Improvisasi adalah sebagai metode pelatihan calon pemeran dan manfaatnya sangat efektif (bermain wajar, mudahmengolah kata-kata, responsive, dan peka). Fungsi improvisasi adalah:
a. Meningkatkan daya imajinasi
Improvisasi adalah media pelatihan calon pemeran yang mengutamakan cara bermain secara spontan atau tak terencana. Pola ini akan meningkatkan daya imajinasi calon pemeran, karena dalam melakukan improvisasi dituntut untuk membayangkan suasana seperti apa, berperan sebagai apa, dan bagaimana cara melakukannya. Peningkatan daya imajinasi bisa dilakukan dengan membiasakan diri dalam berfikir kreatif dan inovatif dAalam melaksanakan pekerjaannya. Pelatihan improvisasi dilakukan dengan cara memberikan rangsangan awal sebagai bahan improvisasi dan pelaksanaannya sangat membutuhkan daya imajinasi untuk mewujudkan.
b. Melatih dialog
Improvisasi sebagai sarana untuk melatih penguasaan bahasa dan keterampilan berdialog secara wajar. Keterampilan berdialog didapat dari kebiasaan berbicara dengan sesama anggota improvisasi. Peserta dibiasakan untuk berbicara apa saja, tanpa konteks, tanpa tata bahasa yang baik dan benar, dan dilakukan spontan. Dalam suasana kebebasan dan tanpa hambatan, peserta akan merasa bebas dan tidak takut salah, sehingga bisa mengutarakan apa yang dipikirkan dan dirasakan. Kebiasaan akan membawa dampak pada cara bicara yang lancar dan wajar, yang pada akhirnya bisa mengutarakan pemikiran dengan runtut dan logis.
Improvisasi dilakukan dengan dasar kata-kata dan dengan dasar gerak tubuh. Improvisasi dengan kata-kata melatih cara berbicara dan berdialog dengan wajar dan logis. Improvisasi dengan tubuh melatih peserta terhadap penguasaan tubuh dan bisa digunakan untuk memperkuat dialog atau komunikasi verbal serta komunikasi dengan bahasa tubuh atau gesture. Proses improvisasi dimulai dari memperkenalkan diri dan berbicara secara bebas dengan materi apa saja. Proses ini untuk melatih keberanian peserta dan menghilangkan perasaan takut (takut salah, takut tidak bisa, takut dikritik dan lain-lain). Setelah dapat menguasai diri, maka improvisasi bisa ditingkatkan dengan menggunakan rangsangan berupa suasana, konteks, maupun peran yang harus dilakukan.
c. Mewujudkan suasana
Improvisasi digunakan sebagai media pelatihan, karena proses yang dilakukan lebih mengutamakan kebebasan dan spontanitas. Improvisasi tidak harus memainkan peran atau karakter lain, tetapi bisa memainkan karakter diri sendiri, hal inilah yang bisa mewujudkan suasana menyenangkan. Selain itu, improvisasi juga bisa digunakan untuk melatih bakat terpendam dari pemeran yang memainkan peran, dan dari latihan improvisasi bisa diketahui, apa bakat terpendam tersebut. Keinginan dan keahlian tidak bisa disembunyikan dengan rapi, tapi kadang akan muncul tanpa disadari. Pemeran melatih bakat-bakat itu bersama teman lain atas bimbingan seseorang yang punya keahlian dibidangnya.
Berperan dalam improvisasi merupakan aktivitas yang menyenangkan karena dilakukan dalam suasana bermain. Pemeran akan memainkan peran sesuai imajinasinya, bergerak, dan berdialog secara bebas. Pemeran memainkan kerangka cerita karena hanya kerangka saja yang diberikan kepada pemain, isi dan materinya diisi oleh pemeran dengan bebas. Improvisasi bisa dilakukan sendiri, berpasangan, maupun berkelompok. Improvisasi yang dilakukan secara berkelompok juga bisa digunakan sebagai media kerjasama antar pemain.
d. Meningkatkan keyakinan diri
Improvisasi dilakukan secara langsung menanggapi masalah yang digunakan sebagai rangsang bahan. Semua dilakukan secara terbuka dihadapan peserta lain atau penonton. Hal ini melatih peserta untuk lebih percaya diri dan membiasakan peserta dalam suasana ditonton. Keyakinan diri didapat karena terbiasa dengan suasana bebas dan spontan. Semakin sering dilakukan, maka semakin mudah menguasai diri dan lingkungan. Penguasaan diri akan meningkatkan keyakinan diri, karena merasa siap melakukan kerja yang diberikan.
a. Meningkatkan daya imajinasi
Improvisasi adalah media pelatihan calon pemeran yang mengutamakan cara bermain secara spontan atau tak terencana. Pola ini akan meningkatkan daya imajinasi calon pemeran, karena dalam melakukan improvisasi dituntut untuk membayangkan suasana seperti apa, berperan sebagai apa, dan bagaimana cara melakukannya. Peningkatan daya imajinasi bisa dilakukan dengan membiasakan diri dalam berfikir kreatif dan inovatif dAalam melaksanakan pekerjaannya. Pelatihan improvisasi dilakukan dengan cara memberikan rangsangan awal sebagai bahan improvisasi dan pelaksanaannya sangat membutuhkan daya imajinasi untuk mewujudkan.
b. Melatih dialog
Improvisasi sebagai sarana untuk melatih penguasaan bahasa dan keterampilan berdialog secara wajar. Keterampilan berdialog didapat dari kebiasaan berbicara dengan sesama anggota improvisasi. Peserta dibiasakan untuk berbicara apa saja, tanpa konteks, tanpa tata bahasa yang baik dan benar, dan dilakukan spontan. Dalam suasana kebebasan dan tanpa hambatan, peserta akan merasa bebas dan tidak takut salah, sehingga bisa mengutarakan apa yang dipikirkan dan dirasakan. Kebiasaan akan membawa dampak pada cara bicara yang lancar dan wajar, yang pada akhirnya bisa mengutarakan pemikiran dengan runtut dan logis.
Improvisasi dilakukan dengan dasar kata-kata dan dengan dasar gerak tubuh. Improvisasi dengan kata-kata melatih cara berbicara dan berdialog dengan wajar dan logis. Improvisasi dengan tubuh melatih peserta terhadap penguasaan tubuh dan bisa digunakan untuk memperkuat dialog atau komunikasi verbal serta komunikasi dengan bahasa tubuh atau gesture. Proses improvisasi dimulai dari memperkenalkan diri dan berbicara secara bebas dengan materi apa saja. Proses ini untuk melatih keberanian peserta dan menghilangkan perasaan takut (takut salah, takut tidak bisa, takut dikritik dan lain-lain). Setelah dapat menguasai diri, maka improvisasi bisa ditingkatkan dengan menggunakan rangsangan berupa suasana, konteks, maupun peran yang harus dilakukan.
c. Mewujudkan suasana
Improvisasi digunakan sebagai media pelatihan, karena proses yang dilakukan lebih mengutamakan kebebasan dan spontanitas. Improvisasi tidak harus memainkan peran atau karakter lain, tetapi bisa memainkan karakter diri sendiri, hal inilah yang bisa mewujudkan suasana menyenangkan. Selain itu, improvisasi juga bisa digunakan untuk melatih bakat terpendam dari pemeran yang memainkan peran, dan dari latihan improvisasi bisa diketahui, apa bakat terpendam tersebut. Keinginan dan keahlian tidak bisa disembunyikan dengan rapi, tapi kadang akan muncul tanpa disadari. Pemeran melatih bakat-bakat itu bersama teman lain atas bimbingan seseorang yang punya keahlian dibidangnya.
Berperan dalam improvisasi merupakan aktivitas yang menyenangkan karena dilakukan dalam suasana bermain. Pemeran akan memainkan peran sesuai imajinasinya, bergerak, dan berdialog secara bebas. Pemeran memainkan kerangka cerita karena hanya kerangka saja yang diberikan kepada pemain, isi dan materinya diisi oleh pemeran dengan bebas. Improvisasi bisa dilakukan sendiri, berpasangan, maupun berkelompok. Improvisasi yang dilakukan secara berkelompok juga bisa digunakan sebagai media kerjasama antar pemain.
d. Meningkatkan keyakinan diri
Improvisasi dilakukan secara langsung menanggapi masalah yang digunakan sebagai rangsang bahan. Semua dilakukan secara terbuka dihadapan peserta lain atau penonton. Hal ini melatih peserta untuk lebih percaya diri dan membiasakan peserta dalam suasana ditonton. Keyakinan diri didapat karena terbiasa dengan suasana bebas dan spontan. Semakin sering dilakukan, maka semakin mudah menguasai diri dan lingkungan. Penguasaan diri akan meningkatkan keyakinan diri, karena merasa siap melakukan kerja yang diberikan.
0 Komentar untuk "Fungsi Improvisasi Pada Roleplay Improvisatoris"