Berikut ini akan saya jelaskan secara ringkas bagaimana cara mengukur evaporasi dan transpirasi.
1. Pengukuran Evaporasi
Evaporasi yakni penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnya oleh proses fisika.
Pengukuran evaporasi dari permukaan tubuh air sanggup kita lakukan dengan cara membandingkan jumlah air yang diukur antara dua waktu yang berbeda.
Kalau mau dilakukan pengukuran evaporasi tiba-tiba turun hujan bagaimana? Bila dikala dilakukan pengukuran turun hujan, maka jumlah curah hujan pada dikala tersebut juga perlu dipertimbangkan.
Dalam prakteknya, analisis neraca air sanggup dilakukan untuk mengukur besarnya Evaporasi. Pada pola ini akan kita gunakan untuk rumus evaporasi pada suatu waduk.
Rumusnya:
Evaporasi waduk = (masukan air ke waduk + curah hujan yang eksklusif jatuh pada permukaan waduk) - (air yang keluar dari waduk + bocoran air dalam tanah) - perubahan kapasitas tampung waduk
2. Pengukuran Transpirasi
Transpirasi yakni penguapan air dari dan cabang tanaman melalui pori-pori daun oleh proses fisiologi. Pengukuran transpirasi cukup sulit. Karena selain harus memperhatikan jumlah air yang tersedia dan kemampuan atmosfer untuk menyerap dan mengangkut uap air, juga harus mempertimbangkan prosedur transpirasi vegetasi.
Beberapa teknik pengukuran transpirasi telah dilakukan pada beberapa jenis tanaman dalam plot-plot percobaan. Teknik-teknik tersebut antara lain:
Rumusnya:
Transpirasi = jumlah curah hujan (cm/th) - jumlah air larian - total intersepsi (cm/th) - perubahan kapasitas tampung air tanah.
Demikianlah perbedaan pengukuran evaporasi dan transpirasi.
1. Pengukuran Evaporasi
Evaporasi yakni penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnya oleh proses fisika.
Pengukuran evaporasi dari permukaan tubuh air sanggup kita lakukan dengan cara membandingkan jumlah air yang diukur antara dua waktu yang berbeda.
Kalau mau dilakukan pengukuran evaporasi tiba-tiba turun hujan bagaimana? Bila dikala dilakukan pengukuran turun hujan, maka jumlah curah hujan pada dikala tersebut juga perlu dipertimbangkan.
Dalam prakteknya, analisis neraca air sanggup dilakukan untuk mengukur besarnya Evaporasi. Pada pola ini akan kita gunakan untuk rumus evaporasi pada suatu waduk.
Rumusnya:
Evaporasi waduk = (masukan air ke waduk + curah hujan yang eksklusif jatuh pada permukaan waduk) - (air yang keluar dari waduk + bocoran air dalam tanah) - perubahan kapasitas tampung waduk
2. Pengukuran Transpirasi
Transpirasi yakni penguapan air dari dan cabang tanaman melalui pori-pori daun oleh proses fisiologi. Pengukuran transpirasi cukup sulit. Karena selain harus memperhatikan jumlah air yang tersedia dan kemampuan atmosfer untuk menyerap dan mengangkut uap air, juga harus mempertimbangkan prosedur transpirasi vegetasi.
Beberapa teknik pengukuran transpirasi telah dilakukan pada beberapa jenis tanaman dalam plot-plot percobaan. Teknik-teknik tersebut antara lain:
- Plot pengukuran dengan memakai alat lysimeter
- Pengukuran berkurangnya kelembapan tanah dalam plot percobaan
- Pemangkasan cabang-cabang tanaman dan menimbangnya untuk mengukur besarnya laju kehilangan air
Rumusnya:
Transpirasi = jumlah curah hujan (cm/th) - jumlah air larian - total intersepsi (cm/th) - perubahan kapasitas tampung air tanah.
Demikianlah perbedaan pengukuran evaporasi dan transpirasi.
0 Komentar untuk "Apa Bedanya Pengukuran Evaporasi Dengan Transpirasi?"