Bagaimana Google Menolong Ekonomi Digital Indonesia?

Bagaimana Google Membantu Ekonomi Digital Indonesia?

Google mempunyai sejumlah kesibukan untuk mendorong pengembang setempat meningkatkan keahliannya. Misalnya saja kesibukan Launchpad Week, Android Academy, dan Android One Hack for Impact yang dirancang untuk menolong para pengembang mendapatkan cara paling efektif mudah-mudahan aplikasi mereka sanggup menarik penggemar. 

Saat ini kami sudah merangkul lebih dari 6000 pengembang di Indonesia.

Belum usang ini ada delapan startup dari tanah air yang dikirim ke markas Google di Amerika Serikat untuk mengikuti kesibukan accelerator. Masing - masing startup mendapatkan 50.000 dollar Amerika dalam pendanaan equityfree funding, dua ahad mentoring di kantor Google di California, dan komplemen enam bulan mentoring setelah mereka kembali ke tanah air. Program Gapura kami yang dimulai tahun 2014 sudah menolong ribuan Usaha Kecil Menengah (UKM)

di Indonesia. Melalui kesibukan ini, para ahli di Google mengadakan pelatihan dan menyediakan nasehat tentang bagaimana mengawali bisnis secara online. Dalam workshop yang diadakan di Jakarta, Bandung, Denpasar, Surabaya dan Makassar, pemilik bisnis yang sukses sanggup memajukan pengalaman dengan ratusan peserta.

Tahun 2015, kami meluncurkan Google Bisnisku, suatu platform gratis yang sanggup menolong bisnis apapun agar sanggup dicari lebih gampang pada pencarian (search). Google Bisnisku merupakan pola janji untuk bikin bisnis online di Indonesia kian mudah. 

Bagaimana Google menyaksikan Indonesia selaku Pasar Teknologi Digital?

Sebagian besar orang di Indonesia pertama kali menggunakan internet melalui perangkat seluler. Saat ini, lebih banyak penduduk yang memiliki telepon bakir dibandingkan komputer meja. Hal ini merupakan kesempatan bagi para pelaku bisnis. Adanya iklan yang didedikasikan bagi seluler dari Google menolong pemasar untuk meraih pelanggan lewat telepon pintar.

Selain itu, penduduk juga diuntungkan dengan kepraktisan mengakses gunjingan pribadi dari aplikasinya. Misalnya, di saat data publik sanggup diakses secara terbuka, para pengembang sanggup bikin aplikasi yang menolong siapapun mendapatkan sentra kebugaran, transportasi umum, dan akomodasi lazim lain yang penting bagi masyarakat.

Seperti apa proyeksi faedah percepatan pembangunan fixed broadband?

Seperti yang dilaporkan Deloitte Access Economics, keikutsertaan UKM dalam bidang digital yang diiringi dengan penetrasi broadband sebesar dua kali lipat sanggup meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia sebesar dua persen. Angka komplemen ini diperlukan untuk meraih target perkembangan tujuh persen sesuai kriteria “negara berpenghasilan menengah” sebelum 2025. Menurut Deloitte, lewat bisnis online, UKM dapat meningkatkan pendapatan sampai 80 persen.

Strategi apa yang sanggup dijalankan mudah-mudahan e-commerce Indonesia
menjadi lebih bersaing?

Salah satu tantangan di Indonesia dan Asia Tenggara adalah tentang metode pembayaran. Berbeda dengan di Amerika Serikat, Jepang dan negara-negara Eropa, penetrasi kartu kredit di Indonesia sungguh rendah. Tidak banyak masyarakat yang mengeluarkan duit dengan kartu kredit.

Di Google Play Store kami menjajal menangani hal ini dengan memperkenalkan bervariasi cara pembayaran, di antaranya dengan potong pulsa. Di Indonesia kami bekerja sama dengan Telkomsel, Indosat, dan XL/Axis. Masyarakat sanggup menjalankan pembayaran dengan mudah untuk pembelian di dalam aplikasi menggunakan tagihan teleponnya.

Apakah bakat industri digital Indonesia sudah cukup mumpuni?

Hal yang hebat merupakan kami lihat antusiasme para pengembang muda sungguh tinggi. Dengan berinteraksi di komunitas teknologi, pemerintah sanggup mendapatkan rekan untuk melakukan pekerjaan sama di aneka macam bidang. Situasi ini akan menguntungkan kedua belah pihak, baik pengembang maupun Pemerintah.

Pemerintah juga sanggup memperoleh faedah ekonomi dari penggunaan aplikasi. Pada kasus GoJek dan GrabBike misalnya, platform mereka menolong ratusan ribu pengojek (yang merupakan pekerja sektor informal) memperoleh pendapatan yang lebih baik. Platform e-commerce dan

marketplace juga memungkinkan kerja keras kecil meraih pelanggan gres untuk pengembangan bisnis.

Google Indonesia sudah melakukan pekerjaan sama dengan sejumlah pengembang, desainer, dan mahasiswa yang berbakat. Kami menyaksikan ada potensi yang besar. Selain Accelerator Launchpad, kami juga sudah memajukan kesibukan Launchpad Week Jakarta guna menolong startup mempersiapkan bisnis mereka di tahap awal. 

Kami juga terinspirasi dengan ide-ide yang timbul dari kesibukan Google Hackfair dan Android One Hack For Impact yang mendukung para pengembang bikin aplikasi untuk menangani permasalahan penting, menyerupai transportasi, kesehatan, dan pendidikan.

Pada Google Hackfair bulan Desember 2015, ada ekspo 38 proyek yang diciptakan oleh penduduk Indonesia. Kegiatan tersebut juga dihadiri lebih dari seribu penerima serta 848 pengembang baru. Sebanyak 25 persen diantaranya merupakan perempuan.Mereka semua diberikan pembinaan di Android Academy kami di lima kota yakni Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan Semarang.

Kebijakan apa yang sanggup mendukung hal ini?

Agar bisnis online Indonesia sanggup berkembang, para pelaku e-commerce memerlukan kerangka kerja regulasi yang ketat dan mendukung. Kami memahami bahwa pemerintah melakukan pekerjaan sama dengan sejumlah pemangku kepentingan guna bikin kerangka kerja tersebut. 

Kami cukup termotivasi menyaksikan aneka macam organisasi yang mendukung hal ini. Contohnya saja Indonesian E-commerce Association (idEA) yang menerima masukan dari pelaku perdagangan). Begitu pula dengan aneka macam organisasi lain yang ikut terlibat dalam setiap dialog.untuk pengembangan ekosistem online. Baca: Google, Turut Benahi Digital Ekonomi Indonesia. 

Foto: Shinto Nugroho/Google+