Mencari tempat liburan yang asyik dan ramah lingkungan bukanlah hal yang sulit di Jember. Seperti Minggu (9/4) kemarin aku ditemani Ilham Sadli, Rizki Vadilla, Suga, Bella, Faisol, dan Nia berkesempatan mengunjungi Botani. Sebenarnya ada satu lagi yang menemaniku yakni Diva Maulana (adik asuhku dari Pondok Pesantren Nurul Islam Jember).
Perjuangan menuju Botani sendiri seperti ombak yang bekejaran, sebab memang kenyataannya menuju salah satu wisata hits di Kota Suwar-Suwir ini diawali dengan aku yang lupa waktu. Bagaimana tidak kelima temanku sudah sampai di Botani jam 9:00, sedangkan aku baru jalan jam 9:00. Itu pun aku tidak tahu arah jalan menuju Botani. Untungnya ada Google Maps. Hehe.
O ya bagi kalian yang tidak tahu arah ke Botani gampang kok. Botani sendiri terletak di Kecamatan Sukorambi, tepatnya jalan Mujahir. Tempat wisata ini buka setiap hari (kecuali Jumat) dari jam 8:00-16:00. Kalau misal kalian memulai perjalanan dari arah Pondok Pesantren Nurul Islam. Kalian bisa mengikuti arahan berikut:
Dari Jalan Pangandaran, belok kiri ke arah Jl. Tapak Siring, selepas itu belok kiri lagi Jl. Bondowoso-Jember terus lurus hingga ketemu lampu merah. Nah, dari lampu merah itu kalian bisa ke kanan (RSUD dr. Soebandi). Dari sana ikuti jalan dr. Soebandi hingga ketemu Jl. Cendrawasih, lalu lurus hingga Jl. Cendrawasih berganti Jl. Merak. Dari Jl. Merak kalian masih terus lurus hingga bertemu dengan Jl. Cempaka. Dari Jalan Cempaka kalian akan bertemu perempatan, kalian bisa memilih Jl. Arowana. Dari Jl. Arowana itu kalian terus lurus hingga ketemu Jalan Mujahir atau tempat Botani itu sendiri. Mudah kan? Insya Allah mudah kalau kalian menerapkan langsung. Kalau dianggap sulit, ya tinggal aktifkan Google Maps kalian. Hehe.
Untuk menuju Botani sendiri kalian cukup butuh waktu sekitar 30 menit sebab jaraknya cukup pendek yakni 13 Kilometer (kalau dari arah Pesantren Nuris).
Sesampainya di Botani, aku langsung melihat keenam teman yang setia menunggu di gerbang. Mereka juga menyuruhku untuk segera membeli tiket. Tiket masuk Botani sendiri cukup murah lho hanya 20 ribu. Dengan harga segitu, percayalah kita mendapatkan pendidikan sekaligus hiburan yang lebih mahal dari harga tiket.
Setelah acara membeli tiket, kami langsung masuk ke Botani. Dan tentu memilih memarkir sepeda motor di tempat yang disediakan. Sekilas pertama kali masuk Botani aku merasakan aura alam yang begitu syahdu. Bahkan, di tempat parkir sendiri dibuat seperti kembali ke alam. Seperti foto berikut:
Dari arah parkir, kami langsung segera mengunjungi spot pertama yakni Bunny & Friends Village. Di sana kami disambut dengan kelinci yang lucu-lucu dari berbagai jenis yang berbeda. Rasanya melihat mereka membuatku sekilas langsung mengelus bulu beberapa kelinci. Dan kelucuan mereka juga membuat aku terbayang-bayang akan sate kelinci yang menjadi menu makanan di sini. Ah, rasanya kasihan sekali kelinci yang lucu-lucu itu dimakan. #eh baper ya
Tak puas cukup di Bunny & Friends Village, kami kembali melanjutkan perjalanan. Dan betapa terkejutnya aku setelah melihat puluhan payung dipajang di atas pada koridor jalan. Spot itu selalu kulihat di beberapa foto temanku.
Ah, betapa menyesalnya aku baru pertama kali ke sini. Dan tentu melihat spot ini aku langsung berfoto. Pada perjalanan itu pula aku bertemu dengan mobil yang dikhususkan untuk pengunjung Botani.
Ah, betapa menyesalnya aku baru pertama kali ke sini. Dan tentu melihat spot ini aku langsung berfoto. Pada perjalanan itu pula aku bertemu dengan mobil yang dikhususkan untuk pengunjung Botani.
Jika kalian tertarik menaiki mobil itu cukup membayar 10 ribu per orang untuk sekali jalan. Nantinya kalian akan diajak keliling Botani, walaupun begitu kami memilih jalan kaki sambil menikmati kebersamaan.
Perlu kalian ketahui ya, mengunjungi Botani membuat kita serasa kembali ke alam sebab memang kenyataannya Botani itu dikelilingi oleh sawah dan hutan. Tak hanya itu, Botani juga ramah pada kaum difabel lho. Seperti tampak pada gambar berikut:
Wah, keren ya ada toilet dan kamar mandi difabel?
Di Botani tak hanya memiliki spot fauna dan flora lho, tetapi juga ada kolam renang yang terbagi menjadi 3 sesuai dengan kedalamannya, yakni 60 cm, 80 cm, dan 180 cm. Kalian bisa memilih yang sendiri.
Kalau melihat kolam renang rasanya aku pengen nyebur, tetapi hasrat yang membara itu harus ditahan dulu. Sebab Botani belum dijelajahi dengan sempurna.
Mengunjungi Botani juga membuatku serasa ke masa kanak-kanak tatkala melihat jungkat-jungkit. Aku dan Faisol pun segera main jungkat-jungkit, sekalipun aku berada di posisi turun dan ia di posisi naik sekaligus membuatku merasa jika berat badan kian bertambah. Hehe.
Teman-teman ikut gatal main jungkat-jungkit. |
Setelah puas bermain jungkat-jungkit itu, kami berfoto serupa artis di layar kaca. Tak jauh dari tempat jungkat-jungkit tadi. Seperti gambar berikut:
Perjalanan pun kami akhiri sejenak dengan membeli minuman di salah satu warung yang ada dalam Botani. Kami sambil berbincang-bincang, ngomongin ini-itu, hingga energi kami kembali dan melanjutkan perjalanan kami kembali.
Banyak yang kami kunjungi, seperti: rumah baca, muslimah private area (aku hanya lewat ya, tidak masuk), kolam, dan sederet spot lainnya. O ya, kalau kalian ke Botani harus menyiapkan fisik ya. Kalau misal lelah mending naik kendaraan saja, tidak apa-apa kok. Sebab untuk ke spot satu dan lainnya kalian diperlukan tenaga ekstra, sebab jalannya naik-turun. Kalau tidak terbiasa olahraga paling kaki pegal-pegal. Cara biar tidak pegal-pegal dan mengobati lelah mudah kok.
Rumah Baca tampak depan |
Rumah baca tampak dalam |
Kalian bisa berenang di kolam yang tersedia di Botani, sesuaikan dengan keperluan ya. Kalau misal menemani anak, ya bisa kolam yang memiliki kedalaman 60 atau 80 cm, kalau sendiri bisalah di kolam yang memiliki kedalaman 180 cm. Aku bersama mas Suga, Ilham, dan Diva juga berenang lho. Sekalipun tidak ada fotonya. Hehe.
Sebagai tambahan, jika kalian ingin melihat keindahan Botani dari atas bisa dengan menaiki rumah pohon ya. Rumah pohon ini sendiri juga memiliki aturan lho. Di mana ketika kalian naik batas waktunya cuma 15 menit, itu pun maksimal 7 orang.
Menaiki rumah pohon juga menantang adrenalin lho. Tetapi, semua akan terbayar ketika kalian bisa memandang Botani dari atas rumah pohon. Seperti aku dan Faisol merasakan sensasi itu. Walaupun begitu, bagi kalian yang takut ketinggihan tidak disarankan naik ke rumah pohon ya. Apalagi kalau turunnya itu benar-benar nyeremin. Hehe.
Tetapi, keseruan di Botani benar-benar membuat kami hampir lupa waktu. Buktinya dari jam sembilan pagi sampai jam satu siang kami tetap krasan. Dan keseruan di Botani, kami akhiri dengan salat dzuhur berjamaah. Sebenarnya bukan kami yang mengakhiri. Hanya aku dan Diva yang harus segera kembali ke pondok.
Apa pun itu kenangan dan keseruan di Botani bersama teman-teman membuatku ingin lagi mengunjungi Botani suatu waktu. Semoga saat itu tiba aku bersamamu ke sana! #eh
0 Komentar untuk "Taman Botani: Solusi Liburan Asyik dan Ramah Lingkungan"