Bagaimana Mengatasi Pertengkaran Dan Konflik Kehidupan?

BAGAIMANA JIKA TERJADI PERTENGKARAN … DAN KONFLIK? - Apa pendapatmu perihal sepasang suami-istri yang tidak saling bertegur-sapa? Apakah kau akan berpikir siapa di antara keduanya yang telah menyakiti pasangannya?
  • Sesuatu yang luar biasa perihal kekerabatan antara laki-laki dan perempuan yaitu perbedaan kebiasaan pada ketika melaksanakan pendekatan, yang bahwasanya sanggup saling memperkaya jikalau mereka bersedia meluangkan waktu untuk saling mendengarkan dan mencoba mengerti satu sama lain. Pembicaraan perihal perbedaan pandangan, bahkan adanya diskusi-diskusi yang menarik, sanggup membantu tumbuhnya rasa cinta yang menuju pada saling pengertian yang lebih baik. 
 
  • Tentu saja, kadang kala kita sangat bersikeras dengan pendapat kita dan ingin memaksakannya kepada orang lain; dalam kondisi demikian kita sama sekali belum siap untuk mendengarkan orang lain. Sehingga terjadilah konflik … yang tidak akan menjadi hal yang serius jikalau tidak terdapat sindiran-sindiran atau komentar-komentar yang bersifat menghakimi. Komentar dan sindiran itu yang sepertinya tidak merusak hubungan, sanggup menyakiti orang lain, alasannya semuanya merupakan ungkapan yang tidak menghormati perasaan orang lain. Sementara kita menanggapi komentar atau sindiran tersebut berdasarkan kepribadian masing-masing yang berbeda: ada yang menanggapinya dengan kemarahan, ada yang menutup diri dengan perilaku membisu dan memendam perasaan sakit hati, atau ada yang membalas dengan ungkapan yang juga menyakitkan. Dalam hal ini cinta sanggup menyebabkan peperangan jika… rasa takut, tidak percaya, dan benci berusaha mengambil alih perasaan cinta tersebut. Sikap memendam rasa sakit hati atau tidak berkenan membuka diri, dan selalu mengingat perbedaan pendapat di antara kita merupakan perilaku yang meracuni perasaan cinta di dalam hati kita.
  • Bagaimana cara mengatasinya? Kita harus memutuskan untuk menangkal perasaan yang tidak baik dan menghentikan kebiasaan lepas kendali akhir khayalan-khayalan di dalam diri kita. Keputusan untuk kembali mencintai, membuka hati, mendapatkan seseorang menyerupai apa adanya, memperhatikan orang lain dengan cara melihat yang baru: inilah yang disebut perilaku memaafkan. Hal ini mungkin tidak tercatat di masa lampau sebagai insiden yang pernah terjadi, tetapi daripada melihat masa kemudian lebih baik memulainya lagi dengan keinginan dan semangat yang baru. Seperti kata seorang suami kepada istrinya, “Aku meminta kau memaafkan saya selama saya tidak memintanya semenjak kita menikah.” “Kami seakan-akan kembali menjadi pengantin baru,” sang istri menceritakannya kepada kami. “Kami menemukan kehidupan kami kembali.”
    Dalam kehidupan kita, sering terjadi konflik. Namun, melalui perilaku memaafkan, kita akan bisa menghindari perbedaan-perbedaan yang sanggup mematikan perasaan cinta kita dan sebaliknya justru mengarahkannya sebagai faktor yang sanggup menunjang berkembangnya perasaan cinta tersebut.

Pengalaman Pribadi

Hari itu bertepatan dengan perayaan Natal. Kami diperlukan hadir di rumah Keluarga Jim, suami saya yang berjarak 150 km dari rumah kami untuk program makan malam dalam perayaan tersebut. Rencananya, kami akan bermalam di sana sebelum menitipkan belum dewasa kami tinggal bersama keluarga itu, sehingga kami sanggup pergi jauh untuk menikmati hari-hari kami berdua.

Karena keberangkatan kami terlambat, suamiku mulai memaksakan kami untuk berkemas: dengan tergesa-gesa semua koper dan jaket dimasukkan ke dalam kendaraan beroda empat dan tidak ada waktu bagiku untuk menilik segala sesuatu yang mungkin tertinggal.

Ketika siang hari tiba, belum dewasa hendak bermain di luar rumah. Saat itu suasana di luar rumah bersalju dan udara sangat dingin: saya hendak menawarkan topi dan sarung tangan kepada mereka, tetapi tidak sanggup kutemukan. Aku menyuruh belum dewasa menanyakannya kepada ayah mereka. Suamiku menyampaikan ia tidak melihat topi dan sarung tangan di antara barang-barang bawaan pada waktu ia memasukkannya ke dalam mobil. Aku tidak mempercayainya dan mulai marah: saya berpikir, tentu saja menyerupai biasanya ia selalu melupakan sesuatu setiap kali ia harus memasukkan barang-barang bawaan dan pergi dengan terburu-buru! Pertengkaran terjadi di depan mata seluruh keluarga dan suamiku pergi sambil membanting pintu!

Aku mengeluh pada diriku sendiri: hal menyerupai ini selalu terjadi, ia tidak pernah memperhatikan segala sesuatu, ia tidak memikirkan orang lain, dan kini belum dewasa kami yang malang itu harus bermain dengan tangan mereka yang kedinginan! Aneh, ia tidak melihatnya di antara barang-barang kami … mungkin topi dan sarung tangan itu ada di sini … mungkin saya menyimpannya di dalam salah satu koper … saya berlari menuju salah satu koper, kemudian menuju koper yang lain, dan jadinya saya berkesimpulan topi dan sarung tangan tersebut ternyata tidak kumasukkan ke dalam koper! Aku yakin sudah memasukkannya!! Tetapi saya tidak sanggup memungkirinya, saya yang telah berbuat salah! Perasaan bersalah menghantui diriku. Aku ingin meminta maaf, tetapi saya takut. Bagaimana jikalau Jim bersikeras tidak memaafkan aku?

Dengan penuh harapan, saya menunggu hingga ia kembali. Ketika ia masuk, saya menghampirinya dan berkata: “Aku ingin kau memaafkan aku…” Aku tidak menyampaikan hal lainnya. Jim menatapku dan berkata: “Aku memaafkanmu.” Kami berdua dipulihkan kembali dengan perasaan lega dan gembira; dan kami terlihat menyerupai sepasang terpelajar balig cukup akal yang sedang kasmaran. Saudara-saudara kami tidak mengerti atas semua insiden ini, tetapi kami gres saja dihidupkan lagi oleh perasaan yang mendalam dari ucapan “ya” yang kami ucapkan pada hari komitmen nikah kami.

Taken From:
50 questions sur l'amour et la vie

Related : Bagaimana Mengatasi Pertengkaran Dan Konflik Kehidupan?

0 Komentar untuk "Bagaimana Mengatasi Pertengkaran Dan Konflik Kehidupan?"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)