Judul : Cinta dalam Ikhlas
Penulis : Kang Abay
Penerbit : Bunyan
Tahun Terbit : Agustus, 2017
Jumlah Halaman : viii + 369
ISBN : 978-602-291-364-1
Peresensi : Gusti Trisno (Penulis, Blogger, Editor Freelance, dan Guru Bahasa Indonesia Yayasan Pendidikan Nuris)
Bintang Atharisena Firdaus atau yang akrab dipanggil Athar memiliki kebingungan tiada tara. Persoalan cinta benar-benar membelenggunya bahkan sejak ia SMA. Adalah Aurora Cinta Purnama yang memberantakan isi hatinya.
Cinta yang semula dalam diam berubah menjadi pengungkapan yang indah. Cinta pula yang menguatkan Athar untuk berubah ke arah lebih baik. Bahkan, Athar yang awalnya anak band berubah menjadi pemuda alim sekaligus ketua Rohis (Rohani Islam). Sayangnya, satu per satu masalah muncul dialami oleh pemuda yang potensial di berbagai bidang itu. Salah satunya permasalahan keluarga. Sebagai yatim, ia harus menanggung beban yang teramat berat dan itu ia bawa hingga kuliah.
Di bangku kuliah yang penuh perjuangan itu ia benar-benar mandiri. Selama hidup di perantauan (Bandung) Athar harus berjualan untuk mencukupi biaya hidupnya. Ia juga berkenalan dengan Mas Jobs dan Kang Zen yang mengajari ilmu usaha sekaligus mengenal Pak Farhan.
Dan sebagai pemuda yang dideskripsikan dekat dengan agama, Athar ingin sekali nikah muda apalagi ia sudah cukup dewasa dan mandiri. Hanya saja, ia dilanda kebingungan atas pilihan. Apakah dengan Aurora Cinta Purnama (Ara) teman semasa SMA, Tari si perempuan yang selalu mengajak diskusi Athar seputar buku, atau Teh Bila si Anak Pak Farhan yang begitu baik kepada Athar? Jawabannya ada dalam buku ini!
Sejatinya, novel yang ditulis oleh penulis multitalent ini benar-benar ciamik. Novel ini tidak hanya memadukan kata-kata indah, tapi sarat akan perenungan yang mendalam. Tak hanya itu, beberapa keunggulan dalam novel ini pun terpampang nyata. Seperti penjabaran berikut:
Pertama, novel ini mengajarkan kita untuk berusaha menjadi atlet Allah yang tangguh. Seperti kutipan berikut:
“Kamu harus menjaga ibadahmu, teruslah mendekat kepada Allah. Kamu harus kuat. Mama yakin kamu akan berhasil. Tetap yakin dan semangat. Jadilah atlet Allah yang tangguh.” (hlm. 168)
Pesan Mama terhadap Athar benar-benar diimplementasikan dalam kehidupan tokoh. Hal ini tergambar dengan tokoh yang tak pantang menyerah setelah mengalami kegagalan di SPMP, sekaligus kehilangan kesempatan mendapatkan beasiswa. Tetapi, jalan hidup berkata lain setelah Athar ikut tes di Sekolah Bisnis dengan catatan mendapatkan IPK di atas 3,5 setiap semesternya.
Tak hanya itu, sebagai atlet yang tangguh Athar juga menerapkannya dalam usaha berdagang. Hal ini tergambar ketika ia dikejar-kejar satpol PP.
Kedua, membaca novel ini akan benar-benar membuat baper apalagi ditemani oleh trilogi cinta positif yang bisa diunduh di You Tube. Ya, lagu-lagu indah tersebut beberapa kutipannya juga ada dalam novel ini.
Kumerayu kepada Allah yang tahu isi hatiku
Pada malam hening aku selalu mengadu
Tunjukkan kepadaku (hlm. 297)
Kuaktifan radarku mencari sosok yang dinanti
Kuikhlaskan pengharapanku di hati
Siapa dirimu (hlm. 313)
Dan masih banyak lagi.
Ketiga, sebagaimana Hukum Newton III yang mengatakan bahwa aksi sama dengan reaksi. Apa yang kita lakukan akan sesuai dengan apa yang kita dapatkan (hlm. 67). Begitupun yang tergambar dalam novel ini, tak hanya bagi tokoh utama yang mendapatkan balasan kebaikan setelah melakukan kebaikan, tokoh yang lain pun mendapatkan hal yang serupa.
Dari tiga keunggulan tersebut, novel ini juga tidak lepas dari kelemahan. Seperti: pemberian pesan dakwah di novel ini di beberapa bagian yang kurang halus (secara langsung). Hal ini terbukti tokoh Mama yang memberikan nasihat kepada Athar serasa seperti menggurui, seharusnya pesannya lebih halus (secara tidak langsung). Walaupun begitu, kelemahan itu tidak dapat menutupi keunggulan dalam novel ini.
Sebagaimana Dhini Aminarti (Artis dan Pemain Film) yang mengatakan, “Buku ini sangat menginspirasi, apalagi buat anak-anak muda yang sedang jatuh cinta. Sedih, nangis, ketawa ...”, saya pun bersepakat dengan hal tersebut. Makanya buku ini benar-benar bisa dijadikan rekomendasi bagi kamu (pemuda) yang berusaha memperbaiki diri. Termasuk soal pencarian cinta sejati, sebab “...bukan cinta yang memilihmu, tapi Allah yang memilihmu untuk kucintai ...” (hlm. 367).
0 Komentar untuk "Mereguk Nikmat Cinta Positif Melalui Cinta dalam Ikhlas"