Campur Tangan Dukun Dalam Seleksi Perangkat Desa

Pagi gan,

Hari ini saya mau dongeng sedikit pengalaman mistis waktu ikut dalam seleksi penjaringan perangkat desa.

Langsung saja berikut kisahnya.

Oktober 2019 Desaku membuka lowongan perangkat desa. Para perjaka desa berlomba-lomba untuk mendaftar termasuk saya.

Proses pendaftarannya dimulai dari pengumpulan berkas, kemudian dilanjutkan dengan tes narkoba.

Bagi akseptor yang lolos tahapan tersebut kemudian berhak ikut tahapan berikutnya yaitu tes komputer dan pidato. Nah, disinilah ulah dukun dimulai.

Waktu itu saya gak percaya dengan hal-hal begituan (dukun). Masa sih cuman seleksi gini doank pake dukun?? 

Sebar Bunga

Tepat di awal bulan Oktober 2019 saya berangkat dari rumah menuju ke Aula Balaidesa. Di aula tersebutlah lokasi ujian praktik pidato dan komputer untuk para peserta.

Anehnya, sewaktu tiba di depan gerbang aula, terlihat ada bekas garam dan bunga 7 rupa yang ditaburkan oleh seseorang.

Untuk apa coba?

Aku cuma sekilas kemudian masuk ke aula tanpa memikirkannya lebih dalam. Ah paling orang iseng, pikirku.

Setelah menunggu beberapa menit kami mulai di tes satu persatu. Tes ini berlangsung dari pukul 08.00 - 15.00 WIB. Karna jumlah pesertanya total 40 orang dan harus pidato semua, maka kami hanya diberi waktu selama 10 menit per orang.

Pukul 10.00 situasi mulai terlihat aneh. Waktu ku amati, banyak akseptor yang lemas dan mengaku kurang yummy badan. Padahal mereka berangkat dari rumah salam keadaan baik-baik saja.

Aku juga sama.

Tiba-tiba suhu tubuhku naik dan rasanya lemas ibarat orang yang mau kena flu gitu. Bahkan gak cuma itu saja. Aku harus bolak-balik ke kamar mandi puluhan kali untuk buang air kecil.

Kurang lebih 40an kali. Ini sungguh menyiksaku dan gres kali ini saya harus bolak-balik ke toliet dalam durasi 5-10 menit.

Pukul 15.00 tes praktik selesai dan pribadi diumumkan siapa-siapa saja yang lolos dan yang gugur.

Nama kami dipanggil satu persatu dan diberi amplop putih yang isinya surat kelulusan. 

Alhamdulillah, ketika ku buka ternyata tulisannya "LULUS". 

Aku pun pribadi pulang ke rumah dan menceritakan apa yang ku alami pada orang tua. Karna menganggap ada hal ganjil yang terjadi selama tes, risikonya ibuku tiba ke rumah pakdhe.

Kebetulan pakdhe punya penglihatan supranatural. Kata padhe, bunga dan garam yang ditaburkan di depan gerbang aula bergotong-royong yakni jebakan

Siapa-siapa saja akseptor yang melangkahi bunya tersebut maka akan merasa sakit dan lemas tak bertenaga. Tujuannya yaitu menghilangkan konsentrasi akseptor sehingga mereka tidak dapat tampil dengan maksimal.

Benar saja, waktu ku amati banyak akseptor pidato yang tampil kurang maksimal dan terlihat lemas tanpa tenaga.

Merekapun risikonya dinyatakan gagal karna dianggap tak cakap berpidato. Dengan banyaknya akseptor tes yang gagal maka peluang untuk lolos ke tahap final menjadi lebih besar.

Pertanyaanya, siapa pelaku penebar bunga itu?

Aku yakin salah satu diantara kami yang ikut dalam tes ini.

Namun sampai ketika ini belum terbongkar siapa pelakunya. Sekian ceritaku perihal pengalaman mistis selama proses seleksi perangkat desa.