Apa Itu Panama Papers ?

Apa itu Panama Papers ? – dunia tengah heboh dengan Panama Papers. Sebuah firman aturan asal Panama, Mossack Fonseca, mengalami kebocoran dokumen finansialnya. Data ini terangkum dalam hasil pemeriksaan sebuah organisasi wartawan global, International Consortium of Investigatigative Zeitung (ICIJ). ICIJ ini berisikan lebih dari seratus organisasi pers dari seluruh dunia

Informasi antara tahun 1977 sampai awal 2020 berhasil diungkap ke publik yang mana data Panama Papers tersebut mencapai 2,6 terabyte. Yang menciptakan heboh yaitu dalam data tersebut sanggup dilihat dunia offshor atau dunia tanpa pajak. 

Mossock Fonseca mengatakan kerahasian finansial kepada politikus, penipu, durjana narkoba, miliuner, selebriti dan bintang olahraga untuk mendirikan negara bebas pajak.

Dalam gelombang global uang terus mengalir dengan tetap terjaga kerahasiaannya. Praktek tersebut mendorong banyaknya modus kriminalitas dan perampokan kekayaan negara alasannya yaitu pajak yang tidak dibayarkan. 

Tersimpan banyak sekali data email, tabel keuangan, passport dan catatan pendirian perusahaan, dimana data ini mengungkapkan identitas diam-diam dari pemilik akun bank dan perusahaan di dalam 21 wilayah atau yuridiksi offshore. 

Dalam data Panama Papers juga tersimpan kerahasiaan hasil kejahatan menyerupai harta hasil pencurian, korupsi atau pembersihan uang.  Setidaknya ada 128 politikus dan pejabat publik dari seluruh dunia yang namanya tercantum dalam jutaan dokumen yang bocor ini.

Setelah diungkap, dokumen juga memperlihatkan bagaimana Mossack secara teratur mengatakan klien mereka untuk mengembangkan dokumen dengan tanggal mundur (backdated documents) untuk membantu klien mereka mendapat laba dari banyak sekali perjanjian bisnis mereka. Setiap satu bulan ke belakang dalam penetapan tanggal dokumen perusahaan mereka, klien harus membayar US$ 8,75 pada Mossack.

Seorang reporter di SüddeutscheZeitung yaitu orang mengungkapkan data tersebut untuk pertama kalinya. Dan lalu dibagikan dengan ICIJ dan semua media dalam kerja sama ini. Tak ada media yang diminta membayar untuk memperoleh dokumen ini. Dokumen itu lalu berujung pada sejumlah operasi penggeledahan di Jerman pada awal 2020. Dokumen ini lalu ditawarkan pada otoritas pajak di Inggris, Amerika Serikat dan sejumlah negara lain. (sumber:tempo.co)