Semboyan Bhineka Tunggal Ika mulai menjadi pembicaraan terbatas antara Muhammad Yamin, Soekarno, I Gusti Bagus Sugriwa dalam sidang-sidang BPUPKI.
Moh. Hatta sendiri menyampaikan bahwa Bhineka Tunggal Ika yaitu ciptaan Bung Karno sehabis Indonesia merdeka.
Setelah beberapa tahun kemudian ketika merancang Lambang Negara Republik Indonesia dalam bentuk Garuda Pancasila, dimasukkan ke dalamnya.
Lambang Garuda Pancasila dipakai dalam Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat yang dipimpin oleh Bung Hatta pada 11 Februari 1950 menurut rancangan yang dibentuk oleh Sultan Hamid II (1913-1978).
Bhineka Tunggal Ika ini dijadikan semboyan Negara menurut usul Muh. Yamin, di mana ketika BPUPKI antara Meli-Juni 1945, Muh.Yamin menyebut-nyebut ungkapan Bhineka TUnggal Ika itu sendirian, I Gusti Bagus Sugriwa (temannya dari Bandung) menyambut sambungan ungkapan itu dengan "tan hanna dharma mangrwa".
Bhinneka Tunggal Ika yaitu semboyan yang merupakan komitmen bangsa yang ditetapkan dalam UUD-nya.
Oleh lantaran itu, untuk sanggup dijadikan teladan secara sempurna dalam hidup berbangsa dan bernegara, makna Bhinneka Tunggal Ika perlu dipahami secara sempurna dan benar untuk selanjutnya dipahami cara untuk mengimplementasikan secara sempurna dan benar pula.
Dalam menerapkan Bhinneka Tunggal Ika di kehidupan bangsa Indonesia, perlu mengacu pada prinsip yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mengutamakan kepentingan Bangsa, buka kepentingan individu.
Berikut isi dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945:
Oleh lantaran itu, untuk sanggup dijadikan teladan secara sempurna dalam hidup berbangsa dan bernegara, makna Bhinneka Tunggal Ika perlu dipahami secara sempurna dan benar untuk selanjutnya dipahami cara untuk mengimplementasikan secara sempurna dan benar pula.
Dalam menerapkan Bhinneka Tunggal Ika di kehidupan bangsa Indonesia, perlu mengacu pada prinsip yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mengutamakan kepentingan Bangsa, buka kepentingan individu.
Berikut isi dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945:
- Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa
- Kemerdekaan yang dinyatakan oleh bangsa Indonesia supaya rakyat sanggup berkehidupan kebangsaan yang bebas
- Salah satu misi negara Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
- Salah satu dasar negara Indonesia yaitu Persatuan Indonesia yang merupakan wawasan kebangsaan.
- Ingin diwujudkan dengan berdirinya negara Indonesia yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dari isi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut, terperinci bahwa prinsip kebangsaan mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
Istilah Individu atau konsep individualisme tidak terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan kata lain, Bhinneka Tunggal Ika yang diterapkan di Indonesia tidak berdasar pada individualisme dan liberalisme.
Dengan kata lain, Bhinneka Tunggal Ika yang diterapkan di Indonesia tidak berdasar pada individualisme dan liberalisme.
Dalam Konstitusi RIS dan UUDS 1950, Pasal 3 Ayat (3) menentukan perlunya ditetapkan lambang negara oleh pemerintah.
Sebagai tindak lanjut dari pasal tersebut, terbit Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951 ihwal Lambang Negara.
Baru sehabis diadakan amandemen Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pasal 36A menyebutkan bahwa lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951 menyebutkan lambang negara terdiri atas tiga bagian, yaitu:
Bhinneka Tunggal Ika tidak sanggup dipisahkan dari Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan Dasar Negara Pancasila. Hal ini sesuai dengan komponen yang terdapat dalam Lambang Negara Indonesia.
Sebagai tindak lanjut dari pasal tersebut, terbit Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951 ihwal Lambang Negara.
Baru sehabis diadakan amandemen Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pasal 36A menyebutkan bahwa lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951 menyebutkan lambang negara terdiri atas tiga bagian, yaitu:
- Burung Garuda yang menengok dengan kepala lurus ke sebelah kanannya
- Perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher garuda
- Semboyan yang ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Di atas pita, tertulis dengan karakter latin sebuah semboyan dalam bahasa Jawa Kuno yang berbunyi "Bhinneka Tunggal Ika"
Bhinneka Tunggal Ika tidak sanggup dipisahkan dari Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan Dasar Negara Pancasila. Hal ini sesuai dengan komponen yang terdapat dalam Lambang Negara Indonesia.
Pada tahun 1951 semboyan Bhineka Tunggal Ika ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai semboyan resmi Negara Republik Indonesia dengan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951.
Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951 menyatakan bahwa:
"Sejak 17 Agustus 1950, Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan yang terdapat dalam Lambang Negara Republik Indonesia, Garuda Pancasila. Kata bhinneka ika kemudian dirangkai menjadi satu kata bhinneka.
Pada perubahan Undang-Undang Dasar 1945 yang kedua, Bhineka Tunggal Ika dikukuhkan sebagai semboyan resmi yang terdapat dalam lambang negara, dan tercantum dalam pasal 36A Undang-Undang Dasar 1945.
Seperti halnya Pancasila, istilah Bhinneka Tunggal Ika juga tidak tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945 (asli), namun esensinya terdapat di dalamnya. Sebagai contoh:
Makna dari contoh di atas yaitu dalam menyelenggarakan kehidupan kenegaraan perlu ditampung keanekaragaman atau kemajemukan bangsa dalam satu wadah, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951 menyatakan bahwa:
"Sejak 17 Agustus 1950, Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan yang terdapat dalam Lambang Negara Republik Indonesia, Garuda Pancasila. Kata bhinneka ika kemudian dirangkai menjadi satu kata bhinneka.
Pada perubahan Undang-Undang Dasar 1945 yang kedua, Bhineka Tunggal Ika dikukuhkan sebagai semboyan resmi yang terdapat dalam lambang negara, dan tercantum dalam pasal 36A Undang-Undang Dasar 1945.
Seperti halnya Pancasila, istilah Bhinneka Tunggal Ika juga tidak tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945 (asli), namun esensinya terdapat di dalamnya. Sebagai contoh:
- Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia, terdiri atas anggota-anggota DPR, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan.
- Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: Di tempat otonom, akan diadakan tubuh perwakilan daerah, oleh lantaran di tempat pun pemerintahan akan bersendi atas dasar permusyawaratan. Dalam teritori negara Indonesia terdapat kurang 250 zelfbesturende Jandschappen dan volksgemeenschappen. Daerah-daerah itu mempunyai susunan asli, dan oleh karenanya sanggup dianggap sebagai tempat yang bersifat istimewa.
Makna dari contoh di atas yaitu dalam menyelenggarakan kehidupan kenegaraan perlu ditampung keanekaragaman atau kemajemukan bangsa dalam satu wadah, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bangsa Indonesia beruntung telah mempunyai falsafah bhinneka tunggal ika semenjak dahulu ketika negara barat masih mulai memerhatikan ihwal konsep keberagaman.
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan keberagaman.
Jika dilihat dari kondisi alam saja Indonesia sangat kaya akan ragam tumbuhan dan fauna, yang tersebar dari ujung barat samapai ujung timur serta dari ujung selatan ke utara di terdapat sekitar 17508 pulau.
Bangsa ini juga didiami lebih dari 1000 suku yang menguasai sekitar 77 bahasa tempat dan menganut aneka macam agama dan kepercayaan.
Keberagaman ini merupakan ciri khas bangsa Indonesia.
Atas dasar ini, para pendiri / proklamator bangsa setuju untuk menggusunug bhinneka tunggal ika sebagai semboyan Bangsa Indonesia.
Karena Bagi setiap masyarakat Indonesia, semboyan Bhineka Tunggal Ika sanggup dijadikan sebagai dasar guna melakukan perwujudan terhadap kerukuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Selayaknya, kita mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan cara menjalani kehidupan dengan saling menghargai dan menghormati setiap individu / warga negara, terlepas dari setiap perbedaan yang ada, tidak saling membedakan bahkan mencaci lantaran hal ini bisa menjadikan konflik dan menjadi sumber atau awal pemecah kesatuan bangsa.
Dengan Bhineka Tunggal Ika Rakyat Indonesia tidak boleh saling mendiskriminasi dengan memandang perbedaan suku, bentuk wajah, warna kulit, agama, dan lain sebagainya. Karena
Semua rakyat indonesia perlu mempunyai kesadaran bahwa Bangsa Indonesia terdiri dari banyak keragaman.
Oleh karenanya semua rakyat indonesia harus menanamkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam hati, serta menyingkirkan dan membuang perilaku egois yang selalu mengutamakan diri sendiri atau menomorsatukan asal wilayahnya dan menganggap tempat lain tidak lebih penting daripada daerahnya.
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan keberagaman.
Jika dilihat dari kondisi alam saja Indonesia sangat kaya akan ragam tumbuhan dan fauna, yang tersebar dari ujung barat samapai ujung timur serta dari ujung selatan ke utara di terdapat sekitar 17508 pulau.
Bangsa ini juga didiami lebih dari 1000 suku yang menguasai sekitar 77 bahasa tempat dan menganut aneka macam agama dan kepercayaan.
Keberagaman ini merupakan ciri khas bangsa Indonesia.
Atas dasar ini, para pendiri / proklamator bangsa setuju untuk menggusunug bhinneka tunggal ika sebagai semboyan Bangsa Indonesia.
Karena Bagi setiap masyarakat Indonesia, semboyan Bhineka Tunggal Ika sanggup dijadikan sebagai dasar guna melakukan perwujudan terhadap kerukuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Selayaknya, kita mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan cara menjalani kehidupan dengan saling menghargai dan menghormati setiap individu / warga negara, terlepas dari setiap perbedaan yang ada, tidak saling membedakan bahkan mencaci lantaran hal ini bisa menjadikan konflik dan menjadi sumber atau awal pemecah kesatuan bangsa.
Dengan Bhineka Tunggal Ika Rakyat Indonesia tidak boleh saling mendiskriminasi dengan memandang perbedaan suku, bentuk wajah, warna kulit, agama, dan lain sebagainya. Karena
Semua rakyat indonesia perlu mempunyai kesadaran bahwa Bangsa Indonesia terdiri dari banyak keragaman.
Oleh karenanya semua rakyat indonesia harus menanamkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam hati, serta menyingkirkan dan membuang perilaku egois yang selalu mengutamakan diri sendiri atau menomorsatukan asal wilayahnya dan menganggap tempat lain tidak lebih penting daripada daerahnya.
Prinsip Bhinneka Tunggal ika yaitu asas yang mengakui adanya kemajemukan bangsa dilihat dari segi agama, keyakinan, suku bangsa, adat, budaya, keadaan daerah, dan ras. Beberapa cara menyikapi kemajemukan diantaranya adalah:
- Kemajemukan dihormati dan dihargai serta kedudukan dalam satu prinsip yang sanggup mengikat keanekaragaman tersebut dalam kesatuan yang kokoh.
- Kemajemukan bukan dikembangkan dan didorong menjadi faktor pemecah bangsa, tetapi kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing komponen bangsa
- Kemajemukan diikat secara sinergi menjadi kekuatan yang luar biasa untuk dimanfaatkan dalam menghadapi segala tantangan dan duduk kasus bangsa.
Paham Bhinneka Tunggal Ika oleh Ir. Sujamto sebagai paham Tantularisme, bukan paham sinkretisme.
Paham Bhinneka Tunggal Ika dicoba untuk menyebarkan konsep gres dari unsur orisinil dengan unsur dari luar.
Contoh:
Adat istiadat tetap diakui eksistensinya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan kebangsaan.
Paham Bhinneka Tunggal Ika dicoba untuk menyebarkan konsep gres dari unsur orisinil dengan unsur dari luar.
Contoh:
Adat istiadat tetap diakui eksistensinya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan kebangsaan.
Prinsip-prinsip yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika, yaitu:
Toleransi
Pembentukan kesatuan dari keanekaragaman (bukan pembentukan konsep gres dari keanekaragaman) pada unsur atau komponen bangsa. Contoh: terdapat keanekaragaman agama dan kepercayaan. Artinya:
Toleransi
Pembentukan kesatuan dari keanekaragaman (bukan pembentukan konsep gres dari keanekaragaman) pada unsur atau komponen bangsa. Contoh: terdapat keanekaragaman agama dan kepercayaan. Artinya:
- Ketunggalan Bhinneka Tunggal Ika tidak dimaksudkan untuk membentuk agama baru
- Setiap agama diakui menyerupai apa adanya, tetapi dicari common denominator dalam kehidupan beragama di Indonesia. Contoh denominator yaitu prinsip-prinsip yang ditemui dari setiap agama yang mempunyai kesamaan.
- Common denominator ini dipegang sebagai ketunggalan yang dipergunakan sebagai teladan dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Tidak Bersifat Sektarian dan Eksklusif, melainkan Inklusif
Bhinneka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif. Artinya: Dlam kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain.
Kelemahan pandangan sektarian dan langsung (tertutup) antara lain:
Cara menyikapi pandangan sektarian dan langsung yaitu perlu adanya sifat terbuka yang terarah biar memungkinkan terbentuknya masyarakat yang pluralistik secara koeksistensi, mempunyai sifat saling menghormati, tidak merasa dirinya yang paling benar, dan tidak memaksakan kehendak pribadi kepada pihak lain. Sehingga sanggup bermetamorfosis masyarakat modern.
Kelemahan pandangan sektarian dan langsung (tertutup) antara lain:
- Menghambat terjadinya perkembangan dalam menghadapi arus globalisasi dan keanekaragaman budaya bangsa.
- Memicu terjadinya keakuan yang berlebihan. Contoh tidak atau kurang memperhitungkan pihak lain, memupuk kecurigaan, kecemburuan, dan persaingan yang tidak sehat.
Cara menyikapi pandangan sektarian dan langsung yaitu perlu adanya sifat terbuka yang terarah biar memungkinkan terbentuknya masyarakat yang pluralistik secara koeksistensi, mempunyai sifat saling menghormati, tidak merasa dirinya yang paling benar, dan tidak memaksakan kehendak pribadi kepada pihak lain. Sehingga sanggup bermetamorfosis masyarakat modern.
Bhinneka Tunggal Ika bersifat inklusif, artinya golongan dominan dalam hidup berbangsa dan bernegara tidak memaksakan kehendaknya pada golongan minoritas.
Kelebihan dari sifat inklusif, yaitu ada pada segara peraturan perundang-undangan khususnya peraturan tempat dibentuk biar mampu:
- Mengakomodasi masyarakat yang pluralistik dan multikultural dengan tetap berpegang teguh pada dasar negara dan Undang-Undang Dasar 1945
- Menghindari hal-hal yang memberi peluang terjadinya perpecahan bangsa
Tidak bersifat Formalitas yang Hanya Menunjukan Perilaku Semu
Bhinneka Tunggal Ika dilandasi oleh perilaku saling mempercayai, saling menghormati, saling mencintai, dan rukun. Hanya dengan cara demikian, keanekaragaman ini sanggup dipersatukan.
Bersifat Konvergen
Hal ini bermakna bahwa perbedaan yang terjadi dalam keanekaragaman tidak untuk dibesar-besarkan, melainkan dicari titik temu dalam bentuk komitmen bersama. Kesepakatan tersebut akan terwujud kalau dilandasi oleh perilaku toleran, nonsektarian, inklusif, akomodatif, dan rukun.
Terbuka
Koeksistensi dan Kebersamaan
Kesetaraan
Musyawarah disertai dengan pernghargaan terhadap pihak lain yang berbeda
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alinea pertama disebutkan bahwa:
"Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh lantaran itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan lantaran tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan"
Awalnya, kemerdekaan atau kebebasan diberi makna bebas dari penjajahan negara asing, namun ketika ini mempunyai makna yang lebih luas yaitu menyangkut harkat dan martabat manusia, lantaran di ero globalisasi berkembang neoliberalisme dan neokapitalisme.
Paham neoliberalisme dan neokapitalisme menimbulkan penjajahan dalam bentuk baru, yaitu penjajahan dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan bidang kehidupan lain.
Dengan begitu, kemerdekaan dimaknai sebagai bebas dari aneka macam ekesploitasi insan oleh insan lain dalam segala dimensi kehidupan, baik dari luar maupun dari dalam negeri.
Manusia mempunyai kebebasan dalam berpikir, berkehendak, memilih, dan bebas dari segala macam ketakutan yang merupakan aktualisasi dari konsep hak asasi manusia, yaitu menundukkan insan sesuai dengan harkat dan martabatnya.
Sementara itu, penerapan Bhinneka Tunggal ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus berdasar pada Pancasila (dasar negara) yang telah ditetapkan oleh bangsa Indonesia.
Dengan demikian, penerapan Bhinneka Tunggal Ika harus dijiwai oleh konsep regiositas, humanitas, nasionalitas, sovereinitas, dan sosialitas. Hanya dengan ini maka Bhinneka Tunggal Ika akan teraktualisasi.
"Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh lantaran itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan lantaran tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan"
Awalnya, kemerdekaan atau kebebasan diberi makna bebas dari penjajahan negara asing, namun ketika ini mempunyai makna yang lebih luas yaitu menyangkut harkat dan martabat manusia, lantaran di ero globalisasi berkembang neoliberalisme dan neokapitalisme.
Paham neoliberalisme dan neokapitalisme menimbulkan penjajahan dalam bentuk baru, yaitu penjajahan dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan bidang kehidupan lain.
Dengan begitu, kemerdekaan dimaknai sebagai bebas dari aneka macam ekesploitasi insan oleh insan lain dalam segala dimensi kehidupan, baik dari luar maupun dari dalam negeri.
Manusia mempunyai kebebasan dalam berpikir, berkehendak, memilih, dan bebas dari segala macam ketakutan yang merupakan aktualisasi dari konsep hak asasi manusia, yaitu menundukkan insan sesuai dengan harkat dan martabatnya.
Sementara itu, penerapan Bhinneka Tunggal ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus berdasar pada Pancasila (dasar negara) yang telah ditetapkan oleh bangsa Indonesia.
Dengan demikian, penerapan Bhinneka Tunggal Ika harus dijiwai oleh konsep regiositas, humanitas, nasionalitas, sovereinitas, dan sosialitas. Hanya dengan ini maka Bhinneka Tunggal Ika akan teraktualisasi.
Daftar Pustaka
- Belajarbro. 2019. Artikel TWK. https://belajarbro.id/cpns/artikel-twk-03.php
- Markijar. 2019. Pengertian dan Makna Bhinneka Tunggal Ika. https://edu.paperplane-tm.site/search?q=pengertian-dan-makna-bhinneka-tunggal
0 Komentar untuk "Materi Cpns Perihal Bhineka Tunggal Ika"