Etimologi Filsafat

 dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab  Etimologi FilsafatKata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسفة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata beragam dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya yaitu seorang “pencinta kebijaksanaan”.
Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih menyerupai dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".

Klasifikasi

Plato (sebelah kiri) dan Aristotle (kanan), berdasarkan lukisan Raffaelo Sanzio pada tahun 1509
Dalam membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama , menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar belakang budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun.
Oleh alasannya itu, filsafat biasa diklasifikasikan berdasarkan kawasan geografis dan latar belakang budayanya. Dewasa ini filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar berdasarkan wilayah dan berdasarkan latar belakang agama.
Menurut wilayah, filsafat sanggup dibagi menjadi: filsafat barat, filsafat timur, dan filsafat Timur Tengah. Sementara, berdasarkan latar belakang agama, filsafat dibagi menjadi: filsafat Islam, filsafat Budha, filsafat Hindu, dan filsafat Kristen.

Filsafat Barat

Filsafat Barat yaitu ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi filsafat orang Yunani kuno.
Tokoh utama filsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, Réne Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre.
Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu.
  • Metafisika mengkaji hakikat segala yang ada. Dalam bidang ini, hakikat yang ada dan keberadaan (eksistensi) secara umum dikaji secara khusus dalam Ontologi. Adapun hakikat insan dan alam semesta dibahas dalam Kosmologi.
  • Epistemologi mengkaji wacana hakikat dan wilayah pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas banyak sekali hal wacana pengetahuan menyerupai batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan.
  • Aksiologi membahas problem nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan manusia. Dari aksiologi lahirlah dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia: etika dan estetika.
  • Etika, atau filsafat moral, membahas wacana bagaimana seharusnya insan bertindak dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu sanggup diketahui. Beberapa topik yang dibahas di sini yaitu soal kebaikan, kebenaran, tanggung jawab, bunyi hati, dan sebagainya.
  • Estetika membahas mengenai keindahan dan implikasinya pada kehidupan. Dari estetika lahirlah banyak sekali macam teori mengenai kesenian atau aspek seni dari banyak sekali macam hasil budaya.

Filsafat Timur

Filsafat Timur yaitu tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia, khususnya di India, Republik Rakyat Cina dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri khas Filsafat Timur ialah dekatnya korelasi filsafat dengan agama. Meskipun hal ini kurang lebih juga sanggup dikatakan untuk Filsafat Barat, terutama di Abad Pertengahan, tetapi di Dunia Barat filsafat ’an sich’ masih lebih menonjol daripada agama.
Nama-nama beberapa filsuf Timur, antara lain Sidharta Budha Gautama/Budha, Bodhidharma, Lao Tse, Kong Hu Cu, Zhuang Zi dan juga Mao Zedong.

Filsafat Timur Tengah

Filsafat Timur Tengah dilihat dari sejarahnya merupakan para filsuf yang sanggup dikatakan juga merupakan hebat waris tradisi Filsafat Barat. Sebab para filsuf Timur Tengah yang pertama-tama yaitu orang-orang Arab atau orang-orang Islam dan juga beberapa orang Yahudi, yang menaklukkan daerah-daerah di sekitar Laut Tengah dan menjumpai kebudayaan Yunani dengan tradisi falsafah mereka.
Lalu mereka menterjemahkan dan menawarkan komentar terhadap karya-karya Yunani. Bahkan saat Eropa setalah runtuhnya Kekaisaran Romawi masuk ke Abad Pertengahan dan melupakan karya-karya klasik Yunani, para filsuf Timur Tengah ini mempelajari karya-karya yang sama dan bahkan terjemahan mereka dipelajari lagi oleh orang-orang Eropa.
Nama-nama beberapa filsuf Timur Tengah yaitu Ibnu Sina, Ibnu Tufail, Kahlil Gibran dan Averroes.

Filsafat Islam

Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya yaitu muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun lalu menyesuaikannya dengan pedoman Islam.
Kedua, Islam yaitu agama tauhid. Maka, kalau dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti sudah lama dan tidak dibahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan perhatiannya kepada insan dan alam, alasannya sebagaimana kita ketahui, pembahasan Tuhan hanya menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya.

Filsafat Kristen

Filsafat Kristen mulanya disusun oleh para bapa gereja untuk menghadapi tantangan zaman di kala pertengahan. Saat itu dunia barat yang Nasrani tengah berada dalam zaman kegelapan (dark age). Masyarakat mulai mempertanyakan kembali kepercayaan agamanya.
Filsafat Nasrani banyak berkutat pada problem ontologis dan filsafat ketuhanan. Hampir semua filsuf Nasrani yaitu teologian atau hebat problem agama. Sebagai contoh: Santo Thomas Aquinas dan Santo Bonaventura

Munculnya Filsafat

Filsafat, terutama Filsafat barat muncul di Yunani sejak kira-kira kala ke 7 S.M.. Filsafat muncul saat orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada [agama] lagi untuk mencari tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di kawasan yang beradab lain kala itu menyerupai Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak menyerupai di kawasan lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang sanggup diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, kini di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates yaitu guru Plato sedangkan Aristoteles yaitu murid Plato. Bahkan ada yang beropini bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “Komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini memperlihatkan imbas Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Buku karangan plato yg populer yaitu berjudul "etika, republik, apologi, phaedo, dan krito".

Related : Etimologi Filsafat

0 Komentar untuk "Etimologi Filsafat"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)