Menentukan Pola Pengolahan Tanah

Dalam melakukan pengolahan tanah, perlu menggunakan pola-pola tertentu. Tujuan dari pola pengolahan tanah ini adalah :

1.  Lebih efisien, dengan menggunakan pola yang sesuai, diharapkan :

  • Waktu yang  terbuang pada saat pengolahan tanah (pada saat implemen pengolahan tanah diangkat) sesedikit mungkin
  • Lahan yang diolah tidak diolah lagi, sehingga diharapkan pekerjaan pengolahan tanah bisa lebih efisien.

2.  Lebih efektif

     Hasil pengolahan tanah (khususnya untuk pembajakan) bisa merata. Bagian lahan yang diangkat tanahnya akan ditimbun kembali dari alur berikutnya. Sehingga diharapkan pekerjaan pengolahan tanah bisa lebih efektif.

Ada beberapa macam pola pengolahan tanah yang disesuaikan dengan bentuk lahan dan jenis alat yang digunakan, yaitu :

  • Pola tengah 
  • Pola tepi
  • Pola keliling tengah
  • Pola keliling tepi
  • Pola bolak balik rapat
Pengolahan tanah pertama

Mengolah tanah adalah membalik dan menggemburkan struktur tanah agar menjadi gembur, sehingga memudahkan  akar tanaman menyerap unsur hara. Kegiatan pengolahan tanah akan sangat mempengaruhi proses budidaya selanjutnya. Pengolahan tanah tetap sangat penting artinya, sehingga wajar bila inovasi dalam kegiatan ini terus dilakukan agar didapatkan hasil yang lebih  baik. Di dalam suatu proses budidaya tanaman, sebelum dilakukan penanaman pada umumnya dilakukan pengolahan tanah dengan tujuan : Menciptakan kondisi fisik, khemis dan biologis tanah menjadi lebih baik.

Untuk mendapatkan hasil pengolahan tanah pertama yang efektif dan efisien, dalam mengolah tanah diperlukan pola pengolahan tertentu. Ada beberapa macam pola pengolahan tanah pertama (pembajakan) yang disesuaikan dengan bentuk lahan dan jenis alat yang digunakan.

Beberapa pola pengolahan tanah pertama (pembajakan), antara lain :

Pola Tengah

Pembajakan dilakukan dari tengah membujur lahan, kemudian pembajakan kedua dilakukan pada sebalah hasil pembajakan pertama. Traktor diputar ke kanan dan membajak rapat dengan hasil pembajakan pertama. Pembajakan berikutnya dengan cara berputar ke kanan sampai ke tepi lahan.

 Tujuan dari pola pengolahan tanah ini adalah  Menentukan Pola Pengolahan Tanah
Pola Tengah
Pola ini cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit.  Diperlukan lahan untuk berbelok (head land) pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak 2 atau 3 pembajakan terakhir. Ujung lahan yang tidak terbajak diolah dengan cara manual (di cangkul).

 Tujuan dari pola pengolahan tanah ini adalah  Menentukan Pola Pengolahan Tanah
Alur balik hasil pengolahan
Dengan pola ini akan menghasilkan alur balik (back furrow), yaitu alur bajakan yang saling berhadapan satu sama lain, sehingga akan terjadi penumpukkan lemparan hasil pembajakan memanjang di tengah jalan. Pada tepi lahan alur hasil pembajakan tidak tertutup oleh lemparan hasil pembajakan.

 Tujuan dari pola pengolahan tanah ini adalah  Menentukan Pola Pengolahan Tanah
Alur Pada Tepi Lahan

Pola Tepi

Pembajakan dilakukan dari tepi membujur lahan, lemparan hasil pembajakan ke arah luar lahan. Pembajakan kedua pada sisi seberang pembajakan  pertama. Traktor diputar ke kiri dan membajak dari tepi lahan dengan arah sebaliknya. Pembajakan berikutnya dengan cara berputar ke kiri sampai ke tengah lahan.

 Tujuan dari pola pengolahan tanah ini adalah  Menentukan Pola Pengolahan Tanah
PolaTepi
Pola ini cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit. Diperlukan lahan untuk berbelok (head land) pada kedua ujung lahan. Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak 2 atau 3 pembajakan terakhir. Ujung lahan yang tidak terbajak diolah dengan cara manual (di cangkul). Dengan pola ini akan menghasilkan alur mati (dead furrow), yaitu alur bajakan yang saling berdampingan satu sama lain, sehingga akan terjadi alur yang tidak tertutup oleh lemparan tanah hasil pembajakan dan memanjang di tengah lahan. Pada tepi lahan lemparan hasil pembajakan tidak jatuh pada alur hasil pembajakan.

Alur Mati
Pola Keliling Tengah 

Pengolahan tanah dilakukan dari titik tengah lahan, berputar sejajar sisi lahan sampai ke tepi lahan. Lemparan pembajakan ke arah dalam lahan. Pada awal pengolahan operator akan mengalami kesulitan dalam membelokkan traktor.

Pola pengolahan ini cocok untuk  lahan yang berbentuk bujur sangkar dan lahan tidak terlalu luas. Diperlukan lahan untuk berbelok pada kedua diagonal lahan.lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 4 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak, diolah dengan cara manual dengan cangkul.

 Tujuan dari pola pengolahan tanah ini adalah  Menentukan Pola Pengolahan Tanah
Pola Keliling Tengah

Pola Keliling Tepi

Pengolahan tanah dilakukan dari salah satu titik sudut lahan,  berputar ke kiri sejajar sisi lahan sampai ke tepi lahan. Lemparan pembajakan ke arah luar lahan. Pada akhir pengolahan, operator akan kesulitan dalam membelokkan traktor.

 Tujuan dari pola pengolahan tanah ini adalah  Menentukan Pola Pengolahan Tanah
Pola keliling tepi
Pola pengolahan ini cocok untuk lahan yang berbentuk bujur sangkar dan lahan tidak terlalu luas. Diperlukan lahan untuk berbelok pada kedua diagonal lahan.lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak  pada 2 atau 4 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak, diolah dengan cara manual dengan cangkul.

Pola Bolak Balik Rapat

Pengolahan dilakukan dari tepi salah satu sisi lahan dengan arah membujur.  Arah lemparan hasil pembajakan ke luar. Setelah sampai ujung lahan, pembajakan kedua dilakukan berimpit dengan pembajakan pertama. Arah lemparan hasil pembajakan kedua dibalik, sehingga akan mengisi alur hasil pembajakan pertama. Pembajakan dilakukan secara bolak balik sampai sisi lahan.

 Tujuan dari pola pengolahan tanah ini adalah  Menentukan Pola Pengolahan Tanah
Pola bolak balik rapat
Pola ini juga cocok untuk lahan yang memanjang dan sempit, diperlukan lahan untuk berbelok (head land) pada kedua ujung lahan.  Ujung lahan yang tidak terbajak tersebut, dibajak pada 2 atau 3 pembajakan terakhir. Sisa lahan yang tidak terbajak (pada ujung lahan), diolah dengan cara manual dengan cangkul

Pola ini hanya cocok dilakukan untuk bajak yang dapat  diubah arah lemparan pembajakan. Pola ini dapat juga dilakukan untuk pengolahan tanah kedua dengan mesin rotari, karena hasil dari pengolahannya tidak terlempar ke samping.

Catatan :
Pola 1 sampai 4 digunakan untuk jenis bajak yang hasil lemparan tanahnya ke kanan. Apabila jenis bajak yang digunakan hasil lemparan tanahnya ke kiri, maka arah putaran pembajakan dibalik. Setelah lahan siap untuk diolah dan ditentukan pola pengolahan yang tepat, maka lahan dapat mulai diolah.  Cara pengolahan tanah pertama (pembajakan) dengan traktor adalah sebagai berikut :

  • Buat batas-batas lahan yang akan diolah dan tempat head land apabila diperlukan
  • Traktor dibawa ke lahan dan diletakkan sesuai dengan  pola yang diinginkan
  • Atur gas dan posisi gigi persneling yang direkomendasikan oleh pabrik. Untuk itu sangat disarankan agar operator membaca buku petunjuk pengoperasian (manual)
  • Pembajakan dimulai. Kedalaman pembajakan untuk alur pertama (pada saat kedua  roda traktor belum masuk ke alur), tidak perlu terlalu dalam.
  • Pada saat berbelok, implemen diangkat
  • Pembajakan selanjutnya dilakukan dengan cara memasukkan salah satu roda ke alur. Kedalaman pembajakan otomatis menjadi lebih dalam.
  • Dua sampai empat alur terakhir (tergantung dari panjang traktor dan lebar kerja alat bajak), head land mulai dibajak.

Related : Menentukan Pola Pengolahan Tanah

0 Komentar untuk "Menentukan Pola Pengolahan Tanah"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)