Image: tekape.co
Gempa bumi yaitu getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akhir pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang membuat gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi juga sanggup disebabkan oleh letusan gunung api.
Gempa bumi juga sanggup diartikan sebagai suatu kejadian bergetarnya bumi akhir pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu.
Gempa bumi diukur dengan memakai alat Seismometer. Moment magnitudo yaitu skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter yaitu skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo.
Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menimbulkan kerusakan serius di kawasan yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.
Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar yaitu 9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu yaitu gempa Jepang terbesar semenjak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
Gempa bumi yaitu getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akhir pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang membuat gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi juga sanggup disebabkan oleh letusan gunung api.
Gempa bumi juga sanggup diartikan sebagai suatu kejadian bergetarnya bumi akhir pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu.
Gempa bumi diukur dengan memakai alat Seismometer. Moment magnitudo yaitu skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter yaitu skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo.
Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menimbulkan kerusakan serius di kawasan yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.
Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9 skala rickter, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar yaitu 9,0 magnitudo yaitu gempa di Jepang pada tahun 2011 , dan itu yaitu gempa Jepang terbesar semenjak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
Jenis-jenis gempa bumi sanggup dibedakan menurut penyebab dan kedalamannya.
Berdasarkan Penyebabnya
Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Gempa Vulkanik
Gempa bumi vulkanik yaitu gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Contoh : gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.
2. Gempa Tektonik
Gempa tektonik yaitu gempa bumi yang terjadi lantaran pergeseran lapisan kulit bumi akhir lepasnya energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik mempunyai kekuatan yang cukup dahsyat. Contoh : gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.
3. Gempa runtuhan atau terban
Gempa runtuhan atau terban yaitu gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang runtuh, dan sejenisnya. Tipe gempa ibarat ini hanya berdampak kecil dan daerahnya sempit.
Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam yaitu gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah yaitu gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km hingga 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal yaitu gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Berdasarkan Penyebabnya
Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Gempa Vulkanik
Gempa bumi vulkanik yaitu gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunung berapi. Contoh : gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.
2. Gempa Tektonik
Gempa tektonik yaitu gempa bumi yang terjadi lantaran pergeseran lapisan kulit bumi akhir lepasnya energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik mempunyai kekuatan yang cukup dahsyat. Contoh : gempa Aceh, Bengkulu, Pangandaran.
3. Gempa runtuhan atau terban
Gempa runtuhan atau terban yaitu gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua yang runtuh, dan sejenisnya. Tipe gempa ibarat ini hanya berdampak kecil dan daerahnya sempit.
Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam yaitu gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah yaitu gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km hingga 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal yaitu gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin usang tekanan itu kian membesar dan balasannya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak sanggup ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada ketika itulah gempa Bumi akan terjadi.
Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi lantaran materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa Bumi lain juga sanggup terjadi lantaran pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi ibarat itu sanggup menjadi tanda-tanda akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi lantaran menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, ibarat Dam Karibia di Zambia, Afrika.
Sebagian lagi (jarang juga) juga sanggup terjadi lantaran injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal.
Terakhir, gempa juga sanggup terjadi dari peledakan materi peledak. Hal ini sanggup membuat para ilmuwan memonitor tes diam-diam senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang disebabkan oleh insan ibarat ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin usang tekanan itu kian membesar dan balasannya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak sanggup ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada ketika itulah gempa Bumi akan terjadi.
Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi lantaran materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa Bumi lain juga sanggup terjadi lantaran pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi ibarat itu sanggup menjadi tanda-tanda akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi lantaran menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, ibarat Dam Karibia di Zambia, Afrika.
Sebagian lagi (jarang juga) juga sanggup terjadi lantaran injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal.
Terakhir, gempa juga sanggup terjadi dari peledakan materi peledak. Hal ini sanggup membuat para ilmuwan memonitor tes diam-diam senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang disebabkan oleh insan ibarat ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Gempa bumi menimbulkan banyak sekali dampak bagi kehidupan, baik dampak fisik maupun dampak sosial. Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi sebagai berikut :
1. Dampak fisik :
Bangunan banyak yang hancur atau roboh.
Tanah longor akhir goncangan.
Jatuhnya korban jiwa.
Permukaan tanah menjadi merekat, retak dan jalan menjadi putus.
Banjir lantaran rusaknya tanggul.
Gempa dasar bahari sanggup menimbulkan tsunami, dsb.
2. Dampak sosial :
Menimbulkan kemiskinan.
Kelaparan.
Menimbulkan penyakit.
Bila pada sekala yang besar (dapat menimbulkan tsunami yang besar), sanggup melumpuhkan politik, sistem ekonomi, dsb
1. Dampak fisik :
Bangunan banyak yang hancur atau roboh.
Tanah longor akhir goncangan.
Jatuhnya korban jiwa.
Permukaan tanah menjadi merekat, retak dan jalan menjadi putus.
Banjir lantaran rusaknya tanggul.
Gempa dasar bahari sanggup menimbulkan tsunami, dsb.
2. Dampak sosial :
Menimbulkan kemiskinan.
Kelaparan.
Menimbulkan penyakit.
Bila pada sekala yang besar (dapat menimbulkan tsunami yang besar), sanggup melumpuhkan politik, sistem ekonomi, dsb
Berikut ini yaitu cara atau perilaku kita ketika menghadapi gempa bumi, yaitu :
1. Bila berada di dalam rumah :
Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah di bawah meja atau tempat tidur.
Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
Jauhi rak buku, lemari dan beling jendela.
Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding dan sebagainya.
2. Bila berada di luar ruangan :
Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, sentra listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya.
Usahakan sanggup mencapai kawasan yang terbuka.
Jauhi rak-rak dan beling jendela.
3. Bila berada di dalam ruangan umum :
Jangan panik dan jangan berlari keluar lantaran kemungkinan dipenuhi orang.
Jauhi benda-benda yang gampang tergelincir ibarat rak, lemari, beling jendela dan sebagainya.
4. Bila sedang mengendarai kendaraan :
Segera hentikan di tempat yang terbuka.
Jangan berhenti di atas jembatan atau di bawah jembatan layang/jembatan penyeberangan.
5. Bila sedang berada di sentra perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar mall :
Jangan menimbulkan kepanikan atau korban dari kepanikan.
Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
6. Bila sedang berada di dalam lift :
Jangan memakai lift ketika terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik memakai tangga darurat.
Jika anda mencicipi getaran gempabumi ketika berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol.
Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan memakai interphone jikalau tersedia.
7. Bila sedang berada di dalam kereta api :
Berpeganganlah dengan bersahabat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta tidak boleh secara mendadak
Bersikap tenanglah mengikuti klarifikasi dari petugas kereta
Salah mengerti terhadap isu petugas kereta atau stasiun akan menjadikan kepanikan
8. Bila sedang berada di gunung/pantai :
Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah pribadi ke tempat aman.
Di pesisir pantai, bahayanya tiba dari tsunami. Jika Anda mencicipi getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
9. Beri proteksi :
Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan tiba ke tempat kejadian maka bersiaplah menawarkan proteksi pertama kepada orang-orang berada di sekitar Anda.
10.Evakuasi :
Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah. Pengungsian perlu dilakukan jikalau kebakaran meluas akhir gempa bumi. Pada prinsipnya, penyelamatan dilakukan dengan berjalan kaki di bawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah.
11. Dengarkan isu :
Saat gempa bumi terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap hening dan bertindaklah sesuai dengan isu yang benar. Anda sanggup memperoleh isu yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak lantaran isu yang tidak jelas.
1. Bila berada di dalam rumah :
Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah di bawah meja atau tempat tidur.
Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
Jauhi rak buku, lemari dan beling jendela.
Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding dan sebagainya.
2. Bila berada di luar ruangan :
Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, sentra listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya.
Usahakan sanggup mencapai kawasan yang terbuka.
Jauhi rak-rak dan beling jendela.
3. Bila berada di dalam ruangan umum :
Jangan panik dan jangan berlari keluar lantaran kemungkinan dipenuhi orang.
Jauhi benda-benda yang gampang tergelincir ibarat rak, lemari, beling jendela dan sebagainya.
4. Bila sedang mengendarai kendaraan :
Segera hentikan di tempat yang terbuka.
Jangan berhenti di atas jembatan atau di bawah jembatan layang/jembatan penyeberangan.
5. Bila sedang berada di sentra perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar mall :
Jangan menimbulkan kepanikan atau korban dari kepanikan.
Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
6. Bila sedang berada di dalam lift :
Jangan memakai lift ketika terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik memakai tangga darurat.
Jika anda mencicipi getaran gempabumi ketika berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol.
Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan memakai interphone jikalau tersedia.
7. Bila sedang berada di dalam kereta api :
Berpeganganlah dengan bersahabat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta tidak boleh secara mendadak
Bersikap tenanglah mengikuti klarifikasi dari petugas kereta
Salah mengerti terhadap isu petugas kereta atau stasiun akan menjadikan kepanikan
8. Bila sedang berada di gunung/pantai :
Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah pribadi ke tempat aman.
Di pesisir pantai, bahayanya tiba dari tsunami. Jika Anda mencicipi getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
9. Beri proteksi :
Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan tiba ke tempat kejadian maka bersiaplah menawarkan proteksi pertama kepada orang-orang berada di sekitar Anda.
10.Evakuasi :
Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah. Pengungsian perlu dilakukan jikalau kebakaran meluas akhir gempa bumi. Pada prinsipnya, penyelamatan dilakukan dengan berjalan kaki di bawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah.
11. Dengarkan isu :
Saat gempa bumi terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap hening dan bertindaklah sesuai dengan isu yang benar. Anda sanggup memperoleh isu yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak lantaran isu yang tidak jelas.
Parameter Gempa Bumi
Waktu terjadinya gempabumi (Origin Time – OT)
Lokasi sentra gempabumi (Episenter)
Kedalaman sentra gempabumi (Depth)
Kekuatan Gempabumi (Magnitudo)
Karakteristik Gempa Bumi
Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
Lokasi kejadian tertentu
Akibatnya sanggup menimbulkan bencana
Berpotensi terulang lagi
Belum sanggup diprediksi
Tidak sanggup dicegah, tetapi akhir yang ditimbulkan sanggup dikurangi
Waktu terjadinya gempabumi (Origin Time – OT)
Lokasi sentra gempabumi (Episenter)
Kedalaman sentra gempabumi (Depth)
Kekuatan Gempabumi (Magnitudo)
Karakteristik Gempa Bumi
Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
Lokasi kejadian tertentu
Akibatnya sanggup menimbulkan bencana
Berpotensi terulang lagi
Belum sanggup diprediksi
Tidak sanggup dicegah, tetapi akhir yang ditimbulkan sanggup dikurangi
Alat Pengukur Gempa Bumi
Seismograf yaitu alat yang digunakan atau digunakan untuk mengukur berpengaruh dan lemahnya suatu gempa bumi. Berdasarkan arah getaran yang diukur, seismograf dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :
Seismograf horisontal yaitu suatu jenis seismograf yang mencatat kekuatan gempa ataupun getaran bumi dengan arah secara horizontal (mendatar).
Seismograf vertikal yaitu jenis dari seismograf yang mencatat getaran bumi dengan arah secara vertikal.
Besaran gempa didasarkan pada amplitudo gelombang tektonik dan dicatat oleh alat Seismograf dengan memakai Skala Richter.
Seismograf yaitu alat yang digunakan atau digunakan untuk mengukur berpengaruh dan lemahnya suatu gempa bumi. Berdasarkan arah getaran yang diukur, seismograf dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu :
Seismograf horisontal yaitu suatu jenis seismograf yang mencatat kekuatan gempa ataupun getaran bumi dengan arah secara horizontal (mendatar).
Seismograf vertikal yaitu jenis dari seismograf yang mencatat getaran bumi dengan arah secara vertikal.
Besaran gempa didasarkan pada amplitudo gelombang tektonik dan dicatat oleh alat Seismograf dengan memakai Skala Richter.
0 Komentar untuk "Gempa Bumi: Pengertian, Klasifikasi, Penyebab, Efek Dan Mitigasinya"