Evaluasi semen merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan untuk mengetahui kualitas semen, baik dilakukan secara makroskopik (evaluasi awal) yaitu sesaat setelah semen dikoleksi, maupun evaluasi secara mikroskopik (evaluasi lanjut).
Untuk mengevaluasi semen sapi secara makroskopik tidak diperlukan peralatan khusus atau tambahan, karena evaluasi ini hanya menggunakan kemampuan mata dan penggunaan indra lainnya.
1) Volume Semen
Alat yang digunakan : tabung berskala (Gambar 34) Tenik pelaksanaan evaluasi secara makroskopik untuk volume semen adalah sebagai berikut :
a) ambil tabung berskala yang berisi semen;
b) letakkan tabung pada tempat khusus dengan posisi tegak lurus;
c) arahkan angka (skala) tabung pada arah sinar dengan jarak sekitar 30 cm;
d) amati permukaan semen dan lihat angka yang sesuai dengan permukaan tersebut; dan
e) banyaknya volume semen terbaca.
Banyaknya volume semen berbeda menurut umur, bangsa, ukuran badan, kualitas pakan yang dikonsumsi, dan frekuensi koleksi semen.
2) Warna Semen
Alat yang digunakan untuk mengamati warna semen sama dengan untuk evaluasi volume semen. Teknik pelaksanaan evaluasi warna semen adalah sebagai berikut :
a) tekniknya sama dengan untuk evaluasi volume semen, hanya fokus pengamatannya adalah pada warna semen;
b) warna semen sapi normal umumnya krem keputih-putihan
c) jika warna semen hijau kekuning-kuningan berarti mengandung pseudomonas auroginosa, yaitu bakteri yang menyebabkan radang kronis pada saluran reproduksi;
d) jika semen berwarna kemerah-merahan berarti terkontaminasi dengan darah; dan
e) jika semen berwarna kecoklat-coklatan berarti mengandung darah yang telah membusuk.
3) Derajat Keasaman semen (pH semen)
Akibat metabolisme spermatozoa dalam keadaan anaerobik, maka timbunan asam laktat sebanding dengan kenaikan pH, dan pH berpengaruh terhadap daya tahan hidup spermatozoa. pH normal semen sapi adalah sekitar 6,8.
Alat yang digunakan adalah contoh semen, pH meter elektrik (Gambar 35); dan atau kertas lakmus.
Teknik pelaksanaan evaluasi pH semen adalah sebagai berikut :
a) ambil pH meter elektrik;
b) celupkan ujung pH meter tersebut ke dalam semen;
c) baca angka digital yang tertera pada layar monitor, angka tersebut akan muncul secara otomatis;
d) jika menggunakan pH meter kertas, maka setelah ujung kertas dicelupkan ke dalam semen akan terjadi perubahan warna;
e) warna yang berubah tersebut disesuaikan dengan indikator warna yang sudah menunjukkan angka pH dari zat yang diukur;
f) jika semennya normal, maka angka yang diperoleh sama atau mendekati 6,8;
g) jika pH semen terlalu rendah atau terlalu tinggi berarti semennya tidak normal.
4) Kekentalan semen (viskositas)
Evaluasi kekentalan semen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) menggoyang-goyangkan semen dalam tabung; dan
b) pengukuran menggunakan benang.
Evaluasi ini juga sekaligus dapat menduga konsentrasi spermatozoa yang dikandung semen. Alat yang digunakan untuk evaluasi viskositas semen adalah seutas benang, mistar atau garisan, dan contoh semen. Teknik pelaksanaan evaluasi viskositas semen adalah sebagai berikut :
(1) jika evaluasi tanpa menggunakan alat, maka tabung semen digoyang-goyangkan perlahan-lahan, dan semen yang ada di dinding tabung akan turun ke dasar tabung;
(2) semakin lama proses penurunan semen ke arah dasar tabung
menunjukkan semennya kental, dan sebaliknya
(3) semakin kental semen yang dievaluasi berarti semakin baik kualitas semen tersebut.
Jika evaluasi menggunakan alat, maka caranya adalah :
(1) ambil seutas benang steril lalu dimasukkan ke dalam semen;
(2) angkat benang ke atas perlahan-lahan sembari diletakkan penggaris di samping tabung;
(3) amati angka pada garisan tepat tempat semen terputus dari benang saat diangkat;
(4) semakin besar angka yang diperoleh, maka semakin kental semen tersebut, dan berarti kualitas semennya semakin baik (Gambar 36)
Untuk mengevaluasi semen sapi secara makroskopik tidak diperlukan peralatan khusus atau tambahan, karena evaluasi ini hanya menggunakan kemampuan mata dan penggunaan indra lainnya.
1) Volume Semen
Alat yang digunakan : tabung berskala (Gambar 34) Tenik pelaksanaan evaluasi secara makroskopik untuk volume semen adalah sebagai berikut :
a) ambil tabung berskala yang berisi semen;
b) letakkan tabung pada tempat khusus dengan posisi tegak lurus;
c) arahkan angka (skala) tabung pada arah sinar dengan jarak sekitar 30 cm;
d) amati permukaan semen dan lihat angka yang sesuai dengan permukaan tersebut; dan
e) banyaknya volume semen terbaca.
Banyaknya volume semen berbeda menurut umur, bangsa, ukuran badan, kualitas pakan yang dikonsumsi, dan frekuensi koleksi semen.
Gambar 34. Pengamatan volume semen dan warna semen |
Alat yang digunakan untuk mengamati warna semen sama dengan untuk evaluasi volume semen. Teknik pelaksanaan evaluasi warna semen adalah sebagai berikut :
a) tekniknya sama dengan untuk evaluasi volume semen, hanya fokus pengamatannya adalah pada warna semen;
b) warna semen sapi normal umumnya krem keputih-putihan
c) jika warna semen hijau kekuning-kuningan berarti mengandung pseudomonas auroginosa, yaitu bakteri yang menyebabkan radang kronis pada saluran reproduksi;
d) jika semen berwarna kemerah-merahan berarti terkontaminasi dengan darah; dan
e) jika semen berwarna kecoklat-coklatan berarti mengandung darah yang telah membusuk.
3) Derajat Keasaman semen (pH semen)
Akibat metabolisme spermatozoa dalam keadaan anaerobik, maka timbunan asam laktat sebanding dengan kenaikan pH, dan pH berpengaruh terhadap daya tahan hidup spermatozoa. pH normal semen sapi adalah sekitar 6,8.
Alat yang digunakan adalah contoh semen, pH meter elektrik (Gambar 35); dan atau kertas lakmus.
Gambar 35. pH meter elektrik |
Teknik pelaksanaan evaluasi pH semen adalah sebagai berikut :
a) ambil pH meter elektrik;
b) celupkan ujung pH meter tersebut ke dalam semen;
c) baca angka digital yang tertera pada layar monitor, angka tersebut akan muncul secara otomatis;
d) jika menggunakan pH meter kertas, maka setelah ujung kertas dicelupkan ke dalam semen akan terjadi perubahan warna;
e) warna yang berubah tersebut disesuaikan dengan indikator warna yang sudah menunjukkan angka pH dari zat yang diukur;
f) jika semennya normal, maka angka yang diperoleh sama atau mendekati 6,8;
g) jika pH semen terlalu rendah atau terlalu tinggi berarti semennya tidak normal.
4) Kekentalan semen (viskositas)
Evaluasi kekentalan semen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) menggoyang-goyangkan semen dalam tabung; dan
b) pengukuran menggunakan benang.
Evaluasi ini juga sekaligus dapat menduga konsentrasi spermatozoa yang dikandung semen. Alat yang digunakan untuk evaluasi viskositas semen adalah seutas benang, mistar atau garisan, dan contoh semen. Teknik pelaksanaan evaluasi viskositas semen adalah sebagai berikut :
(1) jika evaluasi tanpa menggunakan alat, maka tabung semen digoyang-goyangkan perlahan-lahan, dan semen yang ada di dinding tabung akan turun ke dasar tabung;
(2) semakin lama proses penurunan semen ke arah dasar tabung
menunjukkan semennya kental, dan sebaliknya
(3) semakin kental semen yang dievaluasi berarti semakin baik kualitas semen tersebut.
Jika evaluasi menggunakan alat, maka caranya adalah :
(1) ambil seutas benang steril lalu dimasukkan ke dalam semen;
(2) angkat benang ke atas perlahan-lahan sembari diletakkan penggaris di samping tabung;
(3) amati angka pada garisan tepat tempat semen terputus dari benang saat diangkat;
(4) semakin besar angka yang diperoleh, maka semakin kental semen tersebut, dan berarti kualitas semennya semakin baik (Gambar 36)
Gambar 36. Pengukuran kekentalan semen (viskositas) |
0 Komentar untuk "Pemeriksaan Semen Secara Makroskopik "