Cara Mengidentifikasi Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Untuk mengidentifikasi siawa yang diperkirakan mengalami problem mencar ilmu sanggup dilakukan dengan cara; analisis hasil tes belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan perilaku dan kebiasaan belajar, dan observasi ketika proses mencar ilmu mengajar berlangsung. Di bawah ini diuraikan cara mengidentifikasi tersebut di atas.
- Analisis Hasil Tes Belajar
Melalui tes hasil mencar ilmu akan diketahui sejauh mana siswa telah mencapai tujuan mencar ilmu yang telah ditetapkan sebelumnya. Siswa dikatakan telah mencapai tujuan pengajaran apabila ia telah menguasai sebagian besar materi yang telah diajarkan. Ketentuan penguasaan materi ditentukan dengan memutuskan patokan, yaitu persentase minimal yang harus dikuasai oleh siswa (misalnya 75%). Siswa yang belum menguasai materi pelajaran sesuai patokan yang ditetapkan, dikatakan belum menguasai tujuan pengajaran. Siswa yang ibarat ini diduga siswa yang mengalami kesulitan mencar ilmu dan memerlukan sumbangan khusus.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa langkah operasional diagnosis kesulitan belajar.
- Dengan metoda criterion referenced, yaitu tes yang mengasumsikan bahwa instrumen penilaian atau soal yang dipakai telah dikembangkan dengan memenuhi syarat – syarat tertentu. Tahapannya ialah sebagai berikut :
- Menetapkan angka nilai kualitatif minimal yang sanggup diterima, contohnya 5,0 atau 6,0.
- Membandingkan prestasi dari setiap siswa dengan angka nilai batas lulus tersebut. Secara teoritis, mereka yang angka nilai prestasinya berada di bawah lulus sudah sanggup diduga sebagai siswa yang mengalami kesulitan belajar.
- Menghimpun siswa yang diduga mengalami kesulitan mencar ilmu serta mencari siswa yang mengalami tanda-tanda terparah (yang nilainya jauh dibawah siswa penderita kesulitan mencar ilmu lainnya)
- Membuat rangking atau tingkatan guna mempermudah dalam pemberian prioritas layanan psikologis.
-
Dengan hasil penandaan itu maka sanggup dikatakan bahwa kelas atau individu-individu tersebut memerlukan bimbingan mencar ilmu lantaran prestasinya belum memenuhi keinginan (seperti yang digariskan dalam TIK).
- Dengan metoda norm-references, yaitu nilai prestasi rata-rata dijadikan ukuran pembanding bagi setiap nilai prestasi masing-masing siswa. Tahapannya ialah sebagai berikut :
- Mencari dan menghitung nilai rata-rata kelas atau kelompok
- Menandai siswa-siswa yang nilainya dibawah rata-rata
- Jika mau diadakan prioritas layanan bimbingan, terlebih dahulu harus menciptakan rangking ibarat pada metoda pertama.
-
- Tes Kemampuan Dasar
Setiap siswa mempunyai kemampuan dasar atau kecerdasan tertentu. Tingkat kemempuan ini biasanya diukur atau diungkap dengan memakai tes kecerdasan yang sudah baku. Diasumsikan bahwa anak normal mempunyai tingkat kecerdasan (IQ) antara 90 – 109. Hasil mencar ilmu yang dicapai siswa hendaknya sanggup mencerminkan tingkat kemampuan yang dimilikinya. Murid yang mempunyai kemampuan dasar tinggi akan mencapai hasil mencar ilmu yang tinggi pula. Bilamana seorang siswa mencapai hasil mencar ilmu lebih rendah dari tingkat kecerdasan yang dimilikinya, maka yang bersangkutan digolongkan sebagai siswa yang mengalami problem mencar ilmu atau di sebut Undeachiever.
- Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar
Belajar merupakan kiprah seorang siswa, oleh karena itu seorang siswa perlu memiliki kebiasaan belajar yang baik sehingga sanggup mencapai prestasi yang optimal. Kebiasaan mencar ilmu merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar. Hasil penelitian yang dilakukan Rosmawati (dalam Amti,1993), mengatakan bahwa terdapat relasi yang berarti antara kebiasaan mencar ilmu dengan hasil belajar. Hal ini berarti siswa yang mempunyai kebiasaan mencar ilmu yang baik cenderung memperoleh hasil mencar ilmu yang baik.
Senada dengan pendapat di atas, Prayitno (dalam Amti,1993) menyatakan cara belajar(yang mencakup perilaku dan kebiasaan belajar) akan menghipnotis hasil mencar ilmu yang dicapai. Oleh alasannya ialah itu, jika seorang siswa mendapat nilai yang kurang memuaskan dalam belajar, salah satu faktor penting yang perlu diperiksa ialah bagaimana cara mencar ilmu yang ditempuh.
Untuk mengungkap perilaku dan kebiasaan mencar ilmu siswa sanggup dikembangkan alat berupa “ skala perilaku dan kebiasaan belajar” (contoh lihat lampiran). Melalui alat ini sanggup diungkap cara siswa mengerjakan tugas-tugas sekolah, perilaku terhadap guru, perilaku dalam mendapatkan pelajaran, dan kebiasaan dalam melakukan acara belajar.
Dengan memperhatikan perilaku dan kebiasaan mencar ilmu siswa akan sanggup diketahui siswa yang perilaku dan kebiasaan belajarnya sudah memadai dan perlu dipertahankan, serta siswa yang memerlukan sumbangan khusus dalam meningkatkan perilaku dan kebiasaan belajarnya yang baik.
- Observasi Saat Proses Belajar Mengajar Berlangsung
Kasus kesulitan mencar ilmu itu sanggup pula di deteksi dengan catatan observasi atau laporan proses acara belajarnya. Diantara catatan proses mencar ilmu itu ialah :(1) cepat-lambat (berapa lama) menuntaskan pekerjaan (tugasnya); (2) Ketekunan atau persistensi dalam mengikuti pelajaran (berapa kali tidak hadir, alpha, sakit, izin);(3) partisipasi dan kontribusinya dalam pemecahan masalah atau mengerjakan kiprah kelompok;(4)kemampuan kerjasama dan pembiasaan sosialnya.
Hasil analisa empiris terhadap catatan keterlambatan penyelesaian tugas/soal, ketidakhadiran (absensi), kurang aktif dan kurang berpartisipasi, kurang pembiasaan diri dapat mengatakan siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Source : http://kajianpsikologi.guru-indonesia.net/artikel_detail-40567.html#.UVH7Z6Kl7-s
0 Komentar untuk "Cara Mengidentifikasi Siswa Yang Mengalami Persoalan Belajar"