Sahabat pembaca , sudah tahukah anda bahwa, |Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Anwar Sanusi menyatakan dana desa Tahun 2018 akan konsentrasi terhadap pembangunan dengan tata cara padat karya. Namun, hal itu tidak mengesampingkan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
"Kami lihat dari segi alokasi BUMDes, masih banyak desa yang setengah hati menganggarkannya. Dana desa memang untuk padat karya, namun kami juga menampilkan perhatian terhadap pengembangan ekonomi," ucap Anwar Sanusi di saat membuka aktivitas BUMDes Talk bareng pimpinan BUMDes se-Jawa Tengah dan Yogyakarta yang digelar di Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (13/11/2017) siang.
Diungkapkannya, jumlah BUMDes sampai Oktober kemudian sudah meraih 22.000 dari 74.910 desa, atau meningkat jauh dari tahun 2016 yang berjumlah 18.000 BUMDes. Sehingga hal itu menampilkan semangat pengembangan BUMDes terlihat kian meningkat.
"Kalau BUMDes bisa meningkat dan bisa memainkan tugas sebagaimana BUMDes yang sudah berhasil, ini BUMDes akan menjadi penopang Undang-Undang Desa untuk membentuk desa mandiri. Jika forum pemerintah desa sudah bisa ditopang oleh BUMDes ini, maka lengkaplah kemandirian desa itu sendiri," ujarnya.
Untuk itu, aktivitas BUMDes Talk yaitu peluang bagi BUMDes yang masih meningkat untuk mencar ilmu terhadap BUMDes yang sudah berhasil.
Ia juga berpesan terhadap BUMDes yang sudah sukses memajukan bisnis, biar tidak pelit membuatkan informasi, jaringan, dan pengalaman pada BUMDes lainnya. "BUMDes jikalau memang diatur dengan baik bisa menampilkan faedah yang luar biasa," ujarnya.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Profesor Suratman mengatakan, desa sepantasnya dapat menjadi sentra aktivitas ekonomi. "Tren dunia yaitu berdaya saing inovasi dan mandiri," tegasnya. (https://daerah.sindonews.com)
0 Komentar untuk "Pengembangan Bumdes Dengan Dana Desa"