Konsep dasar ialah konsep-konsep yang paling penting yang menggambarkan sosok atau struktur ilmu. Konsep dasar ilmu adakalanya diberi sebutan konsep-konsep utama yang menggambarkan esensi ataupun hakikat ilmu itu.
Dalam dunia pengajaran konsep esensial merupakan konsep-konsep penting yang perlu diketahui atau dikuasai para siswa sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebutuhannya (tidak sama untuk SD, SMP, dan SMA).
Jerome S. Bruner ialah jago pendidikan (ahli psikologi kongnitif) yang pertama menyarankan supaya kalau suatu ilmu hendak diajarkan pada murid di sekolah, maka perlu dirumuskan konsep-konsep dasarnya yang paling gampang difahami anak yang menggambarkan struktur ilmu-ilmu yang bersangkutan.
Apa yang dipandang sebagai konsep dasar atau konsep penting yang menggambarkan struktur atau sosok ilmu geografi ternyata tidak selalu sama dirumuskan oleh banyak sekali ahli, walau tidak berbeda jauh.
Apa yang telah dikembangkan atau dirumuskan seseorang menerima penyempurnaan, dikomentari atau dimodifikasi (diubah) lebih lanjut oleh tokoh atau jago yang lain.
Semua dengan maksud untuk menyajikan rumusan konsep dasar yang paling gampang difahami dan benar-benar menggambarkan struktur ilmu atau sosok ilmu geografi.
Edwin N. Thomas mengemukakan pendapatnya ihwal struktur geografi dengan memberi pemfokusan pada pentingnya dasar mengenai fakta geografis. Dari pengertian dasar mengenai fakta geografis selanjutnya sanggup dikembangkan konsep distribusi keruangan.
Kemudian dari konsep distribusi keruangan sanggup lebih lanjut dikembangkan konsep-konsep interaksi keruangan atau asosiasi kewilayahan yang hasilnya lewat sintetis konsep-konsep yang sudah dikuasai sampailah pada pengertian region atau kawasan.
Banyaknya jago yang mengungkapkan konsep esensial ihwal geografi, maka di Indonesia pada tahun 1998 diselenggarakan Seminar dan Lokakarya Ahli Geografi yang bertujuan untuk membentuk sebuah konsep dasar yang mempunyai kegunaan untuk perkembangan ilmu geografi.
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjfzMiEifjmAhXRV30KHRBOBYgQjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.lifewire.com%2Fturn-on-mobile-location-services-4156232&psig=AOvVaw1-a5Mr5C4rle8W8jejFMGg&ust=1578712634883313
Lokasi atau letak dipelajari artinya dan pemakaiannya semenjak di tingkat SD hingga Sekolah Menengan Atas atau bahkan di perguruan tinggi tinggi (hingga muncul teori-teori ihwal lokasi), dengan kompleksitas atau kekhususan makna yang berbeda pada jenjang sekolah yang berlainan
Konsep lokasi dibagi menjadi dua, yaitu lokasi adikara dan lokasi relatif.
LOKASI ABSOLUT
Lokasi adikara merupakan letak yang bersifat tetap, yaitu menurut garis lintang dan garis bujur. Lokasi adikara menyampaikan letak yang tertap terhadap sistem grid atau kisi-kisi atau kordinat.
Untuk penentuan lokasi adikara di muka bumi digunakan sistem koordinat garis lintang dan garis bujur yang telah disepakati bersama dan derajatnya dihitung dari garis ekuator (untuk garis lintang) dan garis meridian yang melalui kota Greenwich (meridian nol) untuk garis bujur.
Mengingat untuk penentuan lokasi adikara tempat-tempat di muka bumi telah digunakan cara-cara yang menggunakan pengetahuan astronomi (dengan membandingkan letak kedudukan benda langit dilihat dari tempat yang berlainan di bumi) maka letak adikara disebut juga letak astronomis.
Letak adikara bersifat tetap, tidak berubah-ubah, meskipun kondisi tempat yang bersangkutan terhadap sekitarnya mungkin berubah.
Misalnya, suatu titik atau tempat di Bumi yang lokasinya 2°LS dan 134°BT (ada di daratan Irian). Tidak ada tempat lain di Bumi yang menyampaikan lokasi yang sama dengan tempat itu.
Lokasi adikara juga tidak akan berubah selagi koordinat atau sistem kisi yang kita pakai masih berpangkal pada garis ekuator dan meridian Greenwich.
Makara tidak menjadi soal apakah kondisi tempat itu kini masih berupa tempat di tengah hutan atau nantinya berupa tempat permukiman yang penting artinya.
LOKASI RELATIF
Lokasi relatif menyampaikan letak menurut kondisi daerah sekitarnya.
Lokasi relatif lebih penting artinya dan lebih banyak dikaji dalam geografi secara lazim juga disebut letak geografis (walau ada juga yang menggunakan sebutan letak geografis untuk letak yang dinyatakan dengan garis lintang dan garis bujur).
Arti lokasi ini berubah-ubah bertalian dengan keadaan daerah sekitarnya.
Sebagai referensi tempat yang mempunyai fakta lokasi 2°LS dan 134°BT, yang kini berupa tempat di hutan daerah pegunungan yang berada di belahan tanah genting di belahan Kepala Burung Pulau Irian.
Tempat itu kini tak mempunyai arti penting bagi kehidupan.
Tetapi seandainya suatu dikala kelak di lokasi tempat itu diusahakan tembang kerikil bara atau tambang emas dan di belahan tanah genting itu kemudian dibentuk terusan, maka tempat itu kemudian mempunyai arti lokasi yang amat penting atau strategis.
Demikian pula dalam artinya dengan upaya penguasaan, pengembangan atau pengelolaan wilayah sekitarnya.
Dalam kaitannya dengan kepentingan politik, pertahanan atau perekonomian lokasi yang demikian disebut juga sebagai posisi yang strategis.
Lokasi yang berkaitan dengan keadaan di sekitarnya sanggup memberi arti yang sangat menguntungkan atau juga merugikan.
Lokasi di dekat atau di tepi jalan raya sanggup mengakibatkan harga tanah menjadi sangat mahal, tetapi sekaligus juga kurang disenangi bagi keperluan tempat tinggal golongan orang tertentu mengingat bisingnya dan juga polusi asap kendaraan bermotor.
Lokasi sektitar pabrik-pabrik yang mengeluarkan bunyi bising dan materi polusi tidak menguntungkan sebagai tempat tinggal tetapi untuk pertimbangan ekonomi (dekat dengan tempat bekerja) mungkin tempat itu mengakibatkan juga pilihan tempat permukiman bagi para pekerja pabrik yang berpenghasilan rendah.
Konsep ini mengkaji jarak antara suatu tempat dengan tempat lain. Jarak sebagai konsep geografi mempunyai arti penting bagi kehidupan sosial, ekonomi maupun juga kepentingan pertahanan.
Jarak sanggup merupakan faktor pembatas yang bersifat alami, sealipun arti pentingnya juga bersifat relatif sejalan dengan kemajuan kehidupan dan teknologi.
Jarak berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan atau keperluan pokok (air, tanah subur, sentra pelayanan), pengangkutan barang dan penumpang.
Oleh lantaran itu jarak tidak hanya dinyatakan dengan ukuran jarak lurus di udara yang gampang diukur pada peta (dengan memperhatikan skala peta), tetapi sanggup pula dinyatakan sebagai jarak tempuh baik yang berkaitan dengan waktu perjalanan yang diharapkan mapun satuan biaya angkutan.
Sejalan dengan kemajuan teknologi dan upaya efisiensi, jarak tempuh maupun biaya angkutan antara dua tempat yang berjauhan berubah dari waktu ke waktu.
Jarak yang semula sanggup ditempuh berhari-hari dengan berjalan kaki, kemudian sanggup ditempuh dalam beberapa jam dengan kendaraan bermotor atau kereta api, dan selanjutnya cukup ditempuh dalam bilangan menit dengan menggunakan kapal terbang.
Jarak sebagai pemisah antara dua tempat juga berubah sejalan dengan kemajuan sarana komunikasi di samping sarana angkutan.
Itulah sebabnya, kini orang sanggup menyampaikan bahwa dunia menjadi makin kecil dan jarak menjadi makin dekat, lantaran dengan teknologi komunikasi mutakhir orang sanggup dengan gampang berbicara dengan orang lain atau melihat kejadian yang terjadi di benua lain dalam waktu yang sesaat (lewat telepon sambungan pribadi internasional atau melalui siaran televisi yang dipancarkan lewat satelit).
Namun bagi banyak orang, khususnya bagi yang belum bisa menjangkau atau menggunakan sarana telekomunikasi atau sarana angkutan modern yang biayanya mahal, jarak tetap merupakan faktor penghambat atau pemisah.
Sedang dalam kaitannya dengan perekonomian, jarak tetap merupakan faktor pembatas, sehingga dikembangkan orang rumusan teori atau model-model yang bertalian dengan jarak angkut, nilai sewa tanah, zonifikasi tata guna lahan, dan sebagainya.
Jarak kuat pada harga dan juga nilai sewa atau harga tanah.
Jarak pada peta melalui garis lengkung atau berkelok-kelok sanggup diukur dengan alat yang disebut kurvimeter, yang sanggup menyampaikan jarak pada peta dengan skala-skala tertentu.
Konsep jarak dibedakan menjadi dua, yaitu jarak adikara dan jarak relatif.
a. Jarak Absolut
Jarak adikara diukur menggunakan satuan panjang
b. Jarak Relatif
Jarak relatif diukur dengan mempertimbangkan rute, waktu, atau biaya.
Jarak sanggup merupakan faktor pembatas yang bersifat alami, sealipun arti pentingnya juga bersifat relatif sejalan dengan kemajuan kehidupan dan teknologi.
Jarak berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan atau keperluan pokok (air, tanah subur, sentra pelayanan), pengangkutan barang dan penumpang.
Oleh lantaran itu jarak tidak hanya dinyatakan dengan ukuran jarak lurus di udara yang gampang diukur pada peta (dengan memperhatikan skala peta), tetapi sanggup pula dinyatakan sebagai jarak tempuh baik yang berkaitan dengan waktu perjalanan yang diharapkan mapun satuan biaya angkutan.
Sejalan dengan kemajuan teknologi dan upaya efisiensi, jarak tempuh maupun biaya angkutan antara dua tempat yang berjauhan berubah dari waktu ke waktu.
Jarak yang semula sanggup ditempuh berhari-hari dengan berjalan kaki, kemudian sanggup ditempuh dalam beberapa jam dengan kendaraan bermotor atau kereta api, dan selanjutnya cukup ditempuh dalam bilangan menit dengan menggunakan kapal terbang.
Jarak sebagai pemisah antara dua tempat juga berubah sejalan dengan kemajuan sarana komunikasi di samping sarana angkutan.
Itulah sebabnya, kini orang sanggup menyampaikan bahwa dunia menjadi makin kecil dan jarak menjadi makin dekat, lantaran dengan teknologi komunikasi mutakhir orang sanggup dengan gampang berbicara dengan orang lain atau melihat kejadian yang terjadi di benua lain dalam waktu yang sesaat (lewat telepon sambungan pribadi internasional atau melalui siaran televisi yang dipancarkan lewat satelit).
Namun bagi banyak orang, khususnya bagi yang belum bisa menjangkau atau menggunakan sarana telekomunikasi atau sarana angkutan modern yang biayanya mahal, jarak tetap merupakan faktor penghambat atau pemisah.
Sedang dalam kaitannya dengan perekonomian, jarak tetap merupakan faktor pembatas, sehingga dikembangkan orang rumusan teori atau model-model yang bertalian dengan jarak angkut, nilai sewa tanah, zonifikasi tata guna lahan, dan sebagainya.
Jarak kuat pada harga dan juga nilai sewa atau harga tanah.
Jarak pada peta melalui garis lengkung atau berkelok-kelok sanggup diukur dengan alat yang disebut kurvimeter, yang sanggup menyampaikan jarak pada peta dengan skala-skala tertentu.
Konsep jarak dibedakan menjadi dua, yaitu jarak adikara dan jarak relatif.
a. Jarak Absolut
Jarak adikara diukur menggunakan satuan panjang
b. Jarak Relatif
Jarak relatif diukur dengan mempertimbangkan rute, waktu, atau biaya.
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwja8M3XifjmAhUUXn0KHU5XASMQjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.cnnindonesia.com%2Fnasional%2F20190615152636-25-403543%2Fmenembus-daerah-terisolir-banjir-konawe-utara&psig=AOvVaw2k8yy8kSGcZpQihP-z5BkL&ust=1578712798564700
Sebaliknya jarak yang dekat, tetapi kondisi sarana prasarana transportasi kurang memadai menyampaikan aksesbilitas wilayah rendah
Aksesbilitas sanggup pula dipengaruhi oleh faktor budaya di suatu tempat.
Faktor susila istiadat dan perilaku masyarakat setempat yang sulit untuk mendapatkan efek dari luar, akan sanggup mengakibatkan suatu tempat sulit dijangkau.
Suharyono (1994) dalam bukunya yang berjudul "Filsafat Geografi" menjelaskan bahwa:
"Keterjangkauan tidak selalu berkait dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang sanggup dipakai.
Suatu tempat sanggup dikatakan dalam keadaan terasing atau terisolasi kalau tempat itu sukar dijangkau (dengan sarana komunikasi atau angkutan) dari tempat-tempat lain, meski tempat tersebut relatif tidak jauh dari tempat-tempat lain itu
Rintangan medan berupa adanya rangkaian pegunungan tinggi, hutan lebat, dan rawa-rawa atau gurun pasir yang luas merupakan referensi penyebab suatu tempat kurang sanggup dijangkau dari tempat-tempat lain.
Faktor sosial yang berupa bahasa, susila istiadat serta perilaku penduduk yang berlainan (mencurigai setiap orang abnormal sebagai musuh) sanggup pula mengakibatkan faktor penyebab keterjangkauan suatu tempat."
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjlofKuivjmAhWOc30KHWwiAb0QjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.reddit.com%2Fr%2Feurope%2Fcomments%2F7y1kff%2Fcharlottenburg_circular_village%2F&psig=AOvVaw3g4qzxu39XBO_etZ7mu25K&ust=1578712984672073
Fenomena sosial budaya, contohnya permukiman, persebaran penduduk, pendapatan, mata pencaharian, jenis rumah, tempat tinggal dan sebaginya.
Geografi mempelajari pola-pola bentuk dan persebaran fenomena, memahami makna atau artinya, serta berupaya untuk memanfaatkannya dan di mana mungkin juga mengintervensi atau memodifikasi pola-pola guna mendapatkan manfaat yang lebih besar.
Sebagai contoh, orang berladang dan menggembalakan ternak di daerah yang hujannya kurang dan bersawah di daerah yang cukup air.
Di tempat yang sudah maju orang menciptakan terusan-terusan untuk lebih memanfaatkan sungai-sungai yang ada sebagai angkutan air.
Dengan mengingat adanya aliran sungai, tanah yang subur, tanah datar yang terbatas, ada pola-pola permukiman yang memanjang (sepanjang tepi sungai), meggerombol, menyebar, dan terpencar tidak merata.
Pada daerah perkotaan yang dibangun secara terpola orang menciptakan daerah permukiman dengan pola sedemikian rupa untuk memudahkan setiap penduduk mencapai pasar/tempat berbelanja, pergi ke kantor, pergi ke sekolah dan sebagainya dengan gampang serta mewujudkan kehidupan sehari-hari yang nyaman dan akrab.
Sebaliknya, dalam keadaan serba keterbatasan segolongan orang tinggal pada rumah yang saling berimpitan tanpa disertai adanya kemudahan pelayanan umum yang cukup memadai.
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwi1nNz2ivjmAhUaXisKHdBoCCIQjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.blendernation.com%2F2016%2F09%2F03%2Fowen-powell-maps-terrain-models%2F&psig=AOvVaw3DIAiDTMxpGYVgGnlWXCYe&ust=1578713109400877
Morfologi menggambarakan perwujudan daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah (secara geologi) yang lazimnya disertai abrasi dan sedimentasi hingga ada yang berbentuk pulau-pulau, daratan luas yang berpegunungan dengan lereng-lereng, lembah-lembah dan dataran aluvial.
Morfologi juga menyangkut bentuk lahan yang terkait dengan abrasi dan pengendapan, penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan air serta jenis vegetasi yang dominan.
Bentuk dataran ataupun plato (dengan kemiringan tak lebih dari 5 derajat) merupakan perwujudan wilayah yang gampang digunakan sebagai daerah permukiman dan perjuangan pertanian serta usaha-usaha perekonomian lainnya.
Jika diperhatikan peta persebaran penduduk di Asia ternyata penduduk yang padat terpusat terutama di lembah-lembah sungai besar dan tanah-tanah datar yang subur.
Sedang wilayah yang penuh dengan pegunungan atau dengan lereng-lereng yang terjal yang mempunyai keterjangkauan sangat terbatas lazimnya merupakan wilayah yang jarang penduduknya atau bahkan tidak didiami manusia.
Bentuk pulau dengan garis-garis pantai yang panjang memberi arti yang khusus mengingat nilai maritimitas (rasio panjang pantai dengan luas daratan) yang tinggi.
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwiw-KyUjPjmAhXRV30KHRBOBYgQjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.knic.co.id%2Fid%2Fstrategi-dalam-menjual-tanah-industri&psig=AOvVaw3eJ2IJ8U2Y0IUG89FE7FzL&ust=1578713416935308
Aglomerasi merupakan kecenderungan yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit yang paling menguntungkan baik mengingat kesejenisan tanda-tanda maupun adanya faktor-faktor umum yang menguntungkan.
Pada masyarakat kota cenderung tinggal mengelompok pada tingakt yang sejenis sehingga timbul daerah permukiman elit, daerah tempat tinggal para pedagang, daerah permukiman kompleks perumnas, yang kebanyakan penghuninya pegawai negeri serta ada juga daerah permukiman kumuh.
Sedang pada masyarakat pedesaan yang masih agraris penduduk cenderung menggerombol di tanah datar yang subur dan membentuk perdukuhan atau pedesaan; makin subur tanahnya dan makin luas dataran makin besar desa dan jumlah penduduknya.
Sebaliknya, makin terbatas tanah datar dan juga kurang subur, gerombolan dukuh atau desa makin kecil dan makin terpencar letaknya.
Salah satu laba yang didapatkan dengan adanya aglomerasi penduduk yang padat ialah dimungkikannya pengembangan sistem ekonomi aglomerasi yang memanfaatkan jumlah penduduk yang besar sebagai daerah pemasaran/pelayanan namun hanya mencakup wilayah yang sempit.
Ini berarti memungkinkan efisiensi yang tinggi dalam produksi, pengangkutan barang maupun pemasangan atau pengadaan sarana-sarana untuk pelayanan umum.
Ekonomi aglomerasi itu sendiri artinya penghematan akhir menurunnya biaya rata-rata produksi atau pemeberian jasa, dan sanggup terjadi melalui ekonomi skala atau ekonomi skala internal (penghematan akhir meningkatnya skala operasi), ekonomi lokaslisasi atau ekonmi skala eksternal (penghematan akhir menurunnya biaya rata-rata produksi per unit lantaran kedekatan lokasi atau kesamaan dalam melaksanakan kegiatan), ekonomi transfer (penghematan lantaran biaya pengangkutan yang relatif murah), dan ekonomi urbanisasi (penghematan lantaran aglomerasi industri di wilayah perkotaan yang besar).
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwj12fbKjPjmAhUnILcAHfcaDZwQjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F%2Fmytrip123.com%2Fpantai-bondo-jepara%2F&psig=AOvVaw3OIsg8xGwNq0rWTqHe9tj6&ust=1578713592055955
Daerah panai berpasir yang landai dengan perairan jernih belum tentu mempunyai nilai kegunaan yang demikian besar bagi penduduk setempat kalau mereka berorientasi kehidupan pada pemanfaatan sumber-sumber di daratan secara bersahaja dan banyak jalan darat sanggup ditempuh dengan mudah.
Sebaliknya bagi masyarakat kota yang hidupnya berkecukupan dan penduduknya demikian padat daerah pantai yang demikian bagi sebagain orang mungkin mempunyai nila kegunaan yang demikian tinggi sebagai tempat rekreasi dan pariwisata, sementara penduduk yang lain menentukan pergi ke daerah pegunungan yang berhawa sejuk sebagai tempat rekreasinya.
Demikian pula halnya dengan daerah dataran banjir yang bagi orang-orang yang lebih maju merupakan daerah rawan dan tidak mempunyai kegunaan sebagai tempat tinggal, sebaliknya bagi masyarakat tertentu yang bebuyutan telah tinggal di daerah itu merupakan pilihan tempat tinggal yang cukup menyenangkan, walau harus disertai dengan banyak sekali pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi kerawanan banjir dan memanfaatkan daerah itu.
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiPoM-cjfjmAhVIH7cAHacdBj8QjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FTruk&psig=AOvVaw24wWwF4kRtSN6bQb7YWURq&ust=1578713738655978
Setiap tempat membuatkan potensi sumber dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan apa yang ada di tempat yang lain.
Oleh lantaran itu senantiasa terjadi interaksi atau bahkan interdependensi antara tempat yang satu dengan tempat atau wilayah lain.
Daerah pedesaan menghasilkan pangan dan produk-produk lain yang juga dibutuhkan oleh penduduk perkotaan.
Sebaliknya kota menghasilkan barang industri, jasa dan info yang juga diharapkan oleh tempat pedesaan.
Maka terjadilah interaksi berupa pengangkutan barang produk pertanian dari desa ke kota dan sebaliknya kota menyediakan transportasi , mengirimkan produk industri atau materi olahan ke pedesaan, disamping juga banyak sekali info dan mungkit juga menyangkut jasa kredit bank.
Interaksi juga terjadi antara kota yang satu dengan kota yang lain baik dalam bentuk pertukaran barang dan jasa ataupun perpindahan penduduk.
Interaksi keruangan bahkan juga terjadi antara unsur atau fenomena setempat, baik antara fenomena alam ataupun fenomena kehidupan.
Interaksi antara endapan pasir yang diangkut air sungai dengan hempasan gelombang (ombak) oleh dorongan angin di tengah bahari menghasilkan keadaan garis batas antara air dan daratan dengan pasir di dasarnya senantiasa bergerak berubah-ubah bentuk ataupun posisinya.
Dalam bertani orang memperoleh hasil materi makanan dari lahan yang ditanam tetapi sekaligus juga mengurangi kesuburan tanah untuk kemudian dengan mengembalikan kesuburan lewat pemupukan.
Setiap tempat atau wilayah terwujud sebagai hasil integrasi banyak sekali unsur atau fenomena lingkungan baik yang bersifat alam atau kehidupan
Integrasi fenomena mengakibatkan suatu tempat atau wilayah mempunyai corak individualis tersendiri sebagai suatu region yang berbeda dari tempat atau wilayah yang lain.
Unsur atau fenomena lingkungan bersifat dinamis (dalam keadaan berubah) dan interaksi atau integrasinya juga menghasilkan karakteristik yang berubah dari waktu ke waktu.
Wilayah pedesaan dengan corak khas adanya persawahan, kehidupan pertani yang masih tradisional serta banyak sekali macam ragam tumbuhan pekarangan akan menyampaikan perbedaan areal dengan wilayah perkotaan, walau kedua-duanya sama-sama terus mengalami perubahan.
Bahkan perbedaan juga terdapat antara desa satu dengan yang lain, lantaran fenomena atau unsur yang mewujudkannya tidak sama betul.
Fenomena yang berbeda dari satu tempat dengan tempat lain menyangkut contohnya : jarak yang dekat sedang atau jauh dari jalan; perumahan yang padat, sedang atau jarang; harga tanah (rumah)yang murah, sedang, atau mahal; pendapatan penduduk yang tinggi, sedang, atau rendah dan sebagainya, di samping fenomena-fenomena lingkungan alam yang tentunya juga tidak sama betul.
Diferensiasi area inilah yang antara lain juga mendorong terjadinya interaksi antara tempat (desa) yang satu dengan yang lain, yakni dalam bentuk mobilitas penduduk dan pertukaran barang atau jasa-jasa (buruh tani, penyewaan alat pertanian, dan sebagainya).
Integrasi fenomena mengakibatkan suatu tempat atau wilayah mempunyai corak individualis tersendiri sebagai suatu region yang berbeda dari tempat atau wilayah yang lain.
Unsur atau fenomena lingkungan bersifat dinamis (dalam keadaan berubah) dan interaksi atau integrasinya juga menghasilkan karakteristik yang berubah dari waktu ke waktu.
Wilayah pedesaan dengan corak khas adanya persawahan, kehidupan pertani yang masih tradisional serta banyak sekali macam ragam tumbuhan pekarangan akan menyampaikan perbedaan areal dengan wilayah perkotaan, walau kedua-duanya sama-sama terus mengalami perubahan.
Bahkan perbedaan juga terdapat antara desa satu dengan yang lain, lantaran fenomena atau unsur yang mewujudkannya tidak sama betul.
Fenomena yang berbeda dari satu tempat dengan tempat lain menyangkut contohnya : jarak yang dekat sedang atau jauh dari jalan; perumahan yang padat, sedang atau jarang; harga tanah (rumah)yang murah, sedang, atau mahal; pendapatan penduduk yang tinggi, sedang, atau rendah dan sebagainya, di samping fenomena-fenomena lingkungan alam yang tentunya juga tidak sama betul.
Diferensiasi area inilah yang antara lain juga mendorong terjadinya interaksi antara tempat (desa) yang satu dengan yang lain, yakni dalam bentuk mobilitas penduduk dan pertukaran barang atau jasa-jasa (buruh tani, penyewaan alat pertanian, dan sebagainya).
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjCs96TjvjmAhVHfX0KHSVMCMoQjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F%2Fekonomi.bisnis.com%2Fread%2F20190824%2F99%2F1140514%2Faudit-bpk-rapor-merah-korporasi-sawit&psig=AOvVaw20CpBGExAPqZSxM7Or3Uo6&ust=1578713974171749
Dengan kata lain konsep ini menggambarkan relasi antara persebaran tanda-tanda geografi di suatu tempat dengan tanda-tanda lain.
Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan menyampaikan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di satu tempat atau ruang, baik yang menyangkut fenomena alam, tumbuhan, atau kehidupan sosial.
Kovariasi ini juga mewujudkan suatu 'region; yang bersifat formal, tidak menyerupai halnya 'region' fungsional yang terwujud dari integrasi fenomena yang saling berinteraksi.
Sebagai referensi keterkaitan keruangan contohnya kemiringan lereng dengan tebal tanah, makin terjal lerengnya tentunya akan disertai dengan fenomena makin tipisnya tanah, lantaran di lereng yang terjal abrasi terjai lebih intensif.
Zona lereng tertentu dengan ketebalan tanah tertentu mewujudkan 'region' tersendiri, walaupun dengan skala mikro dan unsur-unsur yang terbatas jumlah atau jenisnya (lereng, tanah, kandungan air, jenis vegetasi).
Contoh lain tumbuhnya alang-alang di tanah terbuka yang mendapatkan sinar matahar dan tidak ditanami, sebaliknya tumbuhnya lumut di pohon-pohon atau tempat yang teduh dan lembap.
Daerah gurun merupakan perwujudan kovariasi fenomena antara kekeringan (keadaan iklim), kelangkaan vegetasi (vegetasinya jenis tertentu), kehidupan fauna khas daerah gurun dan pelapukan batuan lepas yang lebih secara umum dikuasai daripada adanya tanah.
Dalam hal fenomena hasil budaya, beradanya bersama d suatu tempat (ruang) sejumlah gedung, bermacam peralatan (mebeler, instrumen, media) dan peralatan dari sifat keterkaitan keruangan akan sanggup mewujudkan suatu 'formal region' yang berupa kompleksitas bangunan gedung yang berbeda dengan yang ada di tempat atau ruang lain.
Namun kalau jika ketahui juga adanya atau saling efek satu dengan yang lain, maka apa yang kita ketahui bukan hanya kompleks gedung-gedung penting yang berupa ''formal region'.
Pengertian kampus fakultas keolahragaan, fakultas teknik, fakultas mipa, kompleksitas manajemen universitas, yang tempatnya terpisah masing-masing mewujudkan functional region tersendiri.
Secara keseluruhan semuanya itu mewujudkan suatu universitas atau institut teknologi, yang juga merupakan sebuah 'fungtional region' pada hierarki yang lebih tinggi.
Dalam fenomena keadaan alam sanggup dicontohkan adanya aneka macam tumbuhan dan kehidupan maupun unsur-unsur abiotik di suatu tempat pada ketinggian tertentu sebagai 'formal region' mungkin kita kenal sebagai daerah hutan.
Tapi kalau kita perhatikan lebih lanjut adanya interaksi antara unsur-unsur dalam ruang itu (atau juga ruang/tempat lain) dapatlah kita hingga pada pengertian "functional region' yang berwujud hutan cadangan hidrologisnya.
Sumber
Gambar
- Suharyono dan Moch. Amien. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Gambar
- https://weheartit.com/entry/57932718
0 Komentar untuk "10 Konsep Geografi Beserta Misalnya Lengkap!"