Sma Dan Ma, Untuk Kurangi Angka Pengangguran


SURABAYA l duta.co –  Tingginya jumlah lulusan Sekolah Menengan Atas yang tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Jawa Timur berpotensi meningkatnya jumlah pengangguran baru.

Hal ini menciptakan pengambil kebijakan khususnya Dinas Pendidikan mencari alternatif solusi untuk menyiapkan lulusan Sekolah Menengan Atas yang tidak melanjutkan memiliki bekal ketrampilan dan sertifikat untuk mencari kerja.

Hal ini untuk menjawab pertanyaan mendasar, apakah semata alasannya ialah ketidakmampuan industri dalam menyerap dan menyiapkan lapangan kerja gres atau alasannya ialah ketidakcukupan bekal keterampilan yang diperoleh di kursi pendidikan.

Ditemukannya fakta tidak semua lulusan SMA/MA di Jatim melanjutkan kuliah, diduga juga menjadi penyebab tingginya jumlah angka pengangguran. Data tahun 2018, ada sekitar 116.772 atau 67,84 persen siswa Sekolah Menengan Atas tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya, dengan aneka macam macam kondisi.

Mereka ini bila tidak mendapat perhatian khusus dan memperoleh interfensi dari para pemangku kebijakan, maka akan menyumbangkan pada jumlah pengangguran dan akan bermuara pada kondisi Index Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur.

Data Biro Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2019 mencatat, jumlah angkatan kerja di Jatim sebanyak 21,59 juta orang, naik 584 ribu orang dibanding Februari 2018.

Sejalan dengan itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat 1,31 poin. Dalam setahun terakhir, pengangguran bertambah 16,82 ribu orang, sedangkan TPT turun menjadi 3,83 persen pada Februari 2019.

Sementara penduduk yang bekerja sebanyak 20,76 juta orang, bertambah 567 ribu orang dari Februari 2018. Sedang lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase penduduk yang bekerja terutama Industri Pengolahan (0,48 persen poin), Konstruksi (0,46 persen poin), dan Jasa Lainnya (0,31 persen poin).

Sebaliknya, lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan utamanya pada Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (0,91 persen poin), Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (0,41 persen poin), dan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (0,18 persen poin).

Untuk menyiapkan lulusan Sekolah Menengan Atas yang berencana tidak melanjutkan itulah Pemprop Jatim menciptakan terobosan dengan menciptakan kegiatan SMA/MA double track. Ini sebuah penemuan pembelajaran yang di khususkan bagi siswa SMA/MA yang  berencana tidak melanjutkan ke perguruan tinggi supaya tetap bisa bekerja atau berwirausaha, sehingga mereka tidak berpotensi menambah angka pengangguran.

Sistem double track ialah suatu sistem pembelajaran yang menggabungkan cara mencar ilmu penguasaan akademik sebagaimana Sekolah Menengan Atas  pada umumnya dan ditambah ekstra kurikuler ketrampilan teknis dan ketrampilan digital.

Siswa Sekolah Menengan Atas akan diberi ketrampilan perhiasan untuk lulusannya. Penambahan ketrampilan ini menciptakan siswa siap kerja bila tidak ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sistem double track  dikonsep sebagai kegiatan ekstra kurikuler, dengan ketentuan setiap siswa minimal satu tahun mengikuti sistem double track.

Ide sistem double track muncul berawal dari keprihatinan atas tingginya potensi lulusan Sekolah Menengan Atas yang menjadi pengangguran . Terutama mereka yang sehabis lulus tak lanjut ke kursi kuliah. Fakta ini menjadi permasalahan tersendiri bagi pembangunan insan di Jatim, alasannya ialah akseptor didik lulusan Sekolah Menengan Atas banyak yang tidak dibekali skill dasar untuk terjun ke dunia kerja.

Melalui Program SMA/MA double track  diharapkan bisa menunjukkan skill atau kompetensi perhiasan kepada siswa. Program ini diperlukan sanggup meningkatkan mutu pendidikan serta menanggulangi lahirnya pengangguran terbuka dari lulusan Sekolah Menengan Atas yang tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Program ini terdiri 7 bidang keterampilan meliputi; multimedia, teknik elektro, teknik listrik, tata boga, tata busana, tata kecantikan, dan teknik kendaraan ringan dengan 17 belas bidang keahlian.

Ada tiga tujuan dalam kegiatan ini, untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan akseptor didik Sekolah Menengan Atas yang berencana tidak melajutkan ke perguruan tinggi dalam menguasai salah satu bidang keterampilan tertentu dengan memanfaatkan kearifan lokal.

Kedua untuk membangun kepercayaan diri akseptor didik dalam bewirausaha atau bekerja dengan bekal keterampilan yang dikuasai.  Ketiga  membangun jaringan duna perjuangan dan dunia industri.

Ada 15 jenis keterampilan dalam kegiatan ini. Yakni Tata Rias Pengantin Berhijab,Merias Wajah Panggung, Tata Kecantikan Rambut, Desain Grafis, Video Editing, Operator Komputer, Fotografi, Pembuatan Makanan Indonesia, Makanan Ringan dan Minuman, Pengolahan Pastry Bakery, Merancang Mode Busana, Merancang Busana Muslim, Perawatan dan Perbaikan Alat Elektronik, Tune Up Sepeda Motor dan Instalasi Peralatan Listrik. end/ril


Related : Sma Dan Ma, Untuk Kurangi Angka Pengangguran

0 Komentar untuk "Sma Dan Ma, Untuk Kurangi Angka Pengangguran"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)