan acara Keluarga Berencana. Dengan acara ini penduduk Indonesia telah mengalami penurunan dari yang awalnya 2,31% pada periode 1971-1980 menjadi 1,4% pada periode 1990-2000.


Indonesia kaya akan budaya dengan terdapatnya banyak sekali macam rumah akhlak yang tersebar di setiap provinsi di negara kita.

Pakaian akhlak tradisional di Indonesia begitu banyak dan beragam, ini merupakan nilai-nilai budaya Indonesia yang tak ternilai harganya yang seharusnya kita jaga dan lestarikan .

Lihllllll


Secara geologis, Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik.

Lempeng Indo-Australia bertumbukan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara.

Lempeng Pasifik bertumbukan dengan lempeng Eurasia di utara Papua dan Maluku Utara. Tumbukan lempeng tersebut kemudian membentuk rangkaian pegunungan yang sebagaian menjadi gunung api di sepanjang Pulau Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara.

Selain terbentuk pegunungan dan gunung api, tumbukan antarlempeng juga menghasilkan fenomena gempa bumi.

Bentuk muka bumi Indonesia dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi, bukit, gunung, dan pegunungan.  

Indonesia beriklim tropis. Ciri iklim ini ialah suhu udara tinggi sepanjang tahun yaitu sekitar 27°C.

Di daerah iklim tropis tidak ada perbedaan yang jauh antara suhu pada trend hujan dan trend kemarau.




Kelompok Indo-Malayan meliputi daerah Indonesia Barat.

Pulau-pulau yang masuk dalam kelompok ini ialah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Ciri tumbuhan Indo-Malayan, antara lain:
  1. Jenis meranti-merantian sangat banyak
  2. Terdapat banyak sekali jenis rotan
  3. Tidak terdapat hutan kayu putih
  4. Jenis tumbuhan matoa sedikit
  5. Jenis tumbuhan sagu sedikit
  6. Terdapat banyak sekali jenis nangka

Kelompok Indo-Australian meliputi tumbuhan yang ada di daerah Indonesia Timur.

Pulau-pulau yang termasuk dalam daerah ini ialah Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Ciri tumbuhan Indo-Australian, antara lain:
  1. Jenis meranti-merantian hanya sedikit
  2. Tidak terdapat banyak sekali jenis rotan
  3. Terdapat hutan kayu putih
  4. Banyak terdapat tumbuhan sagu
  5. Tidak terdapat jenis nangka



Fauna Indonesia Barat meliputi wilayah Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan.

Mamalia berukuran besar banyak ditemui di wilayah ini ibarat gajah, macan, tapir, rino bercula satu, banteng, kerbau, rusa, babi hutan, orang utan, monyet, bekantan, dan lain-lain.

Di wilayah ini juga ditemui reptil ibarat ular, buaya, tokek, biawak, bunglon, kura-kura, dan trenggiling.

Berbagai jenis burung yang sanggup ditemui diantaranya burung hantu, gagak, jalak, elang, merak, kutilang, dan banyak sekali unggas.

Berbagai macam ikan air tawar ibarat pesut (jenis lumba-lumba di Sungai Mahakam) sanggup ditemui di wilayah ini.

Wilayah fauna Indonesi Tengah disebut pula wilayah fauna Kepulauan Wallace, meliputi Sulawesi, Maluku, Timor, dan Nusa Tenggara serta sejumlah pulau-pulau kecil di sekitar pulau-pulau tersebut.

Fauna yang menghuni wilayah ini antara lain babi rusa, anoa, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, kuda, sapi, monyet saba, tarsius, banteng.

Fauna Indonesia Timur atau disebut tipe australic tersebar di wilayah Papua, Halmahera, dan Kepulauan Aru.

Fauna berupa mamalia yang menghuni wilayah ini antara lain kanguru, beruang, walabi, landak irian (nokdiak), kuskus, pemanjat berkantung (oposum layang), kanguru pohon, dan kelelawar.


Pergerakan orang, barang, dan jasa pada suatu lokasi tertentu akan mengakibatkan pemusatan acara insan pada lokasi tujuan.

Pemusatan acara penduduk tersebut kemudian membentuk daerah perkotaan.

Daerah perkotaan merupakan pusat pertumbuhan suatu wilayah alasannya ialah sebagian besar acara terkonsentrasi di wilayah perkotaan.

Semakin banyak penduduk yang tiba dari suatu kota akan disertai dengan kebutuhan tempat tinggal.

Akibatnya terjadi alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi permukiman, perdagangan, jasa, industri, dan lainya. 

Daerah yang menjadi tujuan pergerakan penduduk akan dihuni oleh mereka yang mempunyai pekerjaan beragam. 

Jenis pekerjaan juga berkembang alasannya ialah adanay kebutuhan akan barang dan jasa yang semakin beragam.

Orientasi pekerjaan berubah dari yang tadinya berorientasi pada sumber daya alam, khususnya petani, menjadi pekerjaan lainnya.

Pembangunan sarana dan prasarana akan semakin meningkat semakin dengan meningkatnya pergerakan orang, barang dan informasi antarwilayah.

Kendaraan, jalan, kemudahan umum, pusat-pusat perdagangan dan lain-lain terus bertambah seiring dengan meingkatnya interaksi keruangan.

Terjadinya interaksi sosial antar anggota masyarakat akan disertai dengan pengaruh, terkait norma dan nilai yang dianut oleh masing-masing individu.

Kelompok masyarakat pendatang dan penduduk orisinil saja mempunyai nilai dan norma yang berbeda-beda.

Perubahan sosial juga menyangkut status sosial dan aspek budaya alasannya ialah penduduk pendatang dan penduduk orisinil sanggup mempunyai budaya yang berbeda.

Interaksi keruangan dalam bentuk pergerakan orang akan mengakibatkan konsentrasi penduduk dalam suatu wilayah.

Penduduk tersebut memilii latar belakang yang berbeda, contohnya agama, status sosial, usia, dan jenis kelamin.

Akibatnya komposisi penduduk berubah dari yang awalnya relatif seragam kemudian menjadi beragam.

Related : Manusia, Tempat, Dan Lingkungan

0 Komentar untuk "Manusia, Tempat, Dan Lingkungan"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)