Suku bangsa merupakan sekumpulan masyarakat yang mempunyai kebiasaan dan budaya yang sama. Bangsa Indonesia terdiri lebih dari 300 suku bangsa. Sebagai rujukan suku di Indonesia antara lain Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Tengger, Suku Aceh, Suku Batak, Suku Asmat, Suku Dayak, Suku Bali, Suku Sasak dan lain sebagainya. Dari semua suku tersebut ada yang belum banyak menerima efek budaya lain mereka sering dikenal sebagai suku terasing.Budaya dan kebudayaan ialah semua hasil olah cipta, rasa, dan karsa manusia. Budaya ada yang berbentuk fisik dan ada yang berbentuk non fisik. Budaya yang berbentuk fisik misalnya pakaian, rumah etika dan alat musik. Ada pula budaya yang berbentuk non fisik misalnya kepercayaan, bahasa, etika istiadat atau tradisi dan pengetahuan.Bentuk-bentuk budaya yang biasa terdapat di tiap suku bangsa antara lain sebagai berikut:
1. Bahasa
Hampir tiap suku bangsa mempunyai bahasa kawasan yang berbeda satu dengan lainnya. Bahasa kawasan merupakan bahasa yang dipakai dalam bahasa pergaulan sehari-hari di suatu kawasan tertentu. Di Indonesia terdapat sekitar 665 bahasa daerah. Contoh bahasa kawasan ialah Bahasa Bali, Bahasa Madura, Bahasa Batak, Bahasa Jawa dan Bahasa Bugis.
Agar sanggup saling berkomunikasi antar suku bangsa, Indonesia mempunyai bahasa nasional yakni Bahasa Indonesia. Bahasa nasional ini berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa.
2. Sistem kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan mencakup kelompok atau organisasi, relasi kekerabatan, peraturan-peraturan dan hukum.
a. Kelompok atau organisasi
Pada dasarnya insan selalu membutuhkan dan tidak sanggup hidup sendiri. Oleh lantaran itu di tiap suku atau kawasan biasanya terdapat kelompok-kelompok atau organisasi. Suatu kelompok dipimpin oleh seseorang yang dihormati dan disegani. Pemimpin ini disebut kepala etika atau kepala suku. Kepala adatlah yang biasanya memimpin upacara-upacara adat.
b. Hubungan kekerabatan
Masyarakat di daerah-daerah biasanya juga mempunyai relasi kekerabatan tertentu yang kadang berbeda satu sama lain. Misalnya di kawasan Minangkabau relasi kekerabatan didasarkan pada garis ibu yang disebut Matrilineal. Sedangkan di Jawa relasi kekerabatan didasarkan pada garis ayah yang disebut Patrilineal.
c. Peraturan dan hukum
Di tiap suku bangsa biasanya terdapat peraturan atau hukum. Peraturan ini ada yang tertulis ada yang tidak tertulis. Peraturan ini sering disebut sebagai aturan adat. Di kawasan tertentu aturan etika masih sangat ditaati oleh masyarakat. Misalnya di masyarakat Kampung Naga, Jawa Barat terdapat peraturan setiap ada penduduk yang lahir harus disertai dengan adanya orang yang keluar dari desa. Peraturan ini menciptakan jumlah penduduk di desa ini selalu tetap.
3. Rumah adat
Di tiap kawasan atau suku bangsa biasanya mempunyai rumah etika yang khas. Namun seiring dengan perkembangan jaman, rumah-rumah etika ini biasanya sulit kita temukan di kawasan perkotaan. Kita sanggup melihat seluruh rumah etika yang ada di Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Contoh rumah etika ialah Rumah Joglo di Jawa Tengah, Rumah Gadang di Sumatera Barat dan rumah Tongkonan di Sulawesi Selatan.
4. Upacara adat
Upacara etika merupakan upacara yang bekerjasama dengan etika istiadat atau tradisi masyarakat. Upacara etika berkaitan akrab dengan kepercayaan suatu masyarakat. Upacara etika ada yang dilakukan secara sederhana. Namun ada pula yang dilakukan secara glamor dan dengan biaya yang sangat besar. Contoh upacara etika ialah Upacara Kasodo (Suku Tengger, Jawa Timur), Upacara Lompat Batu (Suku Nias), Upacara Grebeg Suro (Jawa Tengah) dan sebagainya.
Saat ini banyak masyarakat yang tidak melaksanakan upacara adat. Hal ini antara lain disebabkan oleh semakin berkembangnya pemikiran, agama dan kepercayaan. Selain itu masyarakat dikala ini lebih menentukan hal-hal yang mudah dan cepat. Karena upacara etika dianggap terlalu usang dan bertele-tele.Meski demikian masyarakat yang tidak melaksanakan tetap menghargai dan menghormati mereka yang melaksanakan.
5. Pakaian adat
Hampir semua kawasan di Indonesia mempunyai pakaian etika sendiri. Warna dan rancangan pakaiannya sangat indah. Pakaian khas tersebut selain indah juga mempunyai arti tertentu. Untuk dikala ini pakaian etika banyak yang tidak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya pakaian etika dipakai dikala upacara adat, upacara perkawinan dan dikala memperagakan tarian atau pertunjukan daerah. Berikut ini merupakan beberapa rujukan pakaian adat.
6. Senjata tradisional
Dahulu senjata tradisional sering dipakai untuk memotong, berburu, dan berperang. Saat ini senjata tradisional lebih banyak dipakai sebagai hiasan atau pelengkap pakaian adat. Contoh senjata tradisional ialah Senjata Badik (Betawi), Rencong (Aceh), Keris (Jawa) dan Mandau (Kalimantan).
7. Kesenian
Bentuk-bentuk kesenian sangat banyak, antara lain:
a). Tarian tradisional
Contoh tarian tradisional atau etika ialah Tari Serimpi (Jawa Tengah), Tari Kecak (Bali), Tali Saman (Aceh), Tari Cakalele (Maluku) dan Tari Piring (Minangkabau). Tarian etika sering ditampilkan dalam upacara perkawinan, upacara adat, menyambut tamu atau dalam pertunjukan seni. Saat ini tarian tradisional sudah banyak dikombinasikan dengan tarian modern.
b). Seni musik tradisional
Seni musik tradisonal memakai alat musik tradisonal pula. Alat musik tradisional dipakai untuk mengiringi lagu daerah. Alat musik tradisional di Indonesia cukup banyak. Contohnya ialah alat musik Gamelan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, Tifa dari Papua, dan Angklung dari Jawa Barat. Saat ini seni musik tradisional juga sudah banyak dikombinasikan dengan seni musik modern.
c). Seni pertunjukan
Seni pertunjukan sama halnya dengan seni pentas. Negara kita juga kaya akan seni
pertunjukan. Contoh seni pertunjukan antara lain Ketoprak dan Wayang Kulit dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, Lenong dari Betawi dan Mamanda dari Kalimantan Selatan.
d). Lagu daerah
Indonesia kaya akan lagu daerah. Lagu kawasan dinyanyikan dengan bahasa daerah. Lagu-lagu kawasan banyak yang tidak diketahui siapa pengarangnya. Contoh lagu kawasan ialah Bungong Jeumpa dari Aceh, Lir Ilir dari Jawa, Bubuy Bulan dari Sunda, Ampar-ampar Pisang dari Kalimantan Selatan, dan Apuse dari Papua.
e). Cerita rakyat
Cerita rakyat merupakan kisah yang berkembang turun temurun di masyarakat. Cerita rakyat ada yang merupakan sejarah ada pula yang merupakan karangan. Cerita rakyat yang merupakan karangan biasanya tidak diketahui pengarangnya. Contoh kisah rakyat antara lain Sangkuriang (Jawa Barat), Malinkundang (Minangkabau), Putri Cendana (Nusa Tenggara), Kleting Kuning dan Keong Emas (Jawa).
Adapun suku bangsa yang ada di Indonesia persebarannya sanggup di lihat pada tabel di bawah ini :
0 Komentar untuk "Budaya Dan Persebaran Suku Di Indonesia"