Hai...ketemu lagi di Blog Geograpik.
Malam ini saya mau nulis perihal catatan kuliah Ilmu Tanah nih, khususnya pada pokok bahasan Porositas Tanah.
Materi ini saya dapatkan di semester 3 dari dosen favorit saya, yaitu Bapak Ananto. Saya paling semangat mendengarkan klarifikasi dia yang berapi-api dan energik. Okay, berikut ini isi catatannya.
Pengertian Porositas
Didalam ilmu Geografi Tanah, porositas didefinisikan sebagai proporsi ruang pori tanah (ruang kosong) yang terdapat dalam suatu volume tanah yang sanggup ditempati oleh air dan udara , sehingga merupakan indicator kondisi drainase dan aerasi tanah.
Tanah yang poreus berarti tanh yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masuk dan keluar tanah yang secara leluasa , sebaliknya jikalau tanh tidal poreus (Hakim ,1996)
Tanah tersusun dari butiran tanah atau partikel lainnya dan rongga-rongga atau pori di antara partikel butiran tanah. Rongga-rongga terisi sebagian atau seluruhnya dengan air atau zat cair lainnya.
Rongga-rongga tanah yang tidak terisi oleh air atau zat cair akan terisi oleh udara atau bentuk lain dari gas. Sifat-sifat mekanis penting tanah, ibarat kekuatan (strength) dan pemampatan (compressibility), secara eksklusif bekerjasama dengan atau paling tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor dasar ibarat rapat masa (density), berat volume (unit weight), angka pori (void ratio), dan derajat kejenuhan(degree of saturation).
Porositas tanah ialah kemampuan tanah dalam menyerap air berkaitannya dengan tingkat kepadatan tanah. Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin gampang tanah menyerap air maka tanah tersebut mempunyai porositas yang besar.
Tanah yang porositasnya baik ialah tanah yang porositasnya besar lantaran perakaran tumbuhan gampang untuk menembus tanah dalam menvari materi organik. Selain itu tanah tersebut bisa menahan air hujan sehingga tumbuhan tidak selalu kekurangan air.
Tetapi jikalau porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik, lantaran air yang diterima tanah eksklusif turun ke lapisan berikutnya. Tanah ibarat ini kalau ekspresi dominan kemarau cepat membentuk pecahan yang berupa celah besar di tanah.
Pori-pori tanah terbagi berdasarkan besar kecilnya ruangan atau rongga antar partikel tanah, pori terbagi menjadi tiga kelompok yaitu : (1) pori makro atau pori besar ; (2) pori meso atau pori sedang ; dan (3) pori mikro atau pori kecil.
Pori tanah jikalau dalam keadaan berair seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori mikro, pori meso ataupun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro dan sebagian pori meso terisi udara. Tanah yang strukturnya gembur atau remah dengan tindakan pengolahan tanah yang intensif dan bertekstur lempung, umumnya mempunyai porositas yang besar. Porositas perlu diketahui lantaran merupakan citra aerasi dan drainase tanah (Foth, 1994).
Pori tanah ialah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori bergairah ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah ialah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat. (Pairunan, dkk, 1985).
Faktor porositas tanah dikendalikan oleh tekstur tanah, struktur, dan kandung-an materi organik. Pada KU dengan poro-sitas tanah tinggi terlihat adanya kan-dungan unsur pasir dalam tekstur tanah (KU II, III, V, VI, dan VIII). Pada tanah berpasir, porositas tanah didominasi oleh pori makro yang berfungsi sebagai kemudian lintas air sehingga infiltrasi meningkat. Sedangkan pada tanah berlempung, pori mikro lebih berperan dan daya hantar air-nya rendah sehingga infiltrasi menurun (Soepardi, 1983 dalam Hidayah et al., 2001).
Bahan organik dan liat bagi agregat ta-nah berfungsi sebagai pengikat untuk ke-mantapan agregat tanah. Aktivitas akar tumbuhan menambah jumlah pori-pori ta-nah sehingga perkolasi semakin memba-ik.
Selain itu, melalui retakan-retakan yang terbentuk oleh acara akar tanam-an secara tidak eksklusif melalui ikatan mekanis atau biologis dan kimia oleh hu-mus sanggup memantapkan agregat tanah, kesudahannya laju infiltrasi menjadi mening-kat (Hairiah, 1996 dalam Hidayah et al., 2001). Semakin tinggi kandungan materi organik dalam tanah, kondisi fisik tanah menjadi lebih baik bagi laju penurunan air ke dalam tanah.
Kenaikan kapasitas infiltrasi tanah tersebut disebabkan ke-naikan kandungan materi organik tanah yang meningkatkan porositas tanah se-hingga lebih memantapkan struktur dan tekstur tanah serta perkembangan biota tanah permukaan. Kondisi tersebut me-nyebabkan terjadinya perbaikan sifat fisik tanah termasuk peningkatan kapasitas in-filtrasinya.
Porositas dibagi 2 berdasarkan asal usulnya :
Original (Primary) Porosity
Porositas yang terbentuk ketika proses pengendapan batuan (deposisi) tanpa ada faktor lain. Pada umumnya terjadi pada porositas antar butiran pada batupasir, antar Kristal pada batukapur, atau porositas oolitic pada batukapur.
Induced (Secondary) Porosity
Porositas yang terbentuk sesudah proses deposisi batuan lantaran beberapa proses geologi yang terjadi pada batuan tersebut, ibarat proses intrusi, fault, retakan, dan sebagainya. Proses tersebut akan menimbulkan lapisan yang sebelumnya non-porosity/permeabelitas menjadi lapisan berporositas. Contohnya retakan pada shale dan batukapur, dan vugs atau lubang-lubang tanggapan pelarutan pada batukapur. Batuan yang berporositas original lebih seragam dalam karakteristik batuannya daripada porositas induced.
Porositas berdasarkan kualitas :
Porositas berdasarkan kuantitas :
Rumus porositas sendiri yaitu :
BD = Porositas = 1 – à PD = 2,65
B. Faktor Yang Mempengaruhi Bulk Density (BD) Dan Partikel Density (PD) Tanah
Kerapatan partikel (Bulk Density) merupakan berat partikel persatuan volume tanah beserta porinya. Kisaran kerapatan limbat tanah berfariasi cukup lebar tergantung ruang pori dan tekstur tanahnya. Bahan organik mineral juga mempengaruhi kerapatan limbat.
Bahan organik ini berperan dalam pengembangan struktur. Semakin tinggi kandungan materi organiknya semakin berkembang struktur tanah yang sanggup menimbulkan bongkah semakin kecil (Hartati,2001).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi BD dan PD tanah.
1. Tekstur
Tekstur tanah sanggup diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan komposisi kualitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Tekstur tanah mengambarkan komposisi partikel penyusun tanah (Hanafiah, 2005).
2. Bahan Organik
Bahan organik biasanya berasal dari proses pelapukan batuan. Bahan organik komposisinya didalam taha memang sedikit yaitu berkisar 3-5% tapi pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan sifat-sifat tanah. Bahan organik dalam tanah terdiri atas materi organik bergairah dan materi organik halus (Hanafiah, 2005).
3. Struktur
Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami dari tanah, tanggapan melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. Satu unit struktur disebut ped (terbentuk lantaran prose salami ). Clod juga merupakan unit gumpalan tanah teatpi terbentuknya bukan lantaran proses alami (misanya lantaran pencangkulan bacokan pisau dan sebagainya) (Hanafiah, 2005).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persen (%) Pori
Ruang pori merupakan potongan volume tanah yang ditempati oleh air dan udara, keseimbangan antara udara dan air yang menempati ruang pori ditentukan oleh uuran pori.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi % pori :
Porositas tanah tinggi kalau materi organik tinggi tanah-tanh dengan struktur granuler atau remah,mempunyai porositas yang lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal).tanah denag tkstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air.(Hardjowigeno, 1987).
C. Pengaruh Porositas Terhadap Produktivitas Tanaman
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan materi organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Porositas tanah tinggi kalau materi organik tinggi.
Tanah-tanah dengan struktur granular atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno, 2007).
Porositas tanah merupakan perbandingan antara volume pori tanah dengan volume total tanah, yaitu memperlihatkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) hingga pada partikel sekunder disebut juga agregat. Struktur sanggup mengubah dampak tekstur dengan memperlihatkan relasi kelembaban dengan udara.
Porositas total tanah juga sanggup dikatakan struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan ini terjadi lantaran butir-butir pasir, abu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat ibarat materi organic, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan mempunyai bentuk, ukuran, kemantapan yang berbeda-beda (Hardjowigeno, 1987).
Tanah yang baik ialah tanah yang mengandung udara dan airnya dalam jumlah cukup dan seimbang serta mantap.
Hal ini hanya terdapat pada struktur tanah yang ruang pori-porinya besar, dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro serta tahan pukulan tetes-tetes air hujan. Dikatakan pula yang paling baik ialah bila perbandingan sama antara padatan air dan udara (Suhaidi, 1996).
D. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Porositas Tanah
Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas ialah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas.
Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada ketika tanah tersebut berair maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada ketika tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan kuat pada porositasnya.
Sebaliknya pada ekspresi dominan kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan kuat terhadap porositas tanah tersebut.
Selain itu, struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, lantaran sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan abu yang dikandung tanah tresebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan, 1997).
Porositas suatu lapisan tanah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya perkembangan struktur granular pada tiap lapisan horizon tanah yang akan menawarkan hasil porositas total yang tinggi dan sanggup meningkatkan jumlah pori mikro dan pori makro suatu lapisan tanah.
Sehingga, pada suatu lapisan tanah dengan struktur remah atau kersai sangat kuat dalam penentuan porositas lantaran dengan struktur tanah tersebut umumnya mempunyai porositas yang besar (Hakim, dkk. 1986).
Porositas tanah ialah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanaherat kaitanya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanahberarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin gampang tanah menyerap air maka tanah tersebut mempunyai porositas yang besar.
Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat mempunyai kegunaan dalam memilih tumbuhan yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tumbuhan yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak.
Dalam keadaan air yang usang terserap (hingga tergenang) sementara tumbuhan yang ditanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tumbuhan menjadi lembab kesudahannya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tumbuhan akan gampang rusak bila tergenang air terlalu lama, lantaran tumbuhan tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang sanggup mengakibatkan pembusukan akar tanaman. (Hakim,1986).
Kaprikornus Porositas tiap jenis tanah ialah konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang dan antara partikel-partikel. Untuk kebanyakan tanah-tanah mineral rata-rata kerapatan zahranya ialah 2,6 gr/cm3.Perbedaan kerapatan dengan zahra diantara jenis-jenis tanah tidak begitu besar, kecuali terdapat variasi di dalam kandungan materi organik dan komposisi mineral tanah (Sarwono, 2003)
Salah satu pentingnya dilakukan pengolahan tanah ialah untuk memperbesar porositas tanah. Selain pengolahan tanah, adapun cara lain yang dilakukan untuk memperbesar porositas tanah yaitu dengan penambahan materi organik dan pengolahan tanah secara minimum.
Karena tanah pertanian dengan pengolahan yang intensif cenderung mempunyai ruang pori rendah, apabila terjadi penanaman secara terus-menerus tanpa adanya pengolahan tanah maka akan mengurangi pori-pori mikro dan kandungan materi organik dalam tanah (Hakim, dkk. 1986)
Malam ini saya mau nulis perihal catatan kuliah Ilmu Tanah nih, khususnya pada pokok bahasan Porositas Tanah.
Materi ini saya dapatkan di semester 3 dari dosen favorit saya, yaitu Bapak Ananto. Saya paling semangat mendengarkan klarifikasi dia yang berapi-api dan energik. Okay, berikut ini isi catatannya.
Pengertian Porositas
Didalam ilmu Geografi Tanah, porositas didefinisikan sebagai proporsi ruang pori tanah (ruang kosong) yang terdapat dalam suatu volume tanah yang sanggup ditempati oleh air dan udara , sehingga merupakan indicator kondisi drainase dan aerasi tanah.
Tanah yang poreus berarti tanh yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masuk dan keluar tanah yang secara leluasa , sebaliknya jikalau tanh tidal poreus (Hakim ,1996)
Tanah tersusun dari butiran tanah atau partikel lainnya dan rongga-rongga atau pori di antara partikel butiran tanah. Rongga-rongga terisi sebagian atau seluruhnya dengan air atau zat cair lainnya.
Rongga-rongga tanah yang tidak terisi oleh air atau zat cair akan terisi oleh udara atau bentuk lain dari gas. Sifat-sifat mekanis penting tanah, ibarat kekuatan (strength) dan pemampatan (compressibility), secara eksklusif bekerjasama dengan atau paling tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor dasar ibarat rapat masa (density), berat volume (unit weight), angka pori (void ratio), dan derajat kejenuhan(degree of saturation).
Porositas tanah ialah kemampuan tanah dalam menyerap air berkaitannya dengan tingkat kepadatan tanah. Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin gampang tanah menyerap air maka tanah tersebut mempunyai porositas yang besar.
Tanah yang porositasnya baik ialah tanah yang porositasnya besar lantaran perakaran tumbuhan gampang untuk menembus tanah dalam menvari materi organik. Selain itu tanah tersebut bisa menahan air hujan sehingga tumbuhan tidak selalu kekurangan air.
Tetapi jikalau porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik, lantaran air yang diterima tanah eksklusif turun ke lapisan berikutnya. Tanah ibarat ini kalau ekspresi dominan kemarau cepat membentuk pecahan yang berupa celah besar di tanah.
Pori-pori tanah terbagi berdasarkan besar kecilnya ruangan atau rongga antar partikel tanah, pori terbagi menjadi tiga kelompok yaitu : (1) pori makro atau pori besar ; (2) pori meso atau pori sedang ; dan (3) pori mikro atau pori kecil.
Pori tanah jikalau dalam keadaan berair seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori mikro, pori meso ataupun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro dan sebagian pori meso terisi udara. Tanah yang strukturnya gembur atau remah dengan tindakan pengolahan tanah yang intensif dan bertekstur lempung, umumnya mempunyai porositas yang besar. Porositas perlu diketahui lantaran merupakan citra aerasi dan drainase tanah (Foth, 1994).
Pori tanah ialah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori bergairah ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah ialah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat. (Pairunan, dkk, 1985).
Faktor porositas tanah dikendalikan oleh tekstur tanah, struktur, dan kandung-an materi organik. Pada KU dengan poro-sitas tanah tinggi terlihat adanya kan-dungan unsur pasir dalam tekstur tanah (KU II, III, V, VI, dan VIII). Pada tanah berpasir, porositas tanah didominasi oleh pori makro yang berfungsi sebagai kemudian lintas air sehingga infiltrasi meningkat. Sedangkan pada tanah berlempung, pori mikro lebih berperan dan daya hantar air-nya rendah sehingga infiltrasi menurun (Soepardi, 1983 dalam Hidayah et al., 2001).
Bahan organik dan liat bagi agregat ta-nah berfungsi sebagai pengikat untuk ke-mantapan agregat tanah. Aktivitas akar tumbuhan menambah jumlah pori-pori ta-nah sehingga perkolasi semakin memba-ik.
Selain itu, melalui retakan-retakan yang terbentuk oleh acara akar tanam-an secara tidak eksklusif melalui ikatan mekanis atau biologis dan kimia oleh hu-mus sanggup memantapkan agregat tanah, kesudahannya laju infiltrasi menjadi mening-kat (Hairiah, 1996 dalam Hidayah et al., 2001). Semakin tinggi kandungan materi organik dalam tanah, kondisi fisik tanah menjadi lebih baik bagi laju penurunan air ke dalam tanah.
Kenaikan kapasitas infiltrasi tanah tersebut disebabkan ke-naikan kandungan materi organik tanah yang meningkatkan porositas tanah se-hingga lebih memantapkan struktur dan tekstur tanah serta perkembangan biota tanah permukaan. Kondisi tersebut me-nyebabkan terjadinya perbaikan sifat fisik tanah termasuk peningkatan kapasitas in-filtrasinya.
Porositas dibagi 2 berdasarkan asal usulnya :
Original (Primary) Porosity
Porositas yang terbentuk ketika proses pengendapan batuan (deposisi) tanpa ada faktor lain. Pada umumnya terjadi pada porositas antar butiran pada batupasir, antar Kristal pada batukapur, atau porositas oolitic pada batukapur.
Induced (Secondary) Porosity
Porositas yang terbentuk sesudah proses deposisi batuan lantaran beberapa proses geologi yang terjadi pada batuan tersebut, ibarat proses intrusi, fault, retakan, dan sebagainya. Proses tersebut akan menimbulkan lapisan yang sebelumnya non-porosity/permeabelitas menjadi lapisan berporositas. Contohnya retakan pada shale dan batukapur, dan vugs atau lubang-lubang tanggapan pelarutan pada batukapur. Batuan yang berporositas original lebih seragam dalam karakteristik batuannya daripada porositas induced.
Porositas berdasarkan kualitas :
- Intergranuler : Pori-pori terdapat di antara butir.
- Interkristalin : Pori-pori terdapat di antara kristal. – Celah dan rekah : Pori- pori terdapat di antara celah/rekahan.
- Pin-point porosity : Pori-pori merupakan bintik-bintik terpisah-pisah, tanpa terlihat bersambungan.
- Tight : Butir-butir berdekatan dan kompak sehingga pori-pori kecil sekali dan hampir tidak ada porositas.
- Dense : Batuan sangat kecil sehingga hampir tidak ada porositas.
- Vugular : Rongga-rongga besar yang berdiameter beberapa mili dan kelihatan sekali bentuk bentuknya tidak beraturan, sehingga porositas besar.
- Cavernous : Rongga-rongga besar sekali yang merupakan gua-gua, sehingga porositasnya besar.
Porositas berdasarkan kuantitas :
- ( 0% – 5 %) sanggup diabaikan (negligible)
- (5% – 10%) jelek (poor)
- (10%- 15%) cukup baik (fair)
- (15%- 20%) baik (good)
Rumus porositas sendiri yaitu :
BD = Porositas = 1 – à PD = 2,65
B. Faktor Yang Mempengaruhi Bulk Density (BD) Dan Partikel Density (PD) Tanah
Kerapatan partikel (Bulk Density) merupakan berat partikel persatuan volume tanah beserta porinya. Kisaran kerapatan limbat tanah berfariasi cukup lebar tergantung ruang pori dan tekstur tanahnya. Bahan organik mineral juga mempengaruhi kerapatan limbat.
Bahan organik ini berperan dalam pengembangan struktur. Semakin tinggi kandungan materi organiknya semakin berkembang struktur tanah yang sanggup menimbulkan bongkah semakin kecil (Hartati,2001).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi BD dan PD tanah.
1. Tekstur
Tekstur tanah sanggup diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan komposisi kualitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Tekstur tanah mengambarkan komposisi partikel penyusun tanah (Hanafiah, 2005).
2. Bahan Organik
Bahan organik biasanya berasal dari proses pelapukan batuan. Bahan organik komposisinya didalam taha memang sedikit yaitu berkisar 3-5% tapi pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan sifat-sifat tanah. Bahan organik dalam tanah terdiri atas materi organik bergairah dan materi organik halus (Hanafiah, 2005).
3. Struktur
Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami dari tanah, tanggapan melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. Satu unit struktur disebut ped (terbentuk lantaran prose salami ). Clod juga merupakan unit gumpalan tanah teatpi terbentuknya bukan lantaran proses alami (misanya lantaran pencangkulan bacokan pisau dan sebagainya) (Hanafiah, 2005).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persen (%) Pori
Ruang pori merupakan potongan volume tanah yang ditempati oleh air dan udara, keseimbangan antara udara dan air yang menempati ruang pori ditentukan oleh uuran pori.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi % pori :
- Kandungan materi organic
- Struktur tanah
- Tekstur tanah
Porositas tanah tinggi kalau materi organik tinggi tanah-tanh dengan struktur granuler atau remah,mempunyai porositas yang lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal).tanah denag tkstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air.(Hardjowigeno, 1987).
C. Pengaruh Porositas Terhadap Produktivitas Tanaman
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan materi organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Porositas tanah tinggi kalau materi organik tinggi.
Tanah-tanah dengan struktur granular atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno, 2007).
Porositas tanah merupakan perbandingan antara volume pori tanah dengan volume total tanah, yaitu memperlihatkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) hingga pada partikel sekunder disebut juga agregat. Struktur sanggup mengubah dampak tekstur dengan memperlihatkan relasi kelembaban dengan udara.
Porositas total tanah juga sanggup dikatakan struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan ini terjadi lantaran butir-butir pasir, abu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat ibarat materi organic, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan mempunyai bentuk, ukuran, kemantapan yang berbeda-beda (Hardjowigeno, 1987).
Tanah yang baik ialah tanah yang mengandung udara dan airnya dalam jumlah cukup dan seimbang serta mantap.
Hal ini hanya terdapat pada struktur tanah yang ruang pori-porinya besar, dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro serta tahan pukulan tetes-tetes air hujan. Dikatakan pula yang paling baik ialah bila perbandingan sama antara padatan air dan udara (Suhaidi, 1996).
D. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Porositas Tanah
Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas ialah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas.
Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada ketika tanah tersebut berair maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada ketika tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan kuat pada porositasnya.
Sebaliknya pada ekspresi dominan kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan kuat terhadap porositas tanah tersebut.
Selain itu, struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, lantaran sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan abu yang dikandung tanah tresebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan, 1997).
Porositas suatu lapisan tanah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya perkembangan struktur granular pada tiap lapisan horizon tanah yang akan menawarkan hasil porositas total yang tinggi dan sanggup meningkatkan jumlah pori mikro dan pori makro suatu lapisan tanah.
Sehingga, pada suatu lapisan tanah dengan struktur remah atau kersai sangat kuat dalam penentuan porositas lantaran dengan struktur tanah tersebut umumnya mempunyai porositas yang besar (Hakim, dkk. 1986).
Porositas tanah ialah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanaherat kaitanya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanahberarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin gampang tanah menyerap air maka tanah tersebut mempunyai porositas yang besar.
Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat mempunyai kegunaan dalam memilih tumbuhan yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tumbuhan yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak.
Dalam keadaan air yang usang terserap (hingga tergenang) sementara tumbuhan yang ditanam tidak membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tumbuhan menjadi lembab kesudahannya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu, tumbuhan akan gampang rusak bila tergenang air terlalu lama, lantaran tumbuhan tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang sanggup mengakibatkan pembusukan akar tanaman. (Hakim,1986).
Kaprikornus Porositas tiap jenis tanah ialah konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang dan antara partikel-partikel. Untuk kebanyakan tanah-tanah mineral rata-rata kerapatan zahranya ialah 2,6 gr/cm3.Perbedaan kerapatan dengan zahra diantara jenis-jenis tanah tidak begitu besar, kecuali terdapat variasi di dalam kandungan materi organik dan komposisi mineral tanah (Sarwono, 2003)
Salah satu pentingnya dilakukan pengolahan tanah ialah untuk memperbesar porositas tanah. Selain pengolahan tanah, adapun cara lain yang dilakukan untuk memperbesar porositas tanah yaitu dengan penambahan materi organik dan pengolahan tanah secara minimum.
Karena tanah pertanian dengan pengolahan yang intensif cenderung mempunyai ruang pori rendah, apabila terjadi penanaman secara terus-menerus tanpa adanya pengolahan tanah maka akan mengurangi pori-pori mikro dan kandungan materi organik dalam tanah (Hakim, dkk. 1986)
Sumber
Gambar
- bukuuuuuu
Gambar
- https://www.researchgate.net/figure/Soil-structure-scores-of-VSA-Shepherd-2009-Aggregates-were-sorted-after-a-dropshatter_fig10_299686264
0 Komentar untuk "Porositas Tanah"