Kebahagiaan, Apakah Hanya Untuk Pasangan Suami Istri Saja?


Perkawinan bukanlah satu–satunya konteks dimana kita sanggup mewujudkan kapasitas untuk mencintai. Persahabatan dan pertolongan diri juga merupakan lisan dari kasih.

Terkadang orang yang belum mengerti arti kebahagiaan itu menyampaikan bahwa hanya dengan menikah maka ia akan memperoleh kebahagiaan. bergotong-royong pernyataan ini sungguh salah. semua insan mempunyai caranya sendiri untuk mendapat kebahagiaan, bahkan ada yang senang dengan hidupnya yang menyendiri, jauh dari gangguan dunia luar.


Ada banyak laki-laki dan perempuan yang tetapkan untuk tidak menikah, bukan sebab mereka menghindar atau menolak untuk menikah, namun sebab mereka mencicipi panggilan yang lebih khusus. Misalnya para imam, biarawan dan biarawati. Mereka menjadi saksi bagi dunia bahwa kasih Allah melebihi segalanya dan bagi mereka itu sudah cukup.

Ada juga para pria dan wanita yang terlibat di bidang ilmu pengetahuan, politik, sosial  dan banyak bidang pelayanan lainnya, dimana mereka sungguh – sungguh memperlihatkan diri secara total dalam pelayanan mereka dan menemukan kebahagiaan mereka disana.

Keputusan tidak menikah bagi Allah ialah sebuah panggilan khusus. Mereka yang menjawab panggilan tersebut menjalankan hidup mereka dengan kebahagiaan yang penuh dan sempurna.

Bagaimanapun ada juga orang – orang tertentu yang ingin menikah, namun ternyata hingga dikala ini mereka tetap sendiri. Hal tersebut memang sulit. Namun bagi setiap orang tersedia jalan menuju kebahagiaan. Mungkin membutuhkan waktu untuk menemukannya namun jalan itu ada. Sering jalan tersebut sanggup ditemui melalui kemurahan hati dan dan keterbukaan terhadap orang lain.   

Related : Kebahagiaan, Apakah Hanya Untuk Pasangan Suami Istri Saja?

0 Komentar untuk "Kebahagiaan, Apakah Hanya Untuk Pasangan Suami Istri Saja?"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)