Cerpen: Ada Ia Di Antara Kita, Atau, Ada Saya Di Antara Kalian?

Ada ia Di Antara Kita, ATAU, Ada Aku Di Antara Kalian? - Seulas senyum mewarnai bibirnya ketika saya berjumpa dengan dirimya di gereja kala itu. Namun, kali ini, yang kurasakan bukanlah senyum yang ikhlas yang biasa ia lontarkan padaku. Aku pun menyadari posisi diriku yang memang sudah terlanjur menyesal dikarenakan telah mengabaikan ia selama ini.

Beberapa tahun yang lalu, saya mengenal seorang gadis belia ketika aktif di acara gereja. Sejak awal ia ternyata sudah menaruh hati padaku. Namun, alasannya kurang sensitif, atau alasannya memang kesibukanku, saya tak menyadari sinyal perhatian dan cinta yang ia berikan. Perlahan namun pasti, gejolak cintanya padaku semakin besar, sehingga memberanikan diri untuk mengungkapkannya padaku. Saat itu, tentu saja dengan sedikit refleks, saya agak kaget saja. Maklum, hatiku ketika itu belum siap untuk memulai suatu relasi sesudah beberaa waktu sebelumnya saya masih terlalu intens dan sibuk pada kuliah dan tugas-tugasku.


Singkat kata, kesudahannya saya luluh juga, dan terjalinlah sebuah cinta masa remaja. Namanya saja pacar, seorang perempuan niscaya membutuhkan yang namanya perhatian, namun, hal itu kurang saya berikan mengingat kesibukanku yang padat dan bertubi-tubi persoalan yang menghampiriku. Dan, yang paling menciptakan relasi kami awut-awutan yakni alasannya kesalahanku yang tidak percaya diri.

Yeah, semenjak awal, ketika saya menyatakan akan menjalin relasi dengan seseorang, saya memastikan bahwa dialah yang akan menjadi pendampingku kelak. Tentu saja, ketika kami sedang bersama, sebuah bisikan membius jantungku, "apakah kau bisa membahagiakannya kelak? kau kan tak punya apa-apa, harta aja gak punya". Bisikan itu terus mengganggu pikiranku, sehingga kemudian inilah yang menjadi keretakan relasi kami. Karena merasa diri tidak bisa untuk membahagiakannya, maka saya mulai coba untuk menghindarinya walau bahwasanya cintaku padanya sangat amat teramat dalam. Yeah, ini yakni perasaan seorang laki-laki yang memang belum cendekia balig cukup akal sepenuhnya.

Hari berganti, waktu berlalu. Ia pun mencoba membuka diri dengan orang lain. Dan tentu saja saya sangat sakit hati melihatnya, hanya, saya selalu tersenyum dihadapan mereka. Hal ini kulakukan hanya supaya ia bahagia. 

Beberapa kali ia mencoba untuk menjalin relasi dengan orang lain, namun selalu saja gagal.

Terakhir, ia menjalin relasi dengan seorang sobat kami juga. Tentu saja ini menambah rasa sakit hatiku. Aku kemudian menyadari, bahwa ternyata cintaku padanya sangat amat teramat dalam. Aku mulai mencoba untuk mendapatkannya kembali, karna kuyakin ia masih mencintaiku.

Akupun mulai kembali untuk mencoba merebut hatinya. Dalam pikiranku, bahwa ia masih mencintaiku, maka saya berfikir juga bahwa masih ada pacarnya kini di antara kami. Benarkah perasaan ini?

Dan, akhirnya, saya menyadarinya ketika perjumpaan di gereja kala itu. Aku menyadari, mungkin akulah yang terlambat menyadari cintanya. Akulah yang menyianyiakan cintanya. Dan bahkan akulah yang teramat paling sangat menyakiti perasaannya, hingga ia cukup menderita hingga kini. Aku melihatnya sudah sangat senang dengan pilihannya sekarang. Dan, bukankah ini yang kuharapkan sebelumnya, supaya ia bisa bahagia, walau itu bukan denganku?

Dan, timbul suatu pertanyaan, atau lebih lengkapnya sebuah pernyataan,  Ada ia Di Antara Kita, ATAU, Ada Aku Di Antara Kalian? Jawabannya kemungkinan besar yang kedua.

Maka saya memutuskan untuk merelakannya, pada dasarnya yang penting ia bahagia. Kebahagiaanku sendiri, biarlah dengan melihatnya tersenyum bahagia, walau bukan denganku. Itu saja. Kerelaan ini, dan penyesalan alasannya menelantarkan cintanya, akan kubawa hingga mati.

Kasih, penyesalanku ini, akan kubawa hingga mati.

Related : Cerpen: Ada Ia Di Antara Kita, Atau, Ada Saya Di Antara Kalian?

0 Komentar untuk "Cerpen: Ada Ia Di Antara Kita, Atau, Ada Saya Di Antara Kalian?"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)