Alasan Mengapa Buku Kisah Awal Menulis Harus Terbit

Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa, yang bisa diajarkan oleh siapa saja dan dengan metode apa saja. Kita bisa menulis dengan cara mempelajari teori atau lebih banyak membaca karya sastra yang bergenre sama dengan tulisan yang aan kita buat? Sah-sah saja kita menggunakan cara yang mana. Bahkan, cara lain yang menurut kita mudah untuk dipraktikan dan mekmperkaya keindahan cerita yang kita buat.
Sejauh ini, saya banyak berjelajah di dunia maya dalam kurun waktu akhir 2012 hingga sekarang (April, 2015). Saya bertemu dengan beberapa orang yang gemar menulis, awalnya pertemanan saya dengan seorang penulis bernama Mel Ara, hanya sebatas dengan dia. Namun, jaringan pertemanan semakin bertambah ketika saya mulai mengikuti event-event di Facebook.
Waktu itu (akhir 2012) saya harus benar-benar bisa membagi waktu antara menulis dan belajar. tentu saja, saya lebih mementingkan belajar, apalagi mendekati UN 2013. Dan beberapa bulan, teman Facebook saya yang notebene seorang penulis semakin bertambah, sperti Mawar Rovitas Sari, dari mengenal dia saya mengenal sosok Titi Haryati Abbas yang kemudian saya panggil Bunda.
Hari berganti hari, pertemuan dengan beberapa orang di dunia maya menjerumuskan saya pada keasyikan menulis. Bunda Titi Haryati Abbas begitu memberi banyak kritikan pedas ketika saya meminta untuk mengoreksi dan masukan terhadap cerpen yang saya buat. Dan hal yang paling banyak dikritik adalah masalah EYD. Saya begitu sembarang meletakkan tanda baca. Contoh: “Aku sayang kamu”. Seharusnya “Aku sayang kamu.” Dan lain-lain. Tentu tak semua saya tulis di sini.
Dari perkenalan dengan beliau-lah, saya mengunduh paduan EYD. Meskipun sampai detik ini, saya sering salah dalam EYD J, tapi jika dibandingkan dengan kemarin (2012) tentu kesalahan saya sudah berkurang.
Anehnya, tanpa perasaan sungkan saya terus meminta bantuan Bunda Titi Haryati Abbas, bahkan ketika ada lomba di fakultas. Beliau memberi banyak masukan, hingga cerpen saya pun menjadi juara 3. Alhamdulillah. J

Buku Antologi Pertama
Sebagai pemburu event atau yang biasa disebut ghost event. Saya tak pantang arah, beberapa kali tulisan saya gagal masuk daftar kontibutor. Saya terus berusaha, dan dari 2012 itu. Usaha pun terbayar di pertengahan 2013. Tulisan saya masuk dalam antologi Pejuang Pena (Penerbit Al-Kahfi)*. Di dalam tulisan tersebut, saya menulis kisah awal menulis yang begitu banyak motivasi dari orang sekeliling. Tentunya orangtua, guru seperti Bu Hamidah dan Bu Aty Mulyani (guru maya yang berkata jika saya bisa menulis?), serta peristiwa perkenalan dengan Mbak Mel Ara.
Dari hari ke hari, saya terus mengikuti event. Sampai di suatu masa ada titik kejenuhan karena rutinitas kuliah dan lainnya. Saya pun tidak banyak mengikuti event. Dan akhir 2014 saya kembali tergerak mengikuti event. Akhirnya, belasan antologi pun terkumpul. Meskipun bukan penulis utama.

Belajar Menjadi PJ
Dan ketertarikan saya selain mengikuti lomba semakin bertambah. Bahkan, saya memiliki keinginan lain menjadi seorang PJ dan pemerhati aksara. Gayung pun bersambut, tepat ketika Mbak Anisa membutuhkan PJ dan admin Grup ANTOLOGI ES CAMPUR.
Tak sampai berapa lama dan dengan banyaknya hal-hal yang ditanyakan Mbak Anisa akhirnya saya terpilih menjadi PJ Bulanan. Saya pun segera menggunakan tema “Kisah Awal Menulis” sebagai event yang saya pegang. Mengapa? Karena setiap orang memiliki kisah tersendiri mengapa dia tercebur ke dunia kepenulisan? Bisa motivasi karena orangtua, guru, pacar, dan lain-lain.
Selain itu, saya juga ingin membagikan cerita saya tentang Bunda Titi Haryati Abbas. Ah, rasanya begitu banyak jasa beliau pada diri ini.
Sayang setelah memegang event tersebut, saya malah berhenti menjadi PJ karena alasan kesehatan. Tapi, selama menjadi PJ saya belajar banyak hal. Tentang tanggung jawab, kesabaran menanggapi peserta yang selalu bertanya “Kapan update peserta? Dan lain-lain?” bahkan tak jarang mereka bertanya, sesuatu yang telah dijelaskan di catatan. Heheh, aneh ya, baca kurang jeli atau bagaimana? Terlepas dari itu semua, saya mendapat banyak ilmu dari para peserta. Tentang gaya kepenulisan mereka, terus diksi yang digunakan dan lain-lain.

Saran Saya Bagi Para Peserta Event
1.      Sebisa mungkin sebelum mengirim naskah ke panitia lomba. Tolong, EYD-nya perhatikan. Mengapa? EYD begitu penting? Jika di halaman awal EYD semraut pasti di halaman selanjutnya begitu. Tentu hal tersebut membuat untuk membaca hingga selesai, apalagi naskah lomba begitu banyak. :D
2.      Perhatikan saran dan ketentuan, jangan tanya-tanya yang sudah dijelaskan ya?
Ya, itu saja. Cukup dua.

Miliki Buku KAM yuk!
Oya, bagi yang ingin memiliki buku yang Kisah Awal Menulis bisa segera di order.


Judul : Kisah Awal Menulis
Pengarang : Sutrisno G. Alfarizi, Lenni Ika Wahyudiasti, Monika Gisthi Sacaresmi, & ECA Lovers
Ukuran : 14 x 21 cm
Tebal : viii + 205 halaman
Harga : 47.000

PEMESANAN :
Ketik: KAM# NAMA LENGKAP # ALAMAT LENGKAP # JUMLAH # NO TELP
Kirim ke : 085103414877 / 0341-2414877 untuk kontributor tambahkan judul naskah.

SINOPSIS :
“Duh, jaringan internetnya kok lola banget sih, Mbak?” keluhku pada Mbak Iin, teman sekantorku. “Aku mau kirim naskah ke penerbit indie yang ngadain event nulis nih. Hari ini deadline-nya,” lanjutku dengan kecemasan memuncak.
“Ada hubungannya sama status waspada Gunung Kelud ‘kali, Dik,” sahutnya asal. Saat itu aku masih berkantor di Kediri dan Gunung Kelud memang ditengarai bakal ‘memuntahkan isi perutnya’ dalam waktu dekat. Beberapa hari ini gemuruh dan ‘batuk-batuk kecilnya’ mulai terdengar. “Wah, sejak menang lomba karya tulis di Peringatan Hari Pabean Internasional kemarin, Dik Ika jadi keranjingan nulis lagi nih kayaknya? Jangan-jangan bentar lagi nyaingin Asma Nadia deh ngetopnya!” ucapnya lagi.

Kontributor :

Sutrisno G. Alfarizi I Ahmad Khirus Salim I Alis Maharani I Ameera Zea I Aoirisuka I Asmara Dewo I Ayu Al-Jum’ah I De Eka Putrakha I Desy Alfiana I Dirma Azzahra I El Malka I Evilia Damayanti I Ginanjar Anis I Habibatur Rohmah I Hafiza Tartila Isty I Ifa Nur Wijayanti I Intan Masruroh Setiawan I Ira Yulianika I Juliana Harahap I Juliani I Khumayra Nurul Ainie I Laras Sekar Seruni I Lenni Ika Wahyudiasti I Lia Liawati I Lily Utami I Marliana Kuswanti I Melia Fitriani I Melly Lestari I Miranti Julia Ulandari I Monika Gisthi Secaresmi I Munasyaroh Fadh I Mutiara Yasmin I Nouvha Levi Riond I Novitasari I Nurul Firdiani Fauzan I Nurul Hidayah Nur I Risa Pramita I Rismawati Irliani I Syukron Ya Sukron I Tahiruddin Tawil I Titis Wisnuwati I Wardah Khulailah I Yanuari Purnawan I Zainun Nasikah I


Catatan: (*) Penerbit Al-Kahfi sampai saat tulisan dipublikasikan tidak menyelenggarakan event-event kepenulisan lain. Pun, di Facebook tak ada aktivitas lagi. Semoga di suatu masa, nama penerbit ini kembali terdengar di telinga.

Related : Alasan Mengapa Buku Kisah Awal Menulis Harus Terbit

0 Komentar untuk "Alasan Mengapa Buku Kisah Awal Menulis Harus Terbit"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)