Metode Pembelajaran Audio Lingual

Metode Pembelajaran Audio Lingual

Lingual hampir sama dengan metode lainnya Metode Pembelajaran Audio Lingual

Pengertian Metode Audio-Lingual

Pada dasarnya metode Audio-Lingual hampir sama dengan metode lainnya. Adapun metode yang muncul sebelum metode ini ialah metode Direct (Direct Method). The Audio-Lingual method is the method which focuses in repetition some words to memorize. Audio-Lingual method is a method which use drills and pattern practice in teaching language. Adapun Jill Kerper Mora dari San Diego University menyebutkan :
This method26 is based on the principles of behavior psychology. It adapted many of the principles and procedures of the Direct Method, in part as a reaction to the lack of speaking skills of the Reading Approach
Metode Audio-Lingual ini merupakan sebuah metode yang pelaksanaannya terfokus pada acara latihan, drill, menghafal kosa kata, dialog, teks bacaan. Adapun dalam praktiknya siswa diajak mencar ilmu (dalam hal ini bahasa Inggris secara langsung) tanpa harus mendatangkan native language.

Dasar dan mekanisme pengajaran dalam metode ini juga banyak diambil dari metode yang telah ada sebelumnya yaitu metode pribadi (Direct Method). Selain itu, tujuan Audio- Lingual pun juga tidak berbeda dengan Direct Method yaitu untuk membuat kompetensi komunikatif dalam diri siswa.

Sebagaimana diketahui, pengucapan (pronunciation), susunan serta aspekaspek lain antara bahasa gila dan bahasa ibu sangatlah berbeda. Oleh karenanya, dalam pembelajaran bahasa gila (dalam hal ini bahasa Inggris) para siswa diharuskan mengucapkan dan atau membaca berulang-ulang kata demi kata yang diberikan oleh guru biar sebisa mungkin tidak terpengaruh dengan bahasa ibu.

Pengulangan-pengulangan yang dilakukan lama-kelamaan akan menjadi sebuah kebiasaan (habit). Begitu juga dalam hal melafalkan kata-kata bahasa gila (bahasa Inggris), jikalau hal tersebut sudah menjadi kebiasaan, siswa akan secara otomatis dan refleks sanggup melakukannya. Sehingga dalam pelaksanaannya, biar perjuangan tersebut sanggup berjalan lancar maka diharapkan memerlukan keseriusan baik dari guru maupun siswa.

Sejarah Metode Audio-Lingual

Metode Audio-Lingual merupakan sebuah metode yang sudah berkembang selama Perang Dunia II berlangsung.  Keikutsertaan Amerika dalam perang dunia II telah mengatakan imbas yang signifikan terhadap pengajaran bahasa Inggris di negara tersebut. Untuk membekali pemerintah Amerika dengan personel yang fasih berbahasa Jerman, Prancis, Italia, China, Jepang, Melayu dan bahasa lainnya penerjemah, ajudan code-room, dan pengalih bahasa dibutuhkan sebuah pembinaan khusus jadwal bahasa. Pemerintah menugaskan universitas-universitas di Amerika untuk menyebarkan bahasa gila bagi personel militer Amerika. Demikian hingga kesannya Army Specialized Training Program (ASTP) didirikan pada tahun 1942. pada awal tahun 1943 sebanyak 55 universitas terlibat dalam jadwal ini. 

Metode yang juga dikenal sebagai Army method ini berkembang sebagi reaksi terhadap metode Grammar-Translation dalam pengajaran bahasa asing. Metode Grammar- Translation ini sebelumnya telah digunakan selama seribu tahun, tetapi membutuhkan waktu yang sangat usang bagi pembelajar untuk sanggup berbicara dengan bahasa gila yang ditargetkan. Kira-kira semenjak 1947-1967 pendekatan Audio-Lingual telah menjadi metode pengajaran bahasa gila yang lebih banyak didominasi di Amerika. Dengan metode yang lebih inovatif, metode Audio-Lingual ini bisa mencapai kompetensi komunikatif lebih cepat. Teori ini berdasar pada teori behavioristik yang dikembangkan Skinner.

Sebagaimana diketahui bahwa kaum behavioris yakin bahwa mencar ilmu bahasa pada hakikatnya ialah problem pembisaaan dan pembentukan kebisaaan. Dengan pola pikir bahwa dalam proses pembelajaran yang penting ialah stimulus dan respons dan adanya penguatan. Oleh alasannya ialah itu, dalam dunia pembelajaran bahasa teori itu melahirkan pendekatan Audio-Lingual yang banyak mengatakan pengulangan. Mereka yakin jikalau mencar ilmu bahasa itu dilakukan dengan pengulangan, maka kompetensi berbahasa itu akan sanggup diperoleh.

Aliran behaviorisme menjelaskan pengertian tingkah laris melalui agresi dan reaksi atau yang biasa kita kenal dengan istilah stimulus dan response; stimulus yang berbeda menghasilkan responsi yang berbeda pula. Adapun relasi antara stimulus tertentu dengan responsi tertentu disebut kebiasaan atau habit.

Teknik Pengajaran yang Digunakan dalam Metode Audio-Lingual

a. Menghafal Dialog (Dialog Memorization)

Dalam teknik ini siswa menghafalkan obrolan atau percakapan pendek antara dua orang pada awal pelajaran. Dalam praktiknya siswa memerankan satu orang tugas dalam dialog, sedangkan guru memerankan tokoh pasangannya. Setelah siswa mencar ilmu percakapan atau obrolan dari satu tokoh, guru dan siswa berganti peran. Kemudian siswa menghafalkan obrolan baru. Cara lainnya yang bisa digunakan ialah dengan membagi siswa menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok memerankan satu tugas dan menghafalkan obrolan tersebut. Setelah masing-masing kelompok bisa menghafalkan dialog, mereka diminta untuk untuk berganti peran. Setelah seluruh siswa hafal dialog, guru meminta siswa untuk mempraktikkan obrolan secara berpasangan di depan kelas.

b. Backward Bulld-up (Expansion) Drill

Drill digunakan dikala siswa mengalami kesulitan dalam menghafalkan obrolan panjang. Caranya ialah guru membagi obrolan panjang menjadi beberapa potong bagian. Guru pertmama kali mengatakan pola kemudian siswa menirukan belahan kalimat (bisaanya pada frasa akhir).
Contoh:
Guru    : It is a beautiful scenery
Guru    : It is a beautiful ………
Siswa   : It is a beautiful scenery

c. Repetition Drill

Siswa diminta untuk menirukan guru seakurat dan secepat mungkin.
Contoh:
Guru    : This is the seventh month
Siswa   : This is the seventh month

d.Chain Drill

Drill ini dilakukan dengan cara meminta siswa untuk duduk melingkar di dalam ruangan, kemudian satu persatu siswa bertanya dan menjawab pertanyaan. Guru memulai drill ini dengan dengan menyapa atau bertanya pada salah satu siswa. Kemudian siswa tersebut menjawab pertanyaan tadi, kemudian ia bertanya pada sobat di sampingnya. Siswa yang ditanya tadi kemudian menjawab dan bertanya lagi kepada sobat di sampingnya, begitu seterusnya.

e.Single Slot Subtitution

Guru membaca satu baris dari dialog, kemudian siswa mengucapkan satu kata atau kelompok kata. Siswa diminta untuk menirukan dengan cara memasukkan kata atau kelompok kata tersebut secara tepat ke dalam bait obrolan tadi.
Contoh:
Guru    : I know Him. (Hardly)
Siswa   : I hardly know him

f.Multiple Slot Subtitution Drill

Drill ini sama dengan drill single slot substitution, tapi lebih luas. Tidak hanya satu bait dialog, akan tetapi satu obrolan penuh.

g.Transformational Drill

Guru memberi siswa kalimat, kemudian siswa diminta untuk merubah kalimat tersebut menjadi bentuk yang berbeda seperti: interrogatif, negatif, positif, pasif, imperative dan sebagainya.
h.Question and Answer Drill
Drill model ini melatih siswa menajwab pertanyaan dengan tepat.

i. Use Minimal Pairs

Guru memakai pasangan kata yang berbeda satu bunyi, misal: ship dan sheep. Siswa diminta untuk menemukan perbedaan dua kata tersebut, kemudian berlatih untuk mengucapkan kata tersebut dengan benar.

j.Complete the Dialog

Beberapa kata dalam sebuah obrolan dihapus, kemudian siswa diminta untuk melengkapi obrolan tersebut

k.Grammar Game

Game ini menyerupai dengan game supermarket alphabet, didesain untuk melatih grammar siswa dalam suatu konteks. Dengan begitu siswa bias mengekspresikan dirinya sendiri, walaupun dalam porsi yang terbatas.

Dari banyak sekali teknik yang disebutkan di atas sanggup disimpulkan dalam pelaksanaan metode Audio-Lingual seorang guru akan memberi pola perihal model yang benar, dalam hal ini melafalkan (pronounce) dan bagaimana melafalkan (how to pronounce) sebuah kalimat dan siswa harus menirukan. Kemudian dalam kesempatan lain guru akan melanjutkan dengan mengenalkan kata-kata gres dengan struktur kata yang sama. Pokok dari metode ini dan kaitannya dengan pembelajaran pronunciation ialah bagaimana melatih siswa untuk terus berlatih melafalkan dengan benar hingga mereka sanggup melakukannya secara spontan. Oleh lantaran itu menyerupai telah dijelaskan di awal, siswa hanya diberi kosakata secukupnya (khususnya yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari) biar pelaksanaan metode ini sanggup berjalan dengan lancar.

Langkah-langkah Pembelajaran dalam Metode Audio-Lingual

Di dalam metode Audio-Lingual terdapat beberapa langkah yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah tersebut antara lain ialah :
Adapun langkah-langkah yang bisaa dilakukan adalah:
  1. Penyajian teks obrolan atau teks pendek yang dibacakan guru berulang-ulang dan siswa menyimak tanpa melihat teks yang dibaca.
  2. Peniruan dan penghafalan teks itu secara serentak dan siswa menghafalkannya.
  3. Penyajian kalimat dilatih dengan pengulangan.
  4. Dramatisasi obrolan atau teks yang dilatihkan kemudian siswa memperagakan di depan kelas.
  5. Pembentukan kalimat lain yang sesuai dengan yang dilatihkan.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Audio-Lingual

Metode Audio-Lingual mempunyai kelebihan dan juga mempunyai kekurangan di sisi lainnya.  Adapun kelebihan dari metode ini antara lain adalah:

  1. Audio-Lingual mungkin merupakan teori pengajaran bahasa pertama yang secara terbuka mengklaim terbentuk dari adonan linguistik dan psikologi.
  2. Metode Audio-Lingual mencoba membuat pembelajaran bahasa menjadi lebih gampang diakses oleh pembelajar dalam jumlah besar (kelas besar). Hal tersebut menimbulkan partisipasi pembelajar melalui teknik drill sanggup dimaksimalkan.
  3. Secara faktual drill sanggup membantu siswa dalam menyebarkan kemampuan oralnya.
  4. Teknik pengajaran dalam metode Audio-Lingual dengan memakai tape recording dan laboratorium bahasa mengatakan latihan kecakapan berbicara dan mendengar yang merupakan hal paling penting dalam pembelajaran bahasa. Pola-pola drill mengatakan siswa lebih banyak latihan.
  5. Metode Audio-Lingual menyebarkan kemampuan berbahasa ke dalam peralatan pedagogig yaitu mendengar (menyimak), membaca dan menulis. Metode Audio-Lingual secara spesifik memperkenalkan desain teknik telinga (listening) dan latihan oral (speaking). Hal tersebut memperlihatkan kesuksesan dalam menyebarkan pemahaman aural (listening) dan kelancaran berbicara (speaking).

Sedangkan kekurangan dalam metode Audio-Lingual antara lain adalah:

  1. Teknik yang digunakan dalam metode Audio-Lingual menyerupai drill, penghafalan, dan lain sebagainya mungkin bisa membuat bahasa menjadi sebuah kelakuan (kebisaaan), tetapi hal tersebut tidak menghaslikan kompetensi yang diharapkan.
  2. Dengan metode Audio-Lingual mungkin guru akan mengeluhkan perihal banyaknya waktu yang dibutuhkan (lama), dan para siswa akan mengeluh perihal kebosanan yang disebabkan oleh pola drill yang terus-menerus digunakan.
  3. Peran dan keaktifan guru merupakan hal yang penting dalam metode Audio-Lingual, jadi guru lebih banyak mendominasi kelas.

Adapun berdasarkan Roestiyah kelemahan suatu metode atau teknik pembelajaran yang memakai drill ialah sebagai berikut:

  1. Sering terjadi cara-cara atau gerak yang tidak sanggup berubah, lantaran merupakan cara yang telah dibakukan, maka hal tersebut sanggup menghambat talenta dan inisiatif siswa.
  2. Para siswa dihentikan memakai cara lain atau cara berdasarkan pikirannya sendiri. 
  3. Keterampilan yang diperoleh siswa umumnya juga menetap/paati, yang akan merupakan kebiasaan kaku/keterampilan yang salah.
  4. Suatu latihan yang dijalankan dengan cara tertentu yang telah dianggap baik dan tepat; sehingga dihentikan diubah; menimbulkan keterampilan yang diperoleh siswa umumnya juga menetap/pasti, yang akan merupakan kebiasaan yang kaku; atau keterampilan yang salah.

Sehingga, jikalau situasi berubah siswa akan sukar sekali mengikuti keadaan atau tidak bisa mengubah caranya latihan untuk mengatasi keadaan yang lain itu. Masih berdasarkan Roestiyah, biar latihan tersebut sanggup berhasil, pelatih perlu memilki cara/teknik lain yang menunjang teknik latihan tersebut, sehingga kelemahannya bisa disempurnakan/dilengkapi dengan teknik lain.

Itulah kiranya Penjelasan sangat detail mengenai Metode Pembelajaran Audio Lingual dimuali dari Pengertian, Sejarah, Teknik, Langkah, Kelebihan dan kekurangan Teknik Audio Lingual. Semoga bermanfaat. Bagi Bapak/Ibu yang membutuhkan file lengkapnya bisa didapatkan melalui link dibawah ini ;
Panduan Metode Pembelajaran Audio Lingual UNDUH

Related : Metode Pembelajaran Audio Lingual

0 Komentar untuk "Metode Pembelajaran Audio Lingual"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)