Latar Belakang Penulis
Nama :
Arif H. Sanjaya
Lahir :
Surabaya, November 1980
Pekerjaan :
Mini Consultan
Biografi Pendidikan
Taman Kanak-kanak Seroja - Palapaso, Dili - Timor Leste
SDN 7 Comoro, Dili - Timor Leste
SDN 3 Lapangan Pramuka, Dili - Timor Leste
SMPN 2, Dili - Timor Leste
SMUN 1 Becora, Dili - Timor Leste
S1, Teknik Elektro. Program Studi Elektronika
Institut Teknologi Nasional, Malang - Jawa Tmur
Buku Favorit : Ilmu Tauhid, La Tahzan, Bruce Lee 40 Spirit of Success.
Sejarah Singkat
Penulis ialah anak ke-3 dari 3 bersaudara, yang lahir di kota jagoan Surabaya. Ayah kelahiran Blitar, seorang veteran perang Seroja pada tahun 1976 yang dulu pernah menjadi pasukan sukarelawan dan direkrut oleh Batalyon 507 Sikatan (sekarang Batalyon Raider 500, baca selengkapnya di sini) dan kini telah menjalani masa pensiun. Ibu kelahiran Tuban, seorang guru Agama Islam untuk sekolah dasar.
Pada tahun 1986, ketika Ayahnya di pindah tugaskan penulis hijrah ke asrama tentara Yonif 744 yang berlokasi di Comoro, kota Dili Barat (sekarang sudah menjadi Timor Leste). Sejak kecil penulis banyak mencar ilmu budaya dan bahasa Tetun Dili dari temannya dan para TBO (Tenaga Bantu Operasional). TBO ialah sebutan untuk pembantu ABRI yang direkrut dari orang pribumi Timor Leste. Usianya mereka masih relatif muda. Kerana menjadi seorang anak ABRI, sudah biasa kalo ditinggal berperang dan berpindah daerah dari satu asrama ke asrama lainnya. Selama di Timor Leste, selain di desa Comoro. Penulis juga pernah tinggal di desa Taibesi, Farol dan Kampung Merdeka. Penulis pernah juga berlibur ke rumah pamannya di kabupaten Ainaro, kabupaten yang sejuk dan kalo pagi pemandangan bukit Ramelau terpampang indah sekali. Yang salut dari persahatan di Timor Leste ialah semboyan mereka yang disebut "Maun Alin" (artinya : Kakak Adik). Ketika anda sudah mereka anggap sebagai saudara, maka mereka akan mencoba membela anda tanpa memandang apakah anda anak ABRI atau bukan. Padahal dikala itu, anak ABRI sangat dimusuhi. Tapi penulis mencicipi tidak pernah menerima diskriminasi dan temannya selalu ada dikala dibutuhkan, termasuk dikala ada bahaya dari orang lain.
Sebelum terjadi kerusuhan tahun 1999, penulis hijrah ke kota Blitar untuk melanjutkan studinya di ITN selama 5 tahun. Dan tahun 2006 hijrah ke Jakarta mencari kerja, dan menjadi seorang technical support di sebuah perusahaan Sistem Integrator.
Nama :
Arif H. Sanjaya
Lahir :
Surabaya, November 1980
Pekerjaan :
Mini Consultan
Biografi Pendidikan
Taman Kanak-kanak Seroja - Palapaso, Dili - Timor Leste
SDN 7 Comoro, Dili - Timor Leste
SDN 3 Lapangan Pramuka, Dili - Timor Leste
SMPN 2, Dili - Timor Leste
SMUN 1 Becora, Dili - Timor Leste
S1, Teknik Elektro. Program Studi Elektronika
Institut Teknologi Nasional, Malang - Jawa Tmur
Buku Favorit : Ilmu Tauhid, La Tahzan, Bruce Lee 40 Spirit of Success.
Sejarah Singkat
Penulis ialah anak ke-3 dari 3 bersaudara, yang lahir di kota jagoan Surabaya. Ayah kelahiran Blitar, seorang veteran perang Seroja pada tahun 1976 yang dulu pernah menjadi pasukan sukarelawan dan direkrut oleh Batalyon 507 Sikatan (sekarang Batalyon Raider 500, baca selengkapnya di sini) dan kini telah menjalani masa pensiun. Ibu kelahiran Tuban, seorang guru Agama Islam untuk sekolah dasar.
Pada tahun 1986, ketika Ayahnya di pindah tugaskan penulis hijrah ke asrama tentara Yonif 744 yang berlokasi di Comoro, kota Dili Barat (sekarang sudah menjadi Timor Leste). Sejak kecil penulis banyak mencar ilmu budaya dan bahasa Tetun Dili dari temannya dan para TBO (Tenaga Bantu Operasional). TBO ialah sebutan untuk pembantu ABRI yang direkrut dari orang pribumi Timor Leste. Usianya mereka masih relatif muda. Kerana menjadi seorang anak ABRI, sudah biasa kalo ditinggal berperang dan berpindah daerah dari satu asrama ke asrama lainnya. Selama di Timor Leste, selain di desa Comoro. Penulis juga pernah tinggal di desa Taibesi, Farol dan Kampung Merdeka. Penulis pernah juga berlibur ke rumah pamannya di kabupaten Ainaro, kabupaten yang sejuk dan kalo pagi pemandangan bukit Ramelau terpampang indah sekali. Yang salut dari persahatan di Timor Leste ialah semboyan mereka yang disebut "Maun Alin" (artinya : Kakak Adik). Ketika anda sudah mereka anggap sebagai saudara, maka mereka akan mencoba membela anda tanpa memandang apakah anda anak ABRI atau bukan. Padahal dikala itu, anak ABRI sangat dimusuhi. Tapi penulis mencicipi tidak pernah menerima diskriminasi dan temannya selalu ada dikala dibutuhkan, termasuk dikala ada bahaya dari orang lain.
Sebelum terjadi kerusuhan tahun 1999, penulis hijrah ke kota Blitar untuk melanjutkan studinya di ITN selama 5 tahun. Dan tahun 2006 hijrah ke Jakarta mencari kerja, dan menjadi seorang technical support di sebuah perusahaan Sistem Integrator.
0 Komentar untuk "About"