Halaman judul
Kebudayaan Sumatra selatan dan cara melestaikannya
Disusun oleh ;
- sutrisno gusti
- shinta puji
- zurniyatur r.i
- totok umar
- widiet nurcahyo
Kata pengantar
Bismil lahhir rohmanir rohim
Segala puji bagi allah tuhan semesta alam , shalawat serta shalam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad s.a.w, teriring keluarga , sahabast, dan segenap pengikutnya hingga hari kiamat nanti.
Selanjutnya , dengan iringan rahmat , inahyahnya dan hidayah dari allah s.w.t , kami telah di beri kemampuan dapat menyusun sebuah buku “ KEBUDAYAAN SUMATRA SELATAN DAN CARA MELESTARIKANNYA “.
Di mana buku ini kami susun sangatlah tepat apabila digunakan oleh umum dan kaum pelajaar yang ingin sekali megetahui “ KEBUDAYAAN SUMATRA SELATAN DAN CARA MELESTARIKANNYA “. Namun karya tulis ini
tidaklah sempurna kriitkan serta saran kita butuhkan supaya karya tulis ini nantinya sempurna.
Tak lupa kami hanturkan terimah kasih , kepada
1.Pak fathor selaku guru sejarah kami
2.ayah –bunda kami yang telah membimbing kami di rumah.
Akhir kata , kami mengucapkan terimah kasih
Situbondo , maret 2011
Penulis
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini KAMI persembahkan kepada :
Ayahanda dan Ibunda tercinta, dengan do’a yang selalumengiringi langkahku. Semoga Allah Swt,melindungi dan menyayangi keduanya
Saudara-saudara kami serta teman-teman kami yang sudah mengerti kami
Karna berkat teman-teman lah karya tulis ini selesai
Daftar isi
- Halaman judul …………………………………………………………………..1
- Kata pengantar…………………………………………………………………..2
- Halaman persembahan…………………………………………………………..3
- Daftar isi………………………………………………………………………....4
- Motto…………………………………………………………………………….5
- Bab 1 pendahuluan……………………………………………………………....6
- bab 2 tinjauan pustaka…………………………………………………………...8
- sejarah Sumatra selatan …………………………………………………………8
- pengertian kebudayaan …………………………………………………………10
- macam-macam kebudayaan di Sumatra selatan ………………………………..10
- cara melestarikan kebudayaan di Sumatra selatan……………………………....23
- penutup ………………………………………………………………………….24
- Daftar pustaka……………………………………………………………………26
MOTTO
“He whose present day is better than yesterdey is successful, he
whose present day like yesterday is loast, he whose present day is
worse than yesterday is cursed ......................”
Tidak akan pernah berhasil, orang yang tidak pernah gagal.
Orang yang kehilangan keberanian, maka dia akan kehilangan segala-galanya
“I am slowly walker, but Iam never come back”
Bab 1 pendahuluan
1.1 latar belakang
Daerah Sumsel. Salah satunya adalah memilki Keaneka ragaman kebudayaan yang menarik. Propinsi yang beribu kota di Palembang ini banyak menyimpan khasanah seni dan budaya.
Selain potensi wisatanya yang mempesona sebut saja Danau Ranau yang indah , Kota Pagaralam, Sungai Musi, Jembatan Ampera yang menjadi landmark kota Palembang serta Pulau Kemaro. Juga ada makanan khas yang sangat populer seperti pempek Palembang, pindang tulang, sambal jokjok yang nikmat, model, tekwan, pindang patin, berengkes dan tempoyak. Propinsi Sumatera Selatan juga memiliki kebudayaan yang menjadi ciri khas dari daerah propinsi ini.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apa saja keberagaman budaya di provinsi Sumatra selatan ?
1.2.2 Bagaimana cara melestarikan kebudayaan di Sumatra selatan ?
1.3 tujuan
1.3.1 kita mengetahui keberagman kebudayaan Sumatra selatan
1.3.2 kita mengetahui manfaat kebudayaan tersebut
1.3.3 kita mengetahui cara melestarikan kebudayaan tersebut
1.4 manfaat
kita mengetahui keragaman kebudayaan Sumatra selatan ,manfaat kebudayaan itu dan cara melestarikan kebudayaan itu.
Bab 2 tinjauan pustaka
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera. Provinsi ini beribukota di Palembang. Secara geografis provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kep. Bangka-Belitung di timur, provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Selain itu ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak dahulu karena sempat menjadi ibu kota dari Kerajaan Sriwijaya.
Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Pulau Kemaro, Danau Ranau, Kota Pagaralam dan lain-lain. Karena sejak dahulu telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut memengaruhi kebudayaan masyarakatnya. Makanan khas dari provinsi ini sangat beragam seperti pempek, model, tekwan, pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes dan tempoyak.
Sejarah
Provinsi Sumatera Selatan sejak berabad yang lalu dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya; pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini merupakan pusat kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke Madagaskar di Benua Afrika.
Sejak abad ke-13 sampai abad ke-14, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini pernah menjadi daerah tak bertuan dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara terutama dari negeri China.
Pada awal abad ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa sampai datangnya Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh Jepang. Ketika masih berjaya, kerajaan Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan.
Menurut Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan pada 1926 menyebutkan, pemukiman yang bernama Sriwijaya itu didirikan pada tanggal 17 Juni 683 Masehi. Tanggal tersebut kemudian menjadi hari jadi Kota Palembang yang diperingati setiap tahunnya.
Kabupaten dan kota
No. | Kabupaten/Kota | Ibu kota |
1 | ||
2 | ||
3 | ||
4 | ||
5 | ||
6 | ||
7 | ||
8 | ||
9 | ||
10 | ||
11 | ||
12 | - | |
13 | - | |
14 | - | |
15 | - |
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Provinsi Sumatra selatan mempunyai banyak kebudayaan , seperti
1.Tari-tarian , seperti
1. Tari Tanggai
Tari tanggai dibawakan untuk menyambut tamu-tamu resmi atau dalam acara pernikahan.
Tari Tanggai. Foto: kotapalembang
Umumnya tari ini dibawakan oleh lima orang dengan memakai pakaian khas daerah seperti kain songket, dodot, pending, kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang goyang, dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga.
Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai dengan busana khas daerah. Tarian ini menggambarkan masyarakat Palembang yang ramah dan menghormati, menghargai serta menyayangi tamu yang berkunjung ke daerahnya.
2. Tari Gending Sriwijaya
Tari ini ditampilkan secara khusus untuk menyambut tamu-tamu agung seperti Kepala Negara, Duta Besar, dan sebagainya.
Tari Gending Sriwijaya hampir sama dengan Tari Tanggai. Perbedaannya terletak pada penggunaan tari jumlah penari dan perlengkapan busana yang dipakai.
Tari Gending Sriwijaya. Foto: Anthony/wordpress.com
Penari Gending Sriwijaya seluruhnya berjumlah 13 orang terdiri dari :
• Satu orang penari utama pembawa tepak (tepak, kapur, sirih),
• Dua orang penari pembawa peridon (perlengkapan tepak),
• Enam orang penari pendamping (tiga dikanan dan tiga kiri),
• Satu orang pembawa payung kebesaran (dibawa oleh pria),
• Satu orang penyanyi Gending Sriwijaya,
• Dua orang pembawa tombak (pria).
• Satu orang penari utama pembawa tepak (tepak, kapur, sirih),
• Dua orang penari pembawa peridon (perlengkapan tepak),
• Enam orang penari pendamping (tiga dikanan dan tiga kiri),
• Satu orang pembawa payung kebesaran (dibawa oleh pria),
• Satu orang penyanyi Gending Sriwijaya,
• Dua orang pembawa tombak (pria).
3.Tari Madik (Nindai)
Salah satu tarian untuk memilih calon menantu khas Sumatera Selatan.
Masyarakat Palembang mempunyai kebiasaan apabila akan memilih calon menantu. Sang orangtua pria terlebih dahulu datang ke rumah seorang wanita dengan maksud melihat dan menilai (madik dan nindai) gadis yang dimaksud.
Hal yang dinilai atau ditindai itu, antara lain kepribadiannya serta kehidupan keluarganya sehari-hari. Dengan penindaian itu diharapkan bahwa apabila si gadis dijadikan menantu dia tidak akan mengecewakan dan kehidupan mereka akan berjalan langgeng sesuai dengan harapan pihak keluarga mempelai pria.
4.Tari Mejeng Besuko
Salah satu tarian khas untuk muda-mudi Sumatera Selatan.
Tari ini melukiskan kesukariaan para remaja dalam suatu pertemuan. Mereka bersenda gurau mengambil hati lawan jenisnya. Bahkan tidak jarang di antara mereka ada yang jatuh hati dan menemukan jodohnya melalui pertemuan seperti ini.
5.Tari Rodat Cempako
Tarian rakyat khas Sumatera Selatan.
Tari ini merupakan tari rakyat bernafaskan Islam. Gerak dasar tari ini diambil dari Timur Tengah. Tari Rodat Cempako sangat dinamis dan lincah.
6.Tari Tenun Songket
Para penarinya umumnya adalah para wanita.
Tari ini menggambarkan kegiatan remaja putri khususnya dan para ibu rumah tangga di Palembang pada umumya yang sedang memanfaatkan waktu luang dengan menenun songket.
2. kerajinan tangan
1.Sewet Tajung
Sewet Tajung adalah salah satu kain khas daerah Sumatera Selatan. :
Kain khas Sumatera Selatan yang bernama Sewet Tajung ini terdiri atas 2 macam, yaitu yang khusus dipakai oleh wanita, disebut Sewet Tajung Belongsong, sedangkan kain sewet tajung yang dipakai kaum pria disebut Sewet Tajung Gebeng.
Selain itu ada lagi yang disebut dengan Tajung Rumpak atau Tajung Bumpak. Sewet Tajung dalam pembuatannya sebagian memakai benang emas.
Macam-macam Sewet Tajung adalah:
• Limar,
• Limar Patut,
• Petak-petak berwarna (merah, kuning, biru, abu-abu dan lain sebagainya),
• Gerbik,
• Belongsong (khusus wanita).
• Limar,
• Limar Patut,
• Petak-petak berwarna (merah, kuning, biru, abu-abu dan lain sebagainya),
• Gerbik,
• Belongsong (khusus wanita).
2.Sewet Songket
Sewet Songket adalah kain yang biasanya dililitkan/dipakai di bagian bawah pakaian wanita Palembang.
Sewet Songket. Foto:
Biasanya kain sewet ini berpasangan dengan kemben atau selendang. Sewet songket ini berbahan benang khas songket Palembang. Ciri khas songket Palembang terletak pada kehalusan dan keanggunannya sangat menonjol serta motifnya tidak sama dengan motif kain songket daerah lain. Karena halus dan sangat indah, harganya cukup mahal.
Kain sewet ini biasanya dipakai pada waktu khusus saja, misalnya pada saat perayaan perkawinan. Pakaian songket lengkap yang dikenakan oleh pengantin, biasanya dengan Aesan Gede (Kebesaran) Aesan Pengganggon (Paksangko) Aesan. Selendang Mantri Aesan Gandek (Gandik), dan sebagainya.
Macam-macam Kain Songket:
• Songket benang mas Lepus dan warna-warni,
• Songket benang mas Lepus Biasa,
• Songket benang mas Lepus Jando Beraes (Hijau,merah dan Kuning),
• Songket benang Jando Penganten (Hijau dan Merah),
• Songket benang emas Bungo Inten,
• Songket benang emas Tretes Midar atau Bidar,
• Songket benang emas pulir Biru,
• Songket emas Kembang Siku Hijau,
• Songket benang emas Bungo Cino,
• Songket benang Pacik,
• Songket benang emas Cukitan.
• Songket benang mas Lepus dan warna-warni,
• Songket benang mas Lepus Biasa,
• Songket benang mas Lepus Jando Beraes (Hijau,merah dan Kuning),
• Songket benang Jando Penganten (Hijau dan Merah),
• Songket benang emas Bungo Inten,
• Songket benang emas Tretes Midar atau Bidar,
• Songket benang emas pulir Biru,
• Songket emas Kembang Siku Hijau,
• Songket benang emas Bungo Cino,
• Songket benang Pacik,
• Songket benang emas Cukitan.
3. Sewet Peradan
Salah satu jenis kain sewet khas Sumatera Selatan.
Sewet Peradan disebut juga Sewet Prada adalah kain yang sudah jadi kemudian diberi motif dengan cat emas yang khusus untuk kain (disebut juga dengan istilah diprada). Biasanya kain yang diprada adalah kain yang bagus, baik bahan maupun motifnya.
4.Sewet Pelangi dan Jumputan
Merupakan salah satu jenis kain tradisional masyarakat Sumater Selatan.
Bahan kain ini dari benang sutera serta cat khusus yang tidak luntur. Pembuatannya tetap secara tradisional. Sewet pelangi permukaannya licin dan halus serta bisa dikepal dengan tangan. Sedangkan kain atau sewet Jumputan itu bermotif jumputan yang didapat pada saat proses pewarnaan kain.
3. MAKANAN KHAS
Coba Makanan Palembang, Yuk!
Sudah pernah mencicipi makanan khas Palembang? Pempek, tekwan, model? Hmm...enak lho! Nesi jadi ketagihan nih!
Nah, pempek yang bentuknya panjang, pempek lenjer sedangkan yang agak besar, pempek kapal selam. Foto:doskanguzi
Siapa yang belum pernah mencicipi pempek dan makanan khas Palembang lainnya? Wuiih dijamin ketagihan kalau sudah mencicipi! Pempek, salah satunya yang sangat terkenal. Tapi tahukah teman-teman kalau nama pempek itu berasal dari mana?
Pempek diyakini berasal dari sebutan "apek", yaitu sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina. Menurut cerita rakyat terdahulu, seorang "apek" berusia 65 tahun yang tinggal di tepian sungai Musi merubah tradisi masyarakat setempat yang selalu memanfaatkan ikan untuk digoreng atau dipindang. Si apek mencoba alternatif lain dalam mengolah ikan.
Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka. Makanan tersebut dijual oleh para apek dengan bersepeda
Pempek juga bisa disantap dengan mie kuning, timun!Nyam..nyam! Foto: flickr
keliling kota. Sambil bersepeda, mereka meneriakkan, "pek...apek". Oleh karena itu, makanan tersebut dikenal dengan sebutan empek-empek atau pempek.
Pempek yang gurih ini punya banyak jenis lho! Ada jenis pempek yang dihidangkan dengan cuka. Seperti, pempek lenjer yang berbentuk panjang, pempek keriting, pempek kulit dan pempek adaan yang berbentuk bulat. Selain itu ada juga pempek isi, pempek telor yang berukuran kecil, pempek kapal selam berukuran besar, pempek pistel, dan pempek tahu.
Tekwan, seuugeer!
Buat kamu yang suka makanan panggang, ada juga nih, pempek yang dipanggang, seperti, otak-otak dan lenggang. Otak-otak salah satu favorit Nesi! Bentuknya memanjang, agak pipih tapi rasanya euuunaaak!
Selain Pempek, Palembang memiliki makanan khas lainnya yang berbahan dasar ikan, seperti model, tekwan, serta kerupuk Palembang yang dikenal dengan sebutan kemplang. Kemplang juga bermacam-macam jenisnya. Mulai dari kemplang goreng, panggang dan kerupuk.
Selain Pempek, Palembang memiliki makanan khas lainnya yang berbahan dasar ikan, seperti model, tekwan, serta kerupuk Palembang yang dikenal dengan sebutan kemplang. Kemplang juga bermacam-macam jenisnya. Mulai dari kemplang goreng, panggang dan kerupuk.
4.RUMAH ADAT
Rumah Tradisional Limas
Rumah Limas merupakan prototipe rumah tradisional Palembang.
Rumah Limas.
Rumah tradisional ini selain ditandai dengan atapnya yang berbentuk limas, rumah tradisional ini memiliki lantai bertingkat tingkat yang disebut Bengkilas dan hanya dipergunakan untuk kepentingan keluarga seperti hajatan.
Para tamu biasanya diterima diteras atau lantai kedua. Kebanyakan rumah limas luasnya mencapai 400 sampai 1000 meter persegi atau lebih, yang didirikan di atas tiang-tiang dari kayu unglen atau ulin yang kuat dan tanah air.
Dinding, pintu dan lantai umumnya terbuat dari kayu tembesu. Sementara, untuk rangka digunakan kayu seru. Setiap rumah terutama dinding dan pintu diberi ukiran. Saat ini rumah limas sudah mulai jarang dibangun karena biaya pembuatannya lebih besar dibandingkan membangun rumah biasa.
5.Lagu Daerah Sumatera Selatan
Selain rumah tradisional dan tari seperti yang tersebut di atas, Propinsi Sumsel juga memiliki beberapa lagu daerah di antaranya adalah Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Gending Sriwijaya, dan Kabile-bile
Dan juga
6.HIBURAN
Dul Muluk
Teater tradisional Sumatera Selatan yang dipentaskan dengan lawakan
Apa itu dul muluk? Dul muluk adalah teater tradisional yang berkembang di Sumatera Selatan. Konon seni pertunjukan ini bermulai dari syair Raja Ali Haji, sastrawan yang pernah bermukim di Riau. Nah, karya sang raja ini terkenal dan menyebar hingga Palembang.
Pementasan dul muluk serupa lenong. Foto: palembangdalamsketsa.blogspot
Suatu hari, seorang pedagang keturunan Arab, Wan Bakar, membacakan syair tentang Abdul Muluk di sekitar rumahnya di Tangga Takat, 16 Ulu. Acara itu menarik minat masyarakat sehingga datang berkerumun. Agar lebih menarik, pembacaan syair kemudian disertai dengan peragaan oleh beberapa orang, ditambah iringan musik.
Pertunjukan itu mulai dikenal sebagai dul muluk pada awal abad ke-20. Pada masa penjajahan Jepang sejak tahun 1942, seni rakyat itu berkembang menjadi teater tradisi yang dipentaskan dengan panggung. Grup teater kemudian bermunculan dan dul muluk tumbuh dan digemari masyarakat.
Pertunjukan itu mulai dikenal sebagai dul muluk pada awal abad ke-20. Pada masa penjajahan Jepang sejak tahun 1942, seni rakyat itu berkembang menjadi teater tradisi yang dipentaskan dengan panggung. Grup teater kemudian bermunculan dan dul muluk tumbuh dan digemari masyarakat.
Dalam dul muluk ada lakon, syair, lagu-lagu Melayu, dan lawakan. Lawakan, yang biasa disebut khadam, sering mengangkat dan menertawakan ironi kehidupan sehari- hari masyarakat saat itu.
Bentuk pementasan dul muluk serupa dengan lenong dari masyarakat Betawi di Jakarta. Akting di panggung dibawakan secara spontan dan menghibur. Penonton pun bisa membalas percakapan di atas panggung. Bedanya sudah pasti di bahasa yang digunakan. Kalau lenong menggunakan bahasa Betawi, dul muluk menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Palembang.
Bentuk pementasan dul muluk serupa dengan lenong dari masyarakat Betawi di Jakarta. Akting di panggung dibawakan secara spontan dan menghibur. Penonton pun bisa membalas percakapan di atas panggung. Bedanya sudah pasti di bahasa yang digunakan. Kalau lenong menggunakan bahasa Betawi, dul muluk menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Palembang.
Dul muluk biasanya dipentaskan setiap ada pesta pernikahan. Kadang kala dul muluk bisa diadakan semalam suntuk. Meski sempat kehilangan pamor, dun muluk kini kembali dilestarikan oleh generasi muda melalui pementasan di sekolah-sekolah. Apakah sekolahmu pernah mementaskan dul muluk?
Dan bagaimana cara melestarikan kebudayaan tersebut,
Ada beberapa hal konkrit yang dapat kita lakukan untuk mengantisipasi pencurian kebudayaan daerah Indonesia oleh negara tetangga, diantaranya:
1. Mengenali dan bangga akan budaya daerah
Penyakit masyarakat kita terkadang tidak bangga dengan produk dan budaya sendiri. Kita lebih bangga dengan budaya-budaya impor yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya kita sebagai orang Timur. Anak-anak kita bahkan terkadang tidak lagi mengenal aneka ragam budayanya.
Budaya daerah banyak yang hilang dikikis zaman oleh sebab kita sendiri yang tidak mau mempelajari dan melestarikannya. Alhasil kita baru bersuara ketika negara lain sukses dan terkenal dengan budaya yang mereka curi secara diam-diam dari kita.
Sebagai contoh; Anak-anak kecil zaman sekarang saat ditanya soal mainan, tentu mereka lebih memilih dunia playstation ketimbang mainan tradisional.
2. Kebijakan pemerintah
Bagaimanapun pemerintah memiliki peran yang cukup strategis dalam upaya pelestarian kebudayaan daerah di tanah air. Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada upaya pelestarian kebudayaan nasional.
Salah satu kebijakan pemerintah yang pantas didukung adalah penampilan kebudayaan-kebudayaan daerah di setiap even-even akbar nasional. Misalnya tari-tarian, lagu daerah, dan sebagainya.
Semua itu harus dilakukan sebagai upaya pengenalan kepada generasi muda, bahwa budaya yang ditampilkan itu adalah warisan dari leluhurnya. Bukan berasal dari negara tetangga.
Demikian juga upaya-upaya melalui jalur formal pendidikan. Masyarakat harus memahami dan mengetahui berbagai kebudayaan daerah yang kita miliki. Pemerintah juga dapat lebih memusatkan perhatian pada pendidikan muatan lokal kebudayaan daerah.
Pertama jalur Pendidikan, dalam hal ini memasukan budaya daerah ke dalam kurikulum sekolah sejak TK sampai SMA. Dengan memasukan budaya daerah kedalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah maka anak-anak akan mengenal budaya daerah mereka. Apabila sudah mengenal kemudian diajarkan bagaimana bentuk dan pelaksanaan budaya tersebut dalam praktek secara terus menurus dari TK sampai SMA diharapkan budaya daerah akan meresap dan dihayati oleh anak-anak. Selanjutnya anak-anak timbul rasa cinta kepada budaya daerah mereka. Menanamkan rasa cinta terhadap budaya sangat penting. Dengan rasa cinta terhadap budaya daerah sangat penting. Dengan rasa cinta inilah nantinnya akan menjadi bekal kedepan dalam bentuk action (tindakan) untuk berkarya dan menampilkan budaya tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Cinta budaya juga akakn menjadi benteng pelindung gencarnya gempuran pengaruh budayah global.
Kedua melalui jalur Pariwisata. Khasanah kekayaan budaya daerah yang kita miliki harus diberikan peluang , ruang gerak yang seluas-luasnya. Salah satunya mengadakan kegiatan pariwisata. Dalam hal ini perlunya campur tangan pemerintah daerah dalam merancang agenda pariwisata. Pentas budaya seperti dalam pembahasan ini mengenal lagu bima ( rawa mbojo ) dan pakaian Bima ( rimpu ) perlu secara berkala dan kontinyu ditampilkan dalam pentas tersebut. Sedapat mungkin acara-acara budaya mengikut sertakan masyarakat luas.
Kapan mulai dan siapa yang bertangung jawab? Berkaitan dengan waktu pelaksanaan tentu lebih cepat lebih baik. Lebih cepat masuk dalam kurikulum, dan lebih cepat masuk dalam kurikulum, dan lebih cepat masuk agenda pariwisata lebih baik, karena akan cepat menangulangi punahnya budaya daerah. Pelestariaan budaya daerah adalah tangung jawab masyarakat dan pemerintah dan pemiliknya. Masyarakat dan pemerintah setempat paling bertangung jawab atas berkembang tidaknya budaya daerah . lembaga dan instansi pendidikan dan kebudayaan sebagai motor pengeraknya didukung instansi pemerintah yang mempromosikannya.
Sinergi atau kerja sama bidang pendidikan dan pariwisata sangat ideal dalam rangka pelestarian budaya daerah. Sekarang waktu yang tepat memulainya, bila tidak maka satu demi satu budaya daerah akan segera punah. Pada akhirnya bila tidak dipedulikan maka kita akan terasing budaya kita sendiri. Yang lebih mengkhawatirkan kita akn tercabut dari akar budaya kita dan tidak lagi memiliki jati diri, identitas secara kultural ( budaya ). Dnegan melesrarikan budaya daerah akan menjadi modal utama dalam mewujudkan budaya dan identitas nasional bhineka tunggal ika, berbeda-beda tetap satu juga.
Bab 3 penutup
A.KESIMPULAN
Setelah menulis menyelesaikan pembahasan dalam skripsi ini, kiranya
dapat diambil kesimpulan
1. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
2. Sumatra selatan mempunyai kebudayaan yang beragam yang harus di lestarikan
B.SARAN-SARAN
1. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus ikut melestarikan kebudayaan daerah dengan cara Mengenali dan bangga akan budaya daerah
2. Pemerintah harus memantau dan ikut melestarikan kebudayaan daerah supaya tidak di ambil Negara lain
C.PENUTUP
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat, tauiq serta hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Penulis berharap, semoga karya inidapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi penulis sendiri.Tidak lupa penulis mohon maaf, apabila dalam penyusunan kalimat maupun bahasanya masih dijumpai banyak kekeliruan. Penulis sangatmengharapkan kritik dan saran yang konstruktif guna perbaikan di masamendatang.Mudah mudahan apa yang penulis buat ini mendapat ridha dari Allah
yang maha murah. Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang
yang beruntung di akhirat nanti. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, serta orang tua semoga
menambah pengetahuan dalam mendidik anak. Amin ya rabbal almin.
Daftar pustaka
Sumber artikel di peroleh dari
www.Rambang Dangku .com www.Sumselprov.go.id
Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, follow twitter @gustitrisno dan G+ (+Gusti Trisno), ya? Apabila informasi ini bermanfaat bagi kamu. Bisa juga follow FP Blog Gusti Trisno biar dapat update info setiap hari. J
0 Komentar untuk "Kebudayaan Sumatra Selatan dan Cara Melestaikannya"