Istilah tektonik dipakai untuk perubahan-perubahan permukaan bumi dalam skala besar sebagai hasil dari gerakan-gerakan yang hebat.
Tektonisme mengandung arti suatu tenaga yang berasal dari dalam Bumi (baca: inti Bumi) yang sanggup mengakibatkan terjadinya perubahan letak atau dislokasi atau bentuk (defomasi) dari kulit Bumi.
Tektonisme merupakan suatu proses yang terjadi di dalam Bumi yang terjadi akhir adanya pergerakan, pengangkatan, lipatan (baca: macam lipatan), dan patahan (baca: bentuk patahan) pada lempengan tanah di dalam perut Bumi.
Bukti-bukti dari gerakan kerak bumi sanggup dilihat dari endapan-endapan maritim yang sekarang ditemukan (berada) di kawasan daratan bahkan pegunungan tinggi.
Hal ini menunjukan telah terjadi pengangkatan dasar laut.
Contoh di puncak Himalayah dan Jaya Wijaya ditemukan endapan (juga fosil) laut, kawasan kapur juga merupakan endapan laut, Gua Blue Grato di Pulau Capri - Italia pada jaman Romawi kuno dibangun sebagai tempat persembunyian pada waktu itu tetapi sekarang ditemukan telah karam sedalam 8 meter di bawah permukaan laut.
Beberapa tahun yang kemudian Jawatan Volkanologi Bandung melaporkan kenampakan gerakan yang sangat cepat sehingga gampang diamati, yaitu tinggi Gunung Krakatau bertambah beberapa puluh meter dalam beberapa hari saja.
Demikian juga di kawasan Maluku dikabarkan ada pulau yang timbul tenggelam, suatu petunjuk bahwa kerak bumi selalu bergerak.
Secara garis besar, gerakan tektonisme sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu:
Sumber:
Sriyono. 2004. Geologi Umum. Semarang: Jurusan Geografi FIS Unnes.
Tektonisme mengandung arti suatu tenaga yang berasal dari dalam Bumi (baca: inti Bumi) yang sanggup mengakibatkan terjadinya perubahan letak atau dislokasi atau bentuk (defomasi) dari kulit Bumi.
Tektonisme merupakan suatu proses yang terjadi di dalam Bumi yang terjadi akhir adanya pergerakan, pengangkatan, lipatan (baca: macam lipatan), dan patahan (baca: bentuk patahan) pada lempengan tanah di dalam perut Bumi.
Bukti-bukti dari gerakan kerak bumi sanggup dilihat dari endapan-endapan maritim yang sekarang ditemukan (berada) di kawasan daratan bahkan pegunungan tinggi.
Hal ini menunjukan telah terjadi pengangkatan dasar laut.
Contoh di puncak Himalayah dan Jaya Wijaya ditemukan endapan (juga fosil) laut, kawasan kapur juga merupakan endapan laut, Gua Blue Grato di Pulau Capri - Italia pada jaman Romawi kuno dibangun sebagai tempat persembunyian pada waktu itu tetapi sekarang ditemukan telah karam sedalam 8 meter di bawah permukaan laut.
Beberapa tahun yang kemudian Jawatan Volkanologi Bandung melaporkan kenampakan gerakan yang sangat cepat sehingga gampang diamati, yaitu tinggi Gunung Krakatau bertambah beberapa puluh meter dalam beberapa hari saja.
Demikian juga di kawasan Maluku dikabarkan ada pulau yang timbul tenggelam, suatu petunjuk bahwa kerak bumi selalu bergerak.
Secara garis besar, gerakan tektonisme sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu:
Epirogenetik merupakan gerak lapisan kerak Bumi yang relatif lambat dan terjadi dalam waktu yang relatif lama. Gerak epirogenetik ini juga mencakup kawasan yang luas. Gerak epirogenetik ini pernah terjadi di dunia dan menimbulkan suatu persitiwa besar, contohnya yakni tenggelamnya benua Gondwana menjadi Sesar Hindia. Gerak epirogenetik ini dibagi menjadi dua macam, yakni epirogenetik nyata dan epirogenetik negatif. Adapun klarifikasi dari macam- macam gerak epirogenetik ini antara lain sebagai berikut:
Epirogenetik positif
Gerak epirogenetik posotif merupakan gerak turunnya daratan (baca: ekosistem darat) sehingga kelihatannya permukaan air maritim yang bergerak naik. Sebagai pola yakni turunnya pulau- pulai di Indonesia pecahan timur, yakni Kepulauan Maluku Barat Daya hingga ke Pulai Banda.
Epirogenetik Negatif
Jenis gerak epirogenetik yang selanjutnya yakni gerak epirogenetik negatif. Yang dimaksud dengan gerak epirogeteik negatif ini yakni gerak naiknya daratan sehingga akan kelihatannya permukaan air yang menyusut. Gerak epirogenetik negatif ini merupakan lawan dari gerak epirogenetik positif. Sebagai pola terjadinya gerakan ini yakni naiknya Pulau Buton dan Pulau Timor.
Epirogenetik positif
Gerak epirogenetik posotif merupakan gerak turunnya daratan (baca: ekosistem darat) sehingga kelihatannya permukaan air maritim yang bergerak naik. Sebagai pola yakni turunnya pulau- pulai di Indonesia pecahan timur, yakni Kepulauan Maluku Barat Daya hingga ke Pulai Banda.
Epirogenetik Negatif
Jenis gerak epirogenetik yang selanjutnya yakni gerak epirogenetik negatif. Yang dimaksud dengan gerak epirogeteik negatif ini yakni gerak naiknya daratan sehingga akan kelihatannya permukaan air yang menyusut. Gerak epirogenetik negatif ini merupakan lawan dari gerak epirogenetik positif. Sebagai pola terjadinya gerakan ini yakni naiknya Pulau Buton dan Pulau Timor.
Gerakan orogenetik sangat berkaitan dengan pegunungan. Adapun yang dimaksud dengan gerak orogenetik ini yakni proses pembentukan pegunungan.
Proses gerak orogenetik ini mencakup area yang relatif sempit dan terjadi dalam waktu yang singkat.
Dari pengertian ini kita menyadari bahwasannya gerak orogenetik ini berlawanan dengan gerak yang sebelumnya, yakni gerak epirogenetik baik dalam luas area dan juga waktu berlangsungnya gerakan tersebut.
Contoh dari gerakan orogenetik ini contohnya yakni pembentukan pegunungan- pegunungan yang ada di Bumi, menyerupai Pegunungan Andes, Pegunungan Rocky, Pegunungan Sirkum Mediterania dan juga Pegunungan Alpen.
Gerakan orogenetik ini sanggup mengakibatkan tekanan horizontal dan juga vertikal di kulit Bumi.
Gerak orogenetik ini juga sanggup mengakibatkan terjadinya dislokasi atau perpindahan letak lapisan kulit Bumi, menyerupai lipatan dan juga patahan.
Adapun klarifikasi dari lipatan dan juga patahan yakni sebagai berikut:
LIPATAN
Proses lipatan atau folded process merupakan suatu bentukan kulit Bumi yang berbentuk lipatan atau gelombang yang terjadi lantaran adanya tenaga endogen yang arahnya mendatar dari dua arah yang berlawanan sehingga lapisan- lapisan batuan di sekitar kawasan tersebu terlipat dan juga membentuk puncak lipatan atau antiklin dan lembah lipatan atau sinklin.
Jika terbentuk beberapa puncak lipatan, maka disebut sebagai antiklinorium dan beberapa lembah lipatan yang disebut dengan sinklinorium.
Di dunia ada pegunungan lipatan, contohnya yakni pegunungan renta menyerupai Pegunungan Ural. Lipatan yang ada ini pada pegunungan terjadi pada zaman primer.
Selain itu ada pegunungan muda menyerupai Pegununga Mediterania dan juga Sirkum Pasifik (baca: daftar gunung tertinggi di Indonesia) yang terjadi pada zaman tersier.
PATAHAN
Bentuk dari gerak orogenetik yang selanjutnya yakni proses patahan atau Fault Process. Proses patahan atau Fault Process akan terjadi saat lempang yang membentuk kerak Bumi bergerak dan juga saling berdekatan.
Gerakan ini akan memberi tegangan yang sangat besar hingga kesudahannya memecahkan batuan. Tempat batuan tersebut pecah dan disebut dengan patahan atau Fault, dan alur akhir pecahnya batuan tersebut disebut dengan alur patahan.
Alur patahan yang besar ini sanggup hingga ke santunan di bawah tanha yang dalam dan juga merentang di sepanjang benua.
Patahan ini sanggup terjadi lantaran beberapa sebab, selain gempa Bumi, patahan sanggup terjadi lantaran adanya tenaga endogen yang memiliki arah mendatar dan juga saling menjauh satu sama lain sehingga pada bongkahan batuan terjadi retakan- retakan dan pada kesudahannya patah membentuk pecahan yang merosot (graben atau slenk) dan juga pecahan yang menonjol atau horst.
Bentuk gerakan inilah yang menjadikan patahan ini terdiri atas aneka macam macam. Adapun macam- macam patahan yakni sebagai berikut:
Sesar naik da sesar turun, yaitu patahan yang pada pecahan atap sesarnya bergeser turun terhadap ganjal sesarnya disebut dengan sesar turun. Sementara patahan yang pecahan atap sesarnya bergerak ke atas disebut dengan sesar naik.
Graben dan Horst, yaitu patahan yang berbentuk jalur batuan pada dua bidang sesar yang hampir sejajar, sempit, dan juga panjang. Sementara patahan yang bagiannya meninggi, sehingga muncul pada kawasan di sekitarnya disebut dengan horst.
Sesar mendatar, yaitu patahan berbentuk tegak lurus yang bergeser secara horizontal, tetapi ada sedikit yang bergeser secara vertikal.
Itulah klarifikasi masing- masing jenis patahan. Salah satu bentuk relief geologis yang populer di dunia yakni Patahan San Andreas yang membelah Pantai Pasifik di California, Amerika Serikat. Panjang patahan horizontal ini sejau kurang lebih 1.200 km.
Proses gerak orogenetik ini mencakup area yang relatif sempit dan terjadi dalam waktu yang singkat.
Dari pengertian ini kita menyadari bahwasannya gerak orogenetik ini berlawanan dengan gerak yang sebelumnya, yakni gerak epirogenetik baik dalam luas area dan juga waktu berlangsungnya gerakan tersebut.
Contoh dari gerakan orogenetik ini contohnya yakni pembentukan pegunungan- pegunungan yang ada di Bumi, menyerupai Pegunungan Andes, Pegunungan Rocky, Pegunungan Sirkum Mediterania dan juga Pegunungan Alpen.
Gerakan orogenetik ini sanggup mengakibatkan tekanan horizontal dan juga vertikal di kulit Bumi.
Gerak orogenetik ini juga sanggup mengakibatkan terjadinya dislokasi atau perpindahan letak lapisan kulit Bumi, menyerupai lipatan dan juga patahan.
Adapun klarifikasi dari lipatan dan juga patahan yakni sebagai berikut:
LIPATAN
Proses lipatan atau folded process merupakan suatu bentukan kulit Bumi yang berbentuk lipatan atau gelombang yang terjadi lantaran adanya tenaga endogen yang arahnya mendatar dari dua arah yang berlawanan sehingga lapisan- lapisan batuan di sekitar kawasan tersebu terlipat dan juga membentuk puncak lipatan atau antiklin dan lembah lipatan atau sinklin.
Jika terbentuk beberapa puncak lipatan, maka disebut sebagai antiklinorium dan beberapa lembah lipatan yang disebut dengan sinklinorium.
Di dunia ada pegunungan lipatan, contohnya yakni pegunungan renta menyerupai Pegunungan Ural. Lipatan yang ada ini pada pegunungan terjadi pada zaman primer.
Selain itu ada pegunungan muda menyerupai Pegununga Mediterania dan juga Sirkum Pasifik (baca: daftar gunung tertinggi di Indonesia) yang terjadi pada zaman tersier.
PATAHAN
Bentuk dari gerak orogenetik yang selanjutnya yakni proses patahan atau Fault Process. Proses patahan atau Fault Process akan terjadi saat lempang yang membentuk kerak Bumi bergerak dan juga saling berdekatan.
Gerakan ini akan memberi tegangan yang sangat besar hingga kesudahannya memecahkan batuan. Tempat batuan tersebut pecah dan disebut dengan patahan atau Fault, dan alur akhir pecahnya batuan tersebut disebut dengan alur patahan.
Alur patahan yang besar ini sanggup hingga ke santunan di bawah tanha yang dalam dan juga merentang di sepanjang benua.
Patahan ini sanggup terjadi lantaran beberapa sebab, selain gempa Bumi, patahan sanggup terjadi lantaran adanya tenaga endogen yang memiliki arah mendatar dan juga saling menjauh satu sama lain sehingga pada bongkahan batuan terjadi retakan- retakan dan pada kesudahannya patah membentuk pecahan yang merosot (graben atau slenk) dan juga pecahan yang menonjol atau horst.
Bentuk gerakan inilah yang menjadikan patahan ini terdiri atas aneka macam macam. Adapun macam- macam patahan yakni sebagai berikut:
Sesar naik da sesar turun, yaitu patahan yang pada pecahan atap sesarnya bergeser turun terhadap ganjal sesarnya disebut dengan sesar turun. Sementara patahan yang pecahan atap sesarnya bergerak ke atas disebut dengan sesar naik.
Graben dan Horst, yaitu patahan yang berbentuk jalur batuan pada dua bidang sesar yang hampir sejajar, sempit, dan juga panjang. Sementara patahan yang bagiannya meninggi, sehingga muncul pada kawasan di sekitarnya disebut dengan horst.
Sesar mendatar, yaitu patahan berbentuk tegak lurus yang bergeser secara horizontal, tetapi ada sedikit yang bergeser secara vertikal.
Itulah klarifikasi masing- masing jenis patahan. Salah satu bentuk relief geologis yang populer di dunia yakni Patahan San Andreas yang membelah Pantai Pasifik di California, Amerika Serikat. Panjang patahan horizontal ini sejau kurang lebih 1.200 km.
Sumber:
Sriyono. 2004. Geologi Umum. Semarang: Jurusan Geografi FIS Unnes.
0 Komentar untuk "Tektonisme"