Secara terminologi budaya yaitu keseluruhan kepercayaan, aturan, teknik, kelembagaan dan artefak buatan insan yang mencirikan populasi manusia. Kaprikornus budaya sanggup diartikan yaitu budaya terdiri atas pola-pola yang dipelajari mnengenai perlaku umum bagi anggota dari masyarakat tertentu yaitu gaya hidup yang unik dari suatu kelompok atau orang tertentu.
Kebudayaan yaitu kumpulan nilai, kepercayaan, perilaku, kebiasaan, dan sikap yang membedakam suatu masyarakat dari yang lainnya. Kebudayaan suatu masyarakat memilih ketentuan- ketentuan yang mengatur bagaimana perusahaan dijalankan dalam masyarakata tersebut.
Terdapat cara bagi para pelaku bisnis internasional untuk menyesuaikan diri atau hidup dengan budaya-budaya lain yaitu menyadari bahwa adanya budaya yang berbeda dari budayanya sendiri dan mereka harus mempelajari karakteristik dari budaya-budaya tersebut sehingga sanggup beradaptasi. Tetapi berdasarkan E.T. Hall terdapat dua cara untuk menyesuaikan diri dari budaya moral lain yaitu:
a.Menghabiskan seumur hidup disuatu negara tersebut.
b.Menjalani suatu aktivitas training yang sangat canggih dan ekstensif yang meliputi karakteristik-karakteristik utama dari suatu budaya, termasuk budaya.
Terdapat enam hikmah atau cara dalam melaksanakan bisnis lintas budaya internasional antara lain:
a)Lakukanlah persiapan.
b)Jangan terburu-buru.
c)Bangkitkan kepercayaan.
d)Memahami pentingnya bahasa.
e)Menhormati budaya.
f)Memahami unsur-unsur budaya.
Budaya juga sangat mensugesti semua fungsi bisnis contohnya dalam pemasaran, beraneka ragam sikap dan nilai menghambat banyak perusahaan untuk mengunakan bauran pemasaran yang sama disemua pasar. Begitu juga dalam administrasi sumber daya manusia, budaya nasional merupakan kunci penentu untuk mengevaluasi para manajer, serta dalam produksi dan keuangan faktor budaya sangat besar lengan berkuasa dalam kegiatan produksi dan keuangan.
B.Karakteristik Kebudayaan
Beberapa karakteristik kebudayaan perlu diperhatikan alasannya yaitu mempunyai relevansi dengan bisnis internasional:
a)Kebudayaan mencerminkan sikap yang dipelajari (learned behavior) yang ditularkan dari satu anggota masyarakat yang lainnya.
b)Unsur- unsur kebudayaan saling terkait (interrelated)
c)Kebudayaan sanggup menyesuaikan diri (adaptive), artinya kebudayaan berubah sesuai dengan kekuatan- kekuatan eksternal yang mensugesti masyarakat tersebut.
d)Kebudayaan dimiliki bersama (shared) oleh anggota- anggota masyarakata tersebut dan tentu saja memilih keanggotaan masyarakat itu.Orang-orang yang sama-sama mempunyai suatu kebudayaan yaitu anggota suatu masyarakat; orang- orang yang tidak memilikinya berada diluar batas- batas masyarakat itu.1
Beberapa pendapat lain perihal karakteristik budaya,adalah sebagai berikut:
a)Dipelajari : Budaya tidak diwariskan atau bersifat biologi, budaya diperoleh dari pembelajaran dan pengalaman.
b)Dibagi : Masyarakat yaitu anggota dari kelompok organisasi atau pembagian budaya masyarakat, budaya tidak spesifik pada perorangan dan individu.
c)Perubahan generasi :Budaya bersifat kumulatif, melewati dari generasi yang satu ke generasi yang lainnya.
d)Symbolic : Budaya berdasarkan pada kapasotas insan untuk memberi tanda atau memakai sesuatu untuk menggambarkan yang lain.
e)Diteladani : Budaya mempunyai struktur dan terintegrasi, perubahan dari 1 penggalan akan membawa perubahan pada penggalan lain.
f)Penyesuaian : Budaya berdasarkan pada kapasitas insan untuk berubah & menyesuaikan diri.
Karena perbedaan budaya terdapat dalam dunia, sebuah pemahaman dari imbas budaya dalam sikap merupakan suatu kritik dari studi internasional manajemen. Jika manajer internasional tidak mengetahui sesuatu perihal budaya dari Negara lain yang mereka setujui, maka hal tersebut akan mengakibatkan bencana.
C.Unsur- unsur kebudayaan
Kebudayaan suatu masyarakat memilih bagaimana anggota- anggotanya berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Unsur- unsur dasar kebudayaan yaitu struktur sosial, bahasa, komunikasi, agama, dan nilai- nilai serta sikap. Interaksi unsur- unsur ini mensugesti lingkungan lokal yang merupakan kawasan bisnis internasional dijalankan.
Struktur sosial
Struktur sosial yaitu seluruh kerangka yang memilih tugas individu- individu dalam masyarakat, stratifikasi masyarakat, dan mobilitas individu dalam masyarakat tertentu.
a)Stratifikasi sosial
Semua masyarakat mengelompokkan orang- orang dalam batas tertentu berdasarkan kelahiran, pekerjaan, tingkat pendidikannya, atau ciri-ciri lainnya. Namun, pentingnya kategori ini dalam memilih bagaimana individu-individu berinteraksi satu sama lain dalam dan diantara kelompok-kelompok ini berbeda-beda dari satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
b)Mobilitas sosial
Mobilitas sosial yaitu kemampuan individu berpindah dari suatu strata masyarakat ke strata lainnya. Mobilitas social cenderung akan lebih tinggi dalam masyarakat yang kurang terstratifikasi.
Bahasa
Bahasa yaitu cerminan utama kelompok- kelompok budaya alasannya yaitu bahasa merupakan sarana penting yang digunakan anggota- anggota masyarakat untuk berkomunikasi satu sama lain. Ada beberapa jenis bahasa diantarnya:
a)Bahasa sebagai senjata bersaing
b)Bahasa perantara
c)Bahasa terjemahan
d)Berkata tidak
Komunikasi
Komunikasi diluar batas budaya, secara lisan maupun non lisan yaitu suatu keahlian yang sangat penting bagi para manajer internasional, walaupun komunikasi sering sanggup berlangsung salah diantara orang- orang yang mempunyai kebudayaan yang sama, peluang miskomunikasi akan sangat meningkat apabila orang- orang tersebut berasal dari budaya yang berbeda.
Agama
Agama yaitu aspek penting kebanyakan masyarakat. Agama mensugesti bagaimana cara anggota- anggota masyarakat bekerjasama satu sama lain dan dengan pihak luar. Agama membentuk sikap yang dimiliki pemeluknya terhadap pekerjaan, konsumsi, tanggung jawab individu, dan perencanaan untuk masa depan.
Nilai dan Sikap
Budaya juga mensugesti nilai dan sikap anggota- anggota suatu masyarakat. Nilai yaitu prinsip dan standar yang diterima anggota- anggota tersebut; sikap terdiri atas tindakan, perasaan, dan pemikiran yang dihasilkan nilai- nilai tersebut. Nilai- nilai budaya sering berasal dari kepercayaan yang sangat mendalam perihal kedudukan individu dalam hubungan dengan Yang Ilahi, keluarga, dan hierarki sosial. Sikap budaya terhadap faktor- faktor menyerupai waktu, umur, pendidikan, dan status mencerminkan nilai- nilai ini dan pada gilirannya membentuk sikap dan kesempatan yang tersedia bagi bisnis- bisnis internasional dalam suatu negara tertentu.
Pendekatan konteks- rendah, konteks tinggi Hall
Salah satu cara untuk mencirikan perbedaan dalam aneka macam budaya yaitu pendekatan konteks-rendah-konteks tinggi (low-context-high-context) yang dikembangkan oleh Edward dan Mildred Hall dalam budaya konteks rendah (low context culture) kata-kata yang digunakan pembicaraan secara eksplisit memberikan pesan pembicara tersebut kepada pendengarnya. Dalam budaya konteks tinggi (high context culture), konteks terjadinya pembicaraan tersebut akan sama pentingnya dengan kata-kata yang benar-benar diucapkan, dan petunjuk-petunjuk budaya berperan penting dalam memahami apa yang sedang dikomunikasikan.
Pendekatan Kelompok Budaya
Pendekatan kelompok budaya yaitu teknik lain dalam mengklasifikasi dan memahami budaya-budaya nasional dan Kesamaan-kesamaan pendapat dalam banyak budaya, dengan demikian mengurangi sebagian kebutuhan menyesuaikan praktik-praktik bisnis untuk memenuhi permintaan-permintaan budaya lokal. Antropolog, sosiolog, dan para sarjana bisnis internasional telah menganalisa faktor-faktor menyerupai kepuasan kerja, tugas kerja, dan hubungan antar pribadi di kawasan kerja dalam upaya untuk mengenali kelompok-kelompok Negara yang mempunyai nilai-nilai budaya serupa yang sanggup mensugesti praktik bisnis internasional. Suatu kelompok budaya terdiri atas Negara-negara yang mempunyai banyak kesamaan budaya walaupun juga terdapat perbedaan budaya.
Lima dimensi Hofstede
a)Orientasi sosial
Orientasi sosial yaitu keyakinan seseorang perihal relative pentingnya individu dan kelompoknya. Kedua titik ekstrim orientasi sosial yaitu individualisme dan kolektivisme. Individualisme yaitu keyakinan budaya bahwa orang tersebut harus didahulukan. Nilai-nilai utama orang-orang individualistik yaitu tingkat harga diri yang tinggi (self respect) dan kemerdekaan. Orang-orang ini sering menempatkan kepentingan karirnya di atas kebaikan organisasinya dan mereka cenderung menilai keputusan-keputusan dari sisi bagaimana keputusan itu mensugesti mereka sebagai individu. Kolektivisme yaitu pandangan bahwa kelompok didahulukan. Masyarakat yang cenderung bersifat kolektifistik biasanya dicirikan jaringan sosial yang ditetapkan dengan jelas, termasuk keluarga besar, suku, dan rekan kerja.
b)Orientais kekuasaan
Orientasi kekuasaan merujuk pada keyakinan bahwa orang dalam suatu budaya mempunyai pandangan perihal kewajaran kekuasaan dan perbedaan wewenang dalam aneka macam hierarki menyerupai organisasi bisnis. Bentuk ekstrim dimensi orientasi kekuasaan yaitu rasa hormat terhadap kekuasaan (power respect) dan toleransi kekuasaan (power tolerance). Rasa hormat terhadap kekuasaan ini berarti bahwa masyarakat dalam suatu budaya cenderung mendapatkan kekuasaan dan wewenang atasannya semata-mata berdasarkan kedudukan atasan tersebut dalam hierarki itu. Sebaliknya orang-orang dalam budaya yang bercirikan toleransi kekuasaan memberikan tugas penting yang jauh lebih kecil terhadap kedudukan seseorang dalam hierarki tersebut.
c)Orientasi ketidakpastian
Orientasi ketidakpastian yaitu perasaan yang dimiliki seseorang perihal situasi yang tidak niscaya atau ambigu. Bentuk-bentuk ekstrim dimensi ini yaitu penerimaan ketidakpastian (uncertainty acceptance) dirangsang oleh perubahan dan berkembang dari peluang-peluang baru. Ambiguitas dipandang sebagi suatu konteks dimana individu sanggup tumbuh, berkembang dan menghasilkan kesempatan-kesempatan baru. Dalam budaya ini kepaastian mengandung pengertian keadaan monoton, rutinitas dan struktur yang terlalu memaksa. Sebaliknya orang-orang dari budaya yang bercirikan penghindaran ketidakpastian tidak menyukai ambiguitas dan sedapat mungkin akan menghindarinya. Ambiguitas dan perubahan dipandang sebagai sesuatu yang tidak diinginkan. Orang-orang ini cenderung menyukai cara-cara yang terstruktur, rutin dan bahkan birokratis dalam menjalankan sesuatu
d)Orientasi sasaran
Orientasi target yaitu sikap dimana orang termotivasi untuk bekerja alasannya yaitu jenis target yang berbeda. Salah satu bentuk ekstrim dalam orientasi target yaitu sikap target berangasan (aggressive goal behavior). Orang-orang yang memperlihatkan sikap target berangasan cenderung memberikan nilai yang tinggi pada kepunyaan materi, uang dan ketegasan. Pada bentuk ekstrim lain orang yang menganut sikap target pasif (passive goal behavior) memberikan nilai yang lebih tinggi pada hubungan sosial, kualitas hidup, dan perhatian kepada orang lain. Budaya yang menghargai sikap target yang berangasan juga cenderung memilih peran-peran berdasarkan gender yang agak kaku, sementara budaya menekankan sikap target pasif tidak demikian.
e)Orientasi waktu
Orientasi waktu yaitu sejauh mana anggota-anggota suatu budaya menganut pandangan jangka pendek versus jangka panjang terhadap pekerjaan, kehidupan, dan aspek-aspek masyarakat lainnya.2
D.Komponen-Komponen Sosiokultural
Konsep budaya yaitu sedemikaian luasnya sehingga para jago budaya telah membagi aneka macam macam topik untuk memudahkan studinya. Daftar topik akan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai apa budaya itu dan juga berfungsi sebagai pedoman bagi para manajer internasional ketika mereka menganalisis permasalahan khusus dari sudut pandang sosiokultural.
Para jago sangat bervariasi dalam memahami apa yang mereka anggap komponen budaya (sosiokultural) antara lain adalah:
a) Estetika yaitu sesuatu yang berkaitan dengan rasa keindahan, budaya dan selera yang baik serta diungkapkan dalam seni, drama, musik, dongeng rakyat dan tari-tarian.
b)Sikap dan kepercayaan selalu dimiliki oleh setiap budaya yang hampir seluruh aspek dari sikap insan dan membantu membawa ketertiban didalam masyarakat dan individu-individunya. Diantara beraneka ragam subjek yang dicakup oleh sikap dan kepercayaan, beberapa diantaranya sangat penting bagi para pelaku bisnis. Termasuk sikap terhadap waktu, pencapaian pekerjaan dan terhadap perubahan.
c)Sikap terhadap waktu mengakibatkan lebih banyak persolan pembiasaan alasannya yaitu setiap negara berbeda dalam menyikapi atau mengartikan waktu.
d)Sikap terhadap pencapaian pekerjaan seorang manajer akan berbeda tajam dengan di budaya-budaya lain dibandingkan dengan budaya mereka sendiri. Sehingga mereka harus merekrut bawahan yang mempunyai kebutuhan untuk ”maju” apapun motif yang mendasarinya. Salah satu sumber yang baik dari orang-orang itu yaitu diantara anggota yang relatif berpendidikan, yang memandang pekerjaan sebagai jalan menuju gengsi.
e)Sikap terhadap perubahan atau wangsit gres akan lebih diterima apabila sanggup dikaitkan lebih akrab dengan yang tradisional , sementara pada ketika yang bersamaan sanggup memperlihatkan keunggulan relatifnya terhadap yang tradisional. Dengan kata lain semakin konsisten suatu wangsit gres dengan sikap dan pengalaman masyarakat maka semakin cepat wangsit tersebut akan diadopsi.
f)Agama yaitu suatu komponen kebudayaan yang penting, bertanggung jawab atas banyak dari sikap dan kepercayaan yang mensugesti sikap dan sikap dari manusia.
g)Kebudayaan material merujuk pada semua objek buatan insan dan berkaitan dengan bagaimana orang menciptakan benda-benda (teknologi) dan siapa menciptakan apa dan mengapa (ilmu ekonomi).
E. Pentingnya Pengaruh Agama Bagi Para Pelaku Bisnis
Mengetahui prinsip-prinsip dasar dari agama-agama lain akan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai sikap para pengikutnya alasannya yaitu itu agama yaitu sebuah faktor utama dalam suatu pasar tertentu. Pada realitanya agama mempunyai imbas yang mendalam pada dunia usaha. Misalkan seberapa efektif penawaran untuk membayar lembur serta bonus berdasarkan produktivitas, disuatu perusahaan yang para pekerjanya kebanyakan beragama hindhu dan budha.
Ketaatan-ketaatan ini menciptakan pemeluknya berusaha untuk melepaskan diri mereka sendiri untuk dari keinginan-keinginan, dengan demikian mereka tidak memerlukan penghasilan diluar apa yang mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Orang menyerupai diatas ketika penghasilan mereka mulai meningkat, mereka cenderung mengurangi usahanya sehingga penghasilan pribadinya tetap tidak berubah.
Contoh jikalau hari libur dan ritual keagamaan sanggup mensugesti kinerja karyawan dan penjadwalan kerja. Ketika angota-anggota kelompok dari agama yang berbeda bekerja bersama-sama, maka mungkin sekali muncul perselisihan, perpecahan dan instabilitas diantara para pekerja. Karena para pebisnis yang diwakili oleh manager harus menghormati kepercayaan religius orang lain, dan menyesuaikan praktik-praktik bisnis terhadap hambatan-hambatan relegius yang ada dibudaya-budaya lain. Untuk melaksanakan hal ini mereka pertama-tama harus mengetahui apa saja kepercayaan yang ada dan hambatannya.
F.Aspek-Aspek Budaya dari Teknologi
Budaya material utamanya teknologi yaitu penting bagi administrasi yang bermaksud untuk melaksanakan investasi diluar negeri. Pemerintah-pemerintah negera ajaib telah semakin menjadi terlibat dalam penjualan dan pengendalian teknik. Teknologi biasa memungkinkan perusahaan untuk memasuki pasar gres yang berhasil, meskipun para pesaing telah berada disana. Teknologi seringkali memungkinkan perusahaan untuk memperoleh kondisi-kondisi yang unggul untuk investasi luar maupupun dalam negeri.
Teknologi dari suatu masyarakat yaitu bauran pengetahuan yang sanggup digunakan, diterapakan oleh masyarakat dan diarahkan kepada pencapaian tujuan –tujuan ekonomi dan budaya. Teknologi yaitu signifikan dalam upaya bagi negara-negara berkembang untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan merupakan faktor vital dalam seni administrasi persaingan perusahaan-perusahaan multinasional.
Teknologi sangat penting bagi perusahaan multinasional alasannya yaitu beberapa alasan antara lain:
a)Keunggulan teknologi memungkinkan perusahaan menjadi kompetitif atau bahkan memegang kepemimpinan didalam pasar dunia.
b)Keunggulan teknologi sanggup dijual (dengan lisensi atau kontrak manajemen) atau sanggup dilembagakan dalam bentuk produk-produk perusahaan.
c)Keunggulan teknologi sanggup memberikan kepada perusahaan kepercayaan untuk memasuki pasar luar negeri, bahkan apabila perusahaan-perusahaan lain telah bangun diluar negeri.
d)Keunggulan teknologi memungkinkan perusahaan untuk memperoleh syarat-syarat investasi luar negeri yang lebih baik dari biasanya alasannya yaitu pemerintah tuan rumah menginginkan teknologi yang hanya dimiliki perusahaan tersebut (misalnya izin mendirikan cabang yang dimiliki penuh disebuah Negara yang pemerintah normalnya memaksakan perjuangan patungan dengan dominan lokal).
e)Keunggulan teknologi sanggup memungkinkan suatu perusahaan dengan suatu posisi ekuitas minoritas untuk mengendalikan perjuangan patungan, danmengengapnya sebagai pasar yang telah dikuasai untuk input setengah jadi yang diproduksi oleh perusahaan.
f)Keunggulan teknologi sanggup pembagian kerja internasional.
g)Keunggulan teknologi menimbulkan perusahaan-perusahaan besar memebentuk aliansi-aliansi kompetitif dimana tiap-tiap mitar membuatkan teknologi serta biaya penelitian dan pengembangan yang tinngi. Ini dikenal strategic technology leveraging, yaitu konsep penggunaan teknologi eksternal untuk komplemen bukan sebai pengganti teknologi internal.
Dualisme teknologi yaitu keberadaan system produksi yang mengguanakan teknologi maju dan memakai teknologi primitif secara berdampingan. Sedangakan teknologi sempurna guna yaitu teknologi (maju, menengah atau primitive) yang paling sesuai dengan masyarakat untuk digunakan dalam proses produksi atau operasi. Efek bomerang yaitu bila teknologi yang dijual kepada perusahaan-perusahaan dinegara lain digunakan untuk memproduksi barang-barang yang bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh penjual teknologi.
Industry teknologi informasi sedang berubah dengan kecepatan yang membingungkan bagi direktur perusahaan. Mengelola banjrinya data yang tesedia secara elektronik merupakan suatu tantangan , tetapi menangkap informasi dari data transaksi misalnya, memberikan peluang yang menguntungkan untuk menambang data guna memilih tren. Karena itu para pelaku bisnis harus mengikuti perubahan-perubahan teknologi-teknologi informasi untuk menghindari ketertinggalan dari para pesaingnya.
Internet memungkinkan para perusahaan-perusahaan bersaing dipasar global, suatu fakta yang memberikan peluang gres bagi beberapa perusahaan dan persaingan gres bagi perusahaan lainnya. Para pelaku bisnis sanggup menangkap dari data transaksi mempunyai keunggulan yang signifikan atas mereka yang tidak sanggup melakukannya. Industry perdagangan ritel beropini bahwa kemampuan ini merupakan ganjal an utama bagi keberhasilan Wal-Mart.3
Pengaruh budaya terhadap administrasi internasional
Dalam keseluruhan masa, imbas kebudayaan bagi administrasi internasional yaitu digambarkan dengan kepercayaan dan sikap dasar. Berikut teladan spesifik dimana budaya masyarakat sanggup secara pribadi mensugesti pendekatan administrasi internasional:
a.Sentralisasi vs Desentralisasi pembuatan keputusan. Di beberapa masyarakat, semua keputusan organisasional dibentuk oleh manajer tingkat atas, sedangkan keputusan ini disebar melalui perusahaan dan manajer tingkat menengah dan bawah secara aktif berpartisipasi dan menciptakan keputusan kunci.
b.Keselamatan vs resiko. Dari beberapa masyarakat, pembuat keputusan organisasional biasanya enggan untuk mengambil resiko dan menerima banyak kesulitan di dalam kondisi yang tidak menentu, di sisi lain pengambilan resiko dianjurkan, dan pembuatan keputusan didalam kondisi yang tidak menentu itu umum.
c.Penghargaan individual vs penghargaan kelompok. Di dalam beberapa Negara, anggota yang melaksanakan kerja dengan bagus, secara individual akan menerima bonus dan komisi, sedangkan dinegara lain norma budaya membutuhkan penghargaan kelompok dan penghargaan individu tidak disetujui.
d.Prosedur informal vs formal prosedur. Di beberapa masyarakat, kebanyakan diselesaikan melalui pengertian yang informal. Sedangkan, mekanisme formal diatur seterusnya dan diikuti secara kaku
e.Kesetiaan rendah vs kesetiaan rendah organisasi. Di beberapa masyarakat, masyarakat di identifikasi sangat kuat terhadap organisasinya atau majikannya. Sedangkan di sisi lain masyarakat berpihak kepada pekerjaan di kelompoknya, menyerupai mekanik.
f.Kerjasama vs Kompetisi. Beberapa masyarakat menganjurkan untuk bekerja sama antara orang-orang, yang lainnya berkompetisi dengan orang-orang.
g.Jangka pendek vs jangka panjang. Beberapa Negara memfokuskan pada jangka pendek, menyerupai tujuan jangka pendek laba dan efisiensi, yang lain lebih focus pada jangka panjang, menyerupai tujuan jangka panjang, menyerupai pasar modal dan pengembangan teknologi.
h.Stabilitas vs inovasi. Budaya dari beberapa Negara menganjurkan untuk stabilitas dan ketahanan dalam perubahan. Budaya yang lain mengambil nilai-nilai yang tinggi dari penemuan dan perubahan.
Kebudayaan yaitu kumpulan nilai, kepercayaan, perilaku, kebiasaan, dan sikap yang membedakam suatu masyarakat dari yang lainnya. Kebudayaan suatu masyarakat memilih ketentuan- ketentuan yang mengatur bagaimana perusahaan dijalankan dalam masyarakata tersebut.
Beberapa karakteristik kebudayaan adalah: Dipelajari, Dibagi, Perubahan generasi, Symbolic, : Diteladani, Penyesuaian. Unsur- unsur dasar kebudayaan yaitu struktur sosial, bahasa, komunikasi, agama, dan nilai- nilai serta sikap. Interaksi unsur- unsur ini mensugesti lingkungan lokal yang merupakan kawasan bisnis internasional dijalankan.
Para jago sangat bervariasi dalam memahami apa yang mereka anggap komponen budaya (sosiokultural) antara lain: Estetika, Sikap dan kepercayaan, Sikap terhadap waktu, Sikap terhadap pencapaian pekerjaan, Sikap terhadap perubahan atau wangsit baru, Agama.
Kebudayaan material merujuk pada semua objek buatan insan dan berkaitan dengan bagaimana orang menciptakan benda-benda (teknologi) dan siapa menciptakan apa dan mengapa (ilmu ekonomi).
Teknologi dari suatu masyarakat yaitu bauran pengetahuan yang sanggup digunakan, diterapakan oleh masyarakat dan diarahkan kepada pencapaian tujuan –tujuan ekonomi dan budaya. Teknologi yaitu signifikan dalam upaya bagi negara-negara berkembang untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan merupakan faktor vital dalam seni administrasi persaingan perusahaan-perusahaan multinasional.
Sumber :
Schuller, Randall S. 1997. Manajemen Sumberdaya Manusia, edisi keenam, jilid I. Erlangga: Jakarta
Mathis, Robert L. and John H. Jackson. 2006. Manajemen Sumberdaya Manusia, Edisi Ke- 10 Jilid I. Salemba Empat: Jakarta
Mangkunegara, Anwar Prabu DR. A.A. 2008. Manajemen Sumberdaya Manusia. PT. Refika Aditama: Bandung
Donal A Ball, Dkk. 2001. Intenational Bisnis buku 1. Salemba Empat: Jakarta
Griffin, Ricky W. Michael W Pustay. 2005. Bisnis Internasional jilid 1. PT Ideks kelompok Gramedia: Jakarta
Simamora, Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional Jilid 1. Salemba Empat: Jakarta
0 Komentar untuk "Imbas Budaya Dalam Lingkup Bisnis Internasional"