Saat ini saya duduk di bangku kelas XII IPA 3, tepatnya di SMA Negeri 1 Panarukan Situbondo. Menurut saya iklim di sekolah ini baik untuk pendidikan. Apalagi didukung oleh guru-guru yang berkompeten dan baik-baik.
Sebagaimana pepatah Jawa, “Guru adalah digugu lan ditiru.” Pernyataan tersebut berarti guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi siswanya. Selain pepatah itu, tentu masih banyak pepatah lain yang berhubungan dengan guru.
Berhubungan dengan pembahasan guru, saat ini guru dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang berkembang sesuai kemajuan zaman. Oleh karena itu, tidak ada lagi guru yang kaku, memiliki pengetahuan terbatas, dan tidak mau terbuka dengan kemajuan teknologi.
Tak hanya itu guru juga dituntut bijak dalam mengatasi segala permasalahan. Di sekolah ini saya menemukan guru yang seperti itu. Beliau juga bukan sebatas guru, tetapi seumpama ibu saya sendiri. Sekalipun tidak ada ikatan darah antara kami berdua, tetapi bukankah ikatan cinta jauh lebih kental daripada darah.
Seminggu sekali saya diajari oleh beliau, tepatnya mata pelajaran seni budaya. O ya, nama beliau Endang Susioliosiawati. Kami sering memanggil dengan Bu Endang. Perempuan itu merayakan ulang tahun setiap tanggal 25 Desember.
Jika ditanya soal pengabdian terhadap dunia pendidikan rasanya tidak perlu diragukan lagi. Hanya saja, hari Sabtu ini tepatnya (14/07/12) saya harus kehilangan kebersamaan dengan beliau.
Ya, beliau memilih pindah sekolah. Bukan karena masalah atau yang lain, tetapi sebagai bentuk untuk merawat ibunya sendiri di Malang. Hari Sabtu yang kelabu itu membuat saya harus mau tahu mau mengerti keputusan beliau. Akhirnya, bel panjang pun langsung mendadak seluruh siswa untuk berkumpul di lapangan upacara.
“Ibu, jangan ganti nomor.” Hanya kata itu yang bisa saya sampaikan.
Sebagai perempuan yang lahir dan besar di Malang rasanya tepat sekali jika perempuan itu kembali ke kotanya. Sekalipun membuat saya merasa waktu bersamanya telah berakhir. Namun, saya yakin perpisahan ini tidak akan menjadi hari terakhir bertemu dengan guru kesayangan itu. Sekalipun untuk mengetahui kapan waktu itu, saya tak tahu pasti.
Hari ini ada banyak kenangan yang menyeruak di dalam ingatan. Saat pertama kali bertemu beliau di kelas X-3. Saat perjalanan ke Bali. Dan lain-lain. Sebagai mana contoh foto yang terdapat pada tulisan ini.
Akhir kata saya ingin berucap selamat tinggal pada beliau. Semoga di tempat yang baru menambah kesuksesan Ibu. Sekalipun saya harus menabung rindu.
0 Komentar untuk "Kenangan Bersama Bu Endang"