Desa Perbatasan Jangan Kalah Dengan Negara Tetangga

GampongRT - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar berkomitmen akan serius memperhatikan perbatasann menjadi tempat gres yang tertata dan membuatnya selaku sebagai beranda bangsa Indonesia. Bahkan akan disulap menjadi wilayah yang punya daya saing ekonomi penduduk desa lokal dengan negara tetangga.

“Sejak permulaan aku senantiasa tegaskan bahwa daerah-daerah perbatasan merupakan beranda depan negara, dan bukannya kawasan belakang. Saya akan makin memrioritaskan pembangunan perbatasan di seluruh Indonesia. Desa perbatasan jangan kalah dengan negara tetangga,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa), Marwan Jafar di Jakarta, Senin (21/9).

Agar rencana pembangunan tempat perbatasan negara terlaksana, Menteri Marwan mengatakan, telah melangsungkan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Gubernur dan Bupati di wilayah Perbatasan Kalimantan, selaku titik permulaan dari langkah nyata. Isinya; pembangunan, pengembangan masyarakat, dan kenaikan kemakmuran penduduk yang diselaraskan dengan kepentingan pertahanan dan keselamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dengan kesepahaman itu, pemerintah sentra dan kawasan akan bersinergi untuk memicu perbatasan selaku potongan kemajuan ekonomi kawasan dan juga perekonomian nasional. “Tak cuma itu, pemerintah akan mendorong tempat kawasan perbatasan Negara mempergunakan kesempatan koordinasi pembangunan regional,” ujar Menteri Marwan.

“Pusat dan kawasan perlu saling menolong dan mendorong pengembangan tempat transmigrasi perbatasan. Setiap provinsi, kabupaten atau kota, merupakan sentra kemajuan ekonomi yang mesti mempergunakan potensinya,” ujar Menteri Marwan.Perlu diketahui, pembangunan tempat perbatasan darat di empat provinsi kawasan perbatasan, yaitu: Provinsi Kalimantan Barat dengan Serawak-Malaysia; Provinsi Kalimantan Timur dengan Sabah-Malaysia; Provinsi Papua dengan Papua New Guinea (PNG); dan Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan Timor Leste.

Dalam kebijakan mengurus wilayah perbatasan, Mendes Marwan mengatakan, yang semula condong berorientasi “inward looking”, diubah menjadi “outward looking”. Paradigma outward looking akan diarahkan pada pengembangan wilayah perbatasan selaku beranda depan negara yang berfungsi selaku pintu gerbang semua aktivitas, terutama ekonomi dan jual beli dengan negara tetangga.

“Saya akan mendorong kawasan membuatkan keistimewaan wilayahnya, sebab perlu keseimbangan antar wilayah. Jangan hingga terjadi ketimpangan antar wilayah dan tak boleh ada satu kawasan pun yang tertinggal terlalu jauh dari negara tetangga,” ujar Menteri Marwan.

Dalam penanganan tempat perbatasan, Menteri Marwan mengatakan, perlu disokong janji politik yang memiliki pengaruh dari semua pihak di aneka macam tingkatan pemerintahan dan pada stakeholders, juga master plan yang komprehensif. “Dan alokasi pembiayaan yang khusus selaku stimulan atau perekat aneka macam sumber dana yang ada,” ujarnya.

“Saya berharap biar desa atau tempat pemukiman di wilayah perbatasan, lebih punya taraf hidup yang tidak kalah dengan negara tetangga. Harus lebih maju, sebab di situlah beranda Negara Indonesia,” ujar Menteri Marwan. 

Sumber: kemendesa.go.id
Gambar: Ilustrasi/Ist

Related : Desa Perbatasan Jangan Kalah Dengan Negara Tetangga

0 Komentar untuk "Desa Perbatasan Jangan Kalah Dengan Negara Tetangga"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)