Pengalaman ini sudah nyaris 6 bulan yang lalu, sebaiknya ditulis ketika lima bulan kemudian donk? Maaf lebih baik telat dari pada tidak sama sekali hehe bisa aja ngelesnya
Si adik dan teman-temannya janjian berlibur di Bandung, mereka tidak menyia-nyiakan piknik bareng teman-temannya. Karena, mereka belum pasti sanggup berjumpa kembali di hari-hari berikutnya. Alasannya mereka mempunyai pekerjaan masing-masing di negaranya, ada yang kuliah dan ada yang
kerja. Kaprikornus ketika ini ketika mereka di Bandung merupakan momen yang langka untuk main bersama.
kerja. Kaprikornus ketika ini ketika mereka di Bandung merupakan momen yang langka untuk main bersama.
Saat sanggup kabar dari adik gotong royong ia dan teman-temannya akan berangkat esok pagi menuju bandara Changi dan KLA. Saya directly memesan tiket Ciremai Ekspres kelas Eksekutif tujuan Stasiun Bandung.
Saat naik kelas Eksekutif disini saya duduk di dingklik 13B kursinya sendirian paling belakang asyik lebih privasi, ketika menuju menuju ke Cikampek posisi dingklik ini tenteram masih ada penyangga untuk kaki, eh ketika di Cikampek dingklik mesti diputar, nah masalahnya ada disini! Saat di balik penyangga bawah untuk kaki tidak ada, jadi duduk dengan kaki menggantung, tidak mengecewakan pegel juga hiks. Kalo tubuh tinggi sih tidak masalah. Tapi tidak apa-apa dari pada ketika saya naik kereta Ciremai kelas bisnis yang sempat jadi tontonan penumpang lain haha. Seru curhatnya ya haha. Viola, Akhirnya saya tiba di Bandung pukul 7 malam dengan selamat.
Saat tiba di Bandung, mereka menanti di Pintu Utara Bandung. Sungguh senangnya saya berjumpa adik dan teman-temannya, soalnya sudah usang tidak pernah berjumpa sejak mereka lulus sekolah Are you sure? ckckck. Mereka merupakan geng yang kompak menurut saya haha.
Kemudian mereka menawarkan kamar untuk saya, sebetulnya mereka menyewa dua kamar namun mereka memperlihatkan satu kamar untuk saya, jadi terharu deh. Saya sebetulnya sanggup tidur dimana saja maklum saya sudah biasa jadi backpacker haha, namun mereka dengan baik hati menawarkan penginapan untuk saya. Kamar tersebut di lantai dua. Hotel itu berjulukan Hotel Kenangan, merupakan hotel bintang tiga, juga bersebelahan dengan gedung pakuan-rumah dinas Gubernur Jawa Barat. Dan berjarak sekitar 100 meter dari pintu utara stasiun Bandung, cukup strategis bukan?.
Saya mendapat kamar single bed yang besar cocok untuk main lompat-lompat kasur keluarga besar yang berisikan suami istri dan anak. Televisi dengan banyak sekali chanel setempat dan mancanegara, saya lebih baik tidur soalnya kecapekan setelah perjalanan. Bila haus di kamar pun sudah ada freezer di dalamnya tersedia satu botol air putih ukuran 1500ml dan satu teh botol, isi dalam freezer tersebut gratis lho yang penting kepraktisan tersebut tidak dibawa keluar hotel ya. Untuk satu kamar tersebut ongkosnya sekitar 400rb kurang.
Kamar mandi terdapat shower air hirau taacuh dan air hangat, namun sayang air yang keluarnya bikin gregetan, air yang keluar sungguh sedikit, apa saya sudah sudah biasa mandi di hutan dengan dengan mata air gunung dan shower bambu yang mengalir deras ke pemandian lazim haha. Tapi beneran kok, air yang keluar sungguh sedikit. Juga tersedia bathtub yang cantik. Nah saya agak takut soal bathtub soalnya suka dengar cerita-cerita atau film horror yang memperlihatkan kejadian-kejadian yang membuat simpulan hayat gegara tersengat listrik atau pun pembunuhan di bathtub. Eh malah curhat film serem ah.
Fasilitas yang lain yakni ada telfon dan sarapan pagi, saya tidak sempat makan pagi alasannya merupakan yang yang lain pada malas tuk makan pagi, kebiasaan mereka jarang sarapan pagi padahal saya ingin tahu masakan apa yang di sediakan pihak hotel (sebenarnya lapar haha)
Pagi sudah tiba, mereka sudah pesan taksi ke pihak hotel, setelah menanti setengah jam kendaraan beroda empat yang kami pesan pun datang. Kami berkemas menilik barang biar tidak ada barang yang tertinggal atau barang hotel yang terbawa. Barang hotel yang terbawa? Haha.
Dalam perjalanan menuju bandara agak sedikit macet, namun sang sopir sudah tahu jalan-jalan tikus menuju bandara, jadi dalam 20 menit kami tiba di Husein. Hitungan argo di taksi sekitar 30ribu sekian namun sang sopir meminta menjadi sekitar 40ribu sekian. Kami eksklusif bayar saja tanpa menanyakan tambahannya untuk apa.
Tiba di Bandara sekitar jam 8 pagi, kami sarapan di sekeliling bandara. Disana banyak foodcourt atau pun fastfood jadi tidak usah khawatir kelaparan. Kebiasaan si adik yang bersungguh-sungguh menenteng buah tangan untuk keluarganya, ia biasa memesan gorengan dan bollen di stan erat tangga menuju bandara. Saat kami makan bareng kami manfaatkan momen itu dengan berbincang-bincang dan bercanda satu sama lainnya.
Penerbangan ke Changi sudah diperkenankan masuk ke ruang tunggu bandara. Terdengar di pengumuman bahwa penerbangan menuju Changi biar bersiap diri. So disini rasa haru muncul, mereka mesti berpisah satu-sama lain. Saya lihat raut wajah si adik telihat tegar sedang yang yang lain terlihat dari raut wajah sarat kesedihan. Saya jadi terharu huhu. Selamat tinggal adik dan kawan-kawan, Sukses senantiasa ya disana. Doa kami menyertai kalian disana! (Oktober 2015)
0 Komentar untuk "Menginap Semalam Di Ingatan"