Gua Lascaux, Prancis (Sumber: lesechos.fr)
Menurut Anon (2003) ada beberapa latar belakang berkembangnya SIG, diantaranya adalah:
Hasil studi Briggs (1999) menunjukkan bahwa:
1. Analisis Proximity
Analisis Proximity merupakan suatu geografi yang berbasis pada jarak antar layer. Dalam analisis proximity SIG memakai proses yang disebut dengan buffering, yaitu membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak tertentu untuk memilih dekatnya hugungan antara sifat bab yang ada.
2. Analisis overlay
Proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda disebut dengan overlay. Secara analisis membutuhkan lebih dari satu layer yang akan ditumpang susun secara fisik supaya bisa dianalisis secara visual.
Dengan demikian, SIG diperlukan bisa menawarkan kemudahan-kemudahan yang diinginkan yaitu:
Perkembangan SIG
3500 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Prancis, para Cro-Magnon menggambar binatang mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi geografis modern kini ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.
Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, contohnya untuk keilmuaan atau data sensus.
Awal periode 20 menunjukkan pengembangan "litografi foto" dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.
Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS), dipakai untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada (CLI-Canadian Land Inventory)- sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan banyak sekali informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas, dan penggunaan tanah pada skala 1:250.000. Faktor pemeringkatan pembagian terstruktur mengenai juga diterapkan untuk keperluan analisis.
Pengertian SIG atau GIS ketika ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau geografi yang berorientasi pada penggunaan teknolgi komputer.
Dalam hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003) mendefinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang mempunyai kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, administrasi data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi, dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil final (output).
Sedangkan Burrough, 1986 mendefinisikan Sistem Informasi Geografis sebagai sistem berbasis komputer yang dipakai untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai rujukan keruangan untuk banyak sekali tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
Komponen utama Sistem Informasi Geografis sanggup dibagi menjadi 4 komponen, yaitu perangkat keras, perangkat lunak, organisasi, dan pemakai. Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan memilih kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.
Sumber:
Menurut Anon (2003) ada beberapa latar belakang berkembangnya SIG, diantaranya adalah:
- SIG memakai data spasial maupun atribut secara terintegrasi
- SIG sanggup dipakai sebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam perjuangan meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.
- SIG sanggup memisahkan antara bentuk presentasi dan basisdata
- SIG mempunyai kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi kedalam beberapa layer atau coverage data spasial
- SIG mempunyai kemapuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atributnya
- Semua operasi SIG sanggup dilakukan secara interaktif
- SIG dengan gampang menghsilkan peta-peta tematik
- Semua operasi SIG sanggup dicostumize dengan memakai perintah-perintah dalam bahasa script.
- Peragkat lunak SIG menyediakan kemudahan untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak lain
- SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial dan geoinformatika.
Hasil studi Briggs (1999) menunjukkan bahwa:
- 80% acara dari pemerintah kawasan bekerjasama dengan problem lokasi (geographically based) : planning tata ruang, zoning, pekerjaan umum (jalan, air minum, pembuangan), sampah, kepemilikan tanah, evaluasi harga tanah, dsb
- sebagian besar pekerjaan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya lahan, transportasi mempunyai komponen lokasi (yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat)
- adanya acara business yang memanfaatkan teknologi SIG:
- site selection, costumer analysis, logistics (vehicle tracking dan routing), eksplorasi sumber daya alam (minyak), pekerjaan teknik sipil dan rekayasa.
- penelitian ilmiah yang memanfaatkan SIG: geodesi, geografi, geologi, antropologi, sosiologi, ekonomi, politik, epidemi, dll .
1. Analisis Proximity
Analisis Proximity merupakan suatu geografi yang berbasis pada jarak antar layer. Dalam analisis proximity SIG memakai proses yang disebut dengan buffering, yaitu membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak tertentu untuk memilih dekatnya hugungan antara sifat bab yang ada.
2. Analisis overlay
Proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda disebut dengan overlay. Secara analisis membutuhkan lebih dari satu layer yang akan ditumpang susun secara fisik supaya bisa dianalisis secara visual.
Dengan demikian, SIG diperlukan bisa menawarkan kemudahan-kemudahan yang diinginkan yaitu:
- penanganan data geospasial menjadi lebih baik dalam format baku
- revisi dan pemutakhiran data menjadi lebih mudah
- data geospasial dan informasi menjadi lebih gampang dicari, dianalisis dan direpresentasikan
- menjadi produk yang mempunyai nila tambah
- kemampuan menukar data geospasial
- penghematan waktu dan biaya
- keputusan yang diambil menjai lebih baik.
Perkembangan SIG
3500 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Prancis, para Cro-Magnon menggambar binatang mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi geografis modern kini ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.
Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, contohnya untuk keilmuaan atau data sensus.
Awal periode 20 menunjukkan pengembangan "litografi foto" dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.
Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS), dipakai untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada (CLI-Canadian Land Inventory)- sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan banyak sekali informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas, dan penggunaan tanah pada skala 1:250.000. Faktor pemeringkatan pembagian terstruktur mengenai juga diterapkan untuk keperluan analisis.
Pengertian SIG atau GIS ketika ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau geografi yang berorientasi pada penggunaan teknolgi komputer.
Dalam hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003) mendefinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang mempunyai kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, administrasi data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi, dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil final (output).
Sedangkan Burrough, 1986 mendefinisikan Sistem Informasi Geografis sebagai sistem berbasis komputer yang dipakai untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai rujukan keruangan untuk banyak sekali tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
Komponen utama Sistem Informasi Geografis sanggup dibagi menjadi 4 komponen, yaitu perangkat keras, perangkat lunak, organisasi, dan pemakai. Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan memilih kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.
Sumber:
Sugandi, Dede dan Nanin Triana Wati Sugito. 2008. Handout Sistem Informasi Geografis. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas PIPS Universitas Pendidikan Indonesia
0 Komentar untuk "Latar Belakang Berkembangnya Sig"