5 Alasan Buku Cetak (Real Book) Lebih Menarik Dibandingkan Buku Elektronik (E-Book)

Membaca bagi sebagian merupakan suatu kewajiban mutlak. Apalagi bagi mereka yang menggandrungi dunia kepenulisan. Pasti membaca menjadi kebiasaan sebelum memulai aktivitas menulis.

Kini, membaca tak hanya bisa melalui buku cetak (real book), tetapi bisa juga melalui buku elektronik (e-book).


Tentu kalian sudah paham dengan kedua istilah itu kan? Jika tidak paham. Silakan baca pengertian singkat ini sejenak. Buku cetak (real book) sendiri pengertian sederhananya itu buku yang dicetak artinya menggunakan kertas. Berbeda dengan real book, e-book (buku elektonik) itu buku yang bisa diunduh berupa pdf, word, dan lain-lain. Paham sampai di sini kan?

Dari dua bentuk buku tersebut, setiap orang pasti memiliki kecenderungan menyukai salah satunya? Oleh karena itu, pada tanggal 26 Desember 2017 sekitar jam 11:50 saya membuat pertanyaan melalui Facebook dan WA story mengenai pilihan dua jenis buku tersebut.

Berikut isi pertanyaannya:



Pasti dari kalian ingin tahu kan pilihan para warganet? Sebelumnya lihat tiga bagan berikut:





Nah, sudah nemu jawabannya kan?

Yup, benar sekali ternyata para sahabat Facebook dan WA saya 84% menyukai real book (buku cetak), sedangkan sisanya sebanyak 16% memilih e-book (buku cetak). Dari 84% tersebut, para warganet itu memiliki beberapa alasan yang patut kamu pertimbangkan.

Dan inilah 5 alasan mengapa buku cetak (real book) lebih menarik dibandingkan buku elektronik (e-book)!



1.   Kesehatan mata

Alasan pertama menyukai buku cetak dibandingkan buku elektronik karena kesehatan mata. Dan memang benar sih buku cetak jauh lebih nyaman. Kalau tidak percaya, kalian baca komentar dari tiga orang berikut:

Pilih cetakk... e book bikin pedes mata.” Bunda De Yariy.
 “Buku cetak. Karena e-book bikin mata saya sakit.” Tambah Tiana Yuthi .

Dua pendapat tersebut rupanya masih ditambah oleh dua orang lainnya lho, seperti Evy Mustikasari yang mengaku lebih suka buku cetak, Mas Gusti Trisno. Mungkin saya memang kurang gaul ya? Tapi, ada rasa yang "lain" ketika saya memegang dan membuka lembar demi lembar halaman buku. Selain itu, juga membantu mengurangi paparan radiasi ke mata. Hehehe. Saya sudah merasakan sakitnya efek terlalu lama berinteraksi dengan laptop dan hp. Mata kering, kemudian luka dan bengkak.😄

Dan Dinu Chan juga ikut memberikan suara, berikut komentarnya,
Masih dan akan selalu lebih suka buku. Misal pas baca ada yang ingin ditengok atau ditelaah ulang cukup kebat kebet atau kasih tanda semacam pembatas buku. Kalau pake layar gadget scrolling up and down-nya tak kuat ah. Sudah mengalami. Dan lumayan--sangat malah--bikin lelah mata juga jiwa--misal pas nyekrol kejauhan.”

Walaupun begitu, kata Vindy Putri buku cetak lebih nyaman jika membaca bacaan panjang, berbeda dengan ebook yang bikin lelah karena cahaya layar yang bikin dehidrasi mata.

2.   Ikatan Emosional

Wah, ikatan emosional apa ya maksudnya? Biar tidak penasaran baca komentar tiga warganet berikut ya:

Buku cetak. Saya merasa punya ikatan emosional dengan setiap lembar buku yang saya balik. Rasa puas dan senang karena merasa benar-benar memiliki buku tersebut. Kalau e-book, meskipun memang sudah terunggah dan tersimpan di memori 'gadget', tetap seperti memiliki buku 'ghaib'. Tapi ini pendapat pribadi saya ya. (Dini Rosita Sari )

Buku cetaaak... Beda sensasinya, hehe. (Vina Sri )

Memang benar sih ada sensasi tersendiri jika membaca buku cetak. Apalagi buku cetak bisa dipeluk, dicium (dibaui), dan barangkali dibuat bantal tidur ya? Hehe.

Seperti yang diungkap oleh Kayla Mubara yang merasa masih nyaman membaui kertas. Begitu pula dengan Norhayati yang menyatakan jika buku cetak karena ada bau khasnya. Kalau ebook ga ada baunya hehehee.

Bener sekali kan?

3. Tidak Banyak Godaan

Membaca kerap kali membuat kita tergoda melakukan aktivitas sambilan, sehingga daya fokus kita berkurang. Seperti membaca sambil membalas chat mantan pacar ataupun aktivitas ponsel lainnya. Rupaya tak hanya itu, menurut Tari S. Nainggolan jika ia membaca ebook banyak godaan dari aplikasi tetangga. Semisal WhatsApp dan segala jenis sosial media.

Perempuan itu juga mengaku pernah membaca ebook berjam-jam juga, pegal tangan megang hape terus. Ia juga merasa jika dalam waktu dekat, e-book (buku elektronik) tidak akan "menggeser" buku cetak (real book) belum. Tetapi, untuk "Menyudutkan" bisa saja. Hal ini dikarenakan e-book lebih mudah didapat, mudah dibagikan dan murah. Gak makan tempat di tas juga 😅 Ada juga lho sekarang gawai khusus buat baca ebook.

4. Warisan

Buku cetak sudah pasti bisa dijadikan warisan berharga yang istemewa kepada anak cucu. Seperti yang diungkap oleh Lila Sulis. Menurutnya  buku cetak, bisa diwariskan ke anak cucu. Hehe. Kalau e-book, bisa hilang filenya, entar gak bisa baca lagi

5.   Praktis

Alasan terakhir karena buku cetak (real book) jauh lebih praktis dibandingkan buku elektronik (e-book). Kim Laras mengungkapkan jika buku cetak bisa dibawa ke mana-mana tanpa harus tersaluri aliran listrik. Jika disimpan pada hape maupun notebook dan daya baterainya tinggal 5% serta listrik padam. Maka jika lewat ebook ga bisa membacanya. Kalau cetak kan meskipun keadaan padam listrik membacanya bisa menggunakan lilin.


Berbeda dengan pendapat Kim Laras, Dwi Rahmi W  merasa kurang suka ebook. Mumet dan susah baca tinggal baca tinggal karena kudu scroll. 😁😁
Terlepas dari alasan tersebut? jika kalian memiliki alasan lain silakan share di kolom komentar ya?

Atau kalian tetap menyukai buku elektronik (e-book) dibandingkan buku cetak (real book)? Tidak apa-apa sih? Sebab pada hakikatnya yang penting kalian terus membaca agar ilmunya terus bertambah. Tetapi, jangan lupa diamalkan ya?

Salam.
Gusti Trisno


Related : 5 Alasan Buku Cetak (Real Book) Lebih Menarik Dibandingkan Buku Elektronik (E-Book)

0 Komentar untuk "5 Alasan Buku Cetak (Real Book) Lebih Menarik Dibandingkan Buku Elektronik (E-Book)"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)