Admin selesai menyurvey jalan penghubung antara Cibisoro dan Lebak Jero Kab. Bandung. Kalo Cibisoro itu mungkin sobat gres denger ya namun jika Lebak Jero setidaknya sobat sedikit tahu kan, di sana ada stasiun kecil Lebak Jero tempat perhentian satu-satunya kereta Cibatu jurusan Cibatu Purwakarta, kalo lainnya cuma numpang melalui saja. Tapi konon panorama di stasiun ini dikala naik kereta itu sangat-sangat aduhai elok lho. Mimin pun dikala ke sini menyaksikan pemandangannya sungguh mantap deh walau pun pemandangannya gunung, kebon-kebon, pokoknya situasi kampung banget, serasa pulang kampung jadinya.
Mulai start dari jalan utama Bandung Garut, tepatnya di pangkalan ojeg depan pabrik elpiji kampung Margabakti, Nagreg Bandung. Itu tempat bermain mimin dikala masih anabawang dengan teman-teman yang kini entah pada dimana. Lanjut ke Kp. Binabakti, kemudian lurus ke Ds. Bojong. Di Bojong ada 2 jalan, saya ambil lurus saja ke arah Cibisoro, sedangkan jika ke kanan ke Ds. Mekarwangi atau ke daerah warunglahang Kec. Cicalengka. Saya ambil lurus ke Cibisoro, jalanan mulus beraspal walau pun ruas jalan cukup kecil.
Saat menuju sudut jalan ini, saya sudah melalui kebun-kebun dan pabrik sangkar ayam. Nah, jalanan mulai menanjak ke atas di sana banyak pabrik batu-bata kalo perumpamaan sunda namanya Lio. Mimin mendapati masih ada yang melakukan pekerjaan di Lio dikala sore hari. Dan petualangan pun dimulai! Jalanan aspal sudah habis sebab terpengaruhi usia. Saya menapaki jalanan ini dengan berkendara motor. Suasanan sore yang sepi menghasilkan mimin freak juga takut ban bocor atau mesin mati, disini mau minta tolong ke siapa rumah-rumah panggung pun sudah jarang, tempat ini didominasi kebon-kebon warga di perbukitan.
Jalan menanjak, motor yang dikendarai mulai meraung dengan jalan yang dulunta beraspal dan kini menjadi tanah dan berkerikil juga berbatu-batu. Sudah melalui tanjakan kemudian ruas jalan di depan tidak tampak. Jalanan yang dahulu beraspal kini tinggal jalan setapak yang cuma sanggup dilewati oleh motor para petani, kendaraan beroda empat jangan harap sanggup melalui sini. Jalanan sudah berumput liar dan sufah tinggi-tinggi. Saya pun berkendara motor kepayahan dan hampir-hampir jatuh sebab keseimbangan di sini sungguh sangat penting. Dan untuk motor pun kelihatannya tidak layak! Mimin dikala di sini keluar keringat sebab tenaga terkuras demi menegaskan jalan yang elok dari jalan berkerikil dan sebagian sudah ditumbuhi ilalang, oh iya jalan ini juga kelihatannya jalan untuk air yang mengalir dari bukit ke lembah. Jalan di sini cocok untuk motor offroad itu pun sangat-sangat beresiko sebab berbatu besar bercampur kerikil yang menghasilkan terasa licin pada ban yang sanggup menjatuhkan motor jika keseimbangan terganggu.
Tiba di hutan dan kebon kebon, untung saya mendapati seorang petani sedang memetik sesuatu diatas pohon. Saya kesudahannya mengajukan pertanyaan terhadap sang petani dengan bahasa sunda saya sendiri,"Kang, kalo dari sini menuju Lebak Jero masih jauh gak, kang?", "masih jauh namun nanti di depan ada jalan beton kok" jawab sang petani, dan saya pamit dan berterima kasih sebab menolong mimin yang sedang kesulitan. Saya lanjutkan, jalanan kini turun bukit, astaga jalannya bikin saya pengen nangis, jalanan berkerikil dan menurun, rem depan dan belakang saya gunakan sampai-sampai tangan saya kelelahan, jalanan di sini juga cuma jalan setapak yang dulunya jalan tersebut aspal yang sanggup untuk kendaraan kendaraan beroda empat roda 4.
Setelah berkendara berkilo-kilo meter saya mendapatkan jalan yang samping kanan kiri tidak ada ilalang sehingga persepsi ke samping kanan kiri sanggup menyaksikan pemandangan, berbeda dikala sebelumnya di samping kanan kiri cuma panorama ilalang tinggi yang berasa freaky.
Selanjutnya saya menyaksikan dari jauh ada beton, yes kesudahannya saya mendapatkan jalan beton dan jalanan di beton ini menurun full. Lanjut melalui jalur rel kereta dan stasiun Lebak Jero dan pemukiman warga yang sudah ramai di sore hari. Dan kesudahannya keluar dari gang jalan keluar stasiun Lebak Jero.
*mohon maaf untuk foto tidak sempat saking fokus dikala mengendarai motor jadi tidak sempat foto demi keamanan diri (lebay) Sumber https://namakuprince.blogspot.com
Pemandangan (Gn. Mandalawangi) dikala menuju Lebak, jero |
Mulai start dari jalan utama Bandung Garut, tepatnya di pangkalan ojeg depan pabrik elpiji kampung Margabakti, Nagreg Bandung. Itu tempat bermain mimin dikala masih anabawang dengan teman-teman yang kini entah pada dimana. Lanjut ke Kp. Binabakti, kemudian lurus ke Ds. Bojong. Di Bojong ada 2 jalan, saya ambil lurus saja ke arah Cibisoro, sedangkan jika ke kanan ke Ds. Mekarwangi atau ke daerah warunglahang Kec. Cicalengka. Saya ambil lurus ke Cibisoro, jalanan mulus beraspal walau pun ruas jalan cukup kecil.
Saat menuju sudut jalan ini, saya sudah melalui kebun-kebun dan pabrik sangkar ayam. Nah, jalanan mulai menanjak ke atas di sana banyak pabrik batu-bata kalo perumpamaan sunda namanya Lio. Mimin mendapati masih ada yang melakukan pekerjaan di Lio dikala sore hari. Dan petualangan pun dimulai! Jalanan aspal sudah habis sebab terpengaruhi usia. Saya menapaki jalanan ini dengan berkendara motor. Suasanan sore yang sepi menghasilkan mimin freak juga takut ban bocor atau mesin mati, disini mau minta tolong ke siapa rumah-rumah panggung pun sudah jarang, tempat ini didominasi kebon-kebon warga di perbukitan.
Jalan menanjak, motor yang dikendarai mulai meraung dengan jalan yang dulunta beraspal dan kini menjadi tanah dan berkerikil juga berbatu-batu. Sudah melalui tanjakan kemudian ruas jalan di depan tidak tampak. Jalanan yang dahulu beraspal kini tinggal jalan setapak yang cuma sanggup dilewati oleh motor para petani, kendaraan beroda empat jangan harap sanggup melalui sini. Jalanan sudah berumput liar dan sufah tinggi-tinggi. Saya pun berkendara motor kepayahan dan hampir-hampir jatuh sebab keseimbangan di sini sungguh sangat penting. Dan untuk motor pun kelihatannya tidak layak! Mimin dikala di sini keluar keringat sebab tenaga terkuras demi menegaskan jalan yang elok dari jalan berkerikil dan sebagian sudah ditumbuhi ilalang, oh iya jalan ini juga kelihatannya jalan untuk air yang mengalir dari bukit ke lembah. Jalan di sini cocok untuk motor offroad itu pun sangat-sangat beresiko sebab berbatu besar bercampur kerikil yang menghasilkan terasa licin pada ban yang sanggup menjatuhkan motor jika keseimbangan terganggu.
Tiba di hutan dan kebon kebon, untung saya mendapati seorang petani sedang memetik sesuatu diatas pohon. Saya kesudahannya mengajukan pertanyaan terhadap sang petani dengan bahasa sunda saya sendiri,"Kang, kalo dari sini menuju Lebak Jero masih jauh gak, kang?", "masih jauh namun nanti di depan ada jalan beton kok" jawab sang petani, dan saya pamit dan berterima kasih sebab menolong mimin yang sedang kesulitan. Saya lanjutkan, jalanan kini turun bukit, astaga jalannya bikin saya pengen nangis, jalanan berkerikil dan menurun, rem depan dan belakang saya gunakan sampai-sampai tangan saya kelelahan, jalanan di sini juga cuma jalan setapak yang dulunya jalan tersebut aspal yang sanggup untuk kendaraan kendaraan beroda empat roda 4.
Setelah berkendara berkilo-kilo meter saya mendapatkan jalan yang samping kanan kiri tidak ada ilalang sehingga persepsi ke samping kanan kiri sanggup menyaksikan pemandangan, berbeda dikala sebelumnya di samping kanan kiri cuma panorama ilalang tinggi yang berasa freaky.
Selanjutnya saya menyaksikan dari jauh ada beton, yes kesudahannya saya mendapatkan jalan beton dan jalanan di beton ini menurun full. Lanjut melalui jalur rel kereta dan stasiun Lebak Jero dan pemukiman warga yang sudah ramai di sore hari. Dan kesudahannya keluar dari gang jalan keluar stasiun Lebak Jero.
*mohon maaf untuk foto tidak sempat saking fokus dikala mengendarai motor jadi tidak sempat foto demi keamanan diri (lebay) Sumber https://namakuprince.blogspot.com
0 Komentar untuk "Baru Tahu Jalan Cibisoro Lebak Jero Menyerupai Apa"