Tahun pelajaran 2020/2020 telah usai, banyak sekolah di Indonesia yang telah menerapkan kurikulum 2013 yang dari segi penilaiannya berbeda dengan kurikulum terdahulu yaitu KTSP. Pada kurikulum ini, evaluasi terdiri dari evaluasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Pelaporannya juga berbeda, kalau di kurikulum KTSP, rapor ditulis tangan sedangkan dalam kurikulum 2013 memakai aplikasi yang diubahsuaikan dengan update revisi ki dan kd yang disebut Dapnil yang dibentuk oleh masing masing satuan pendidikan. Memang aplikasi raport sedikit memaksa guru untuk melek IT..
Dapnil app.. dikerjakan oleh guru mata pelajaran dari tahap awal perencanaan evaluasi sikap, pengetahuan dan keterampilan, kemudian sesudah dibentuk perencanaan akan muncul daftar nilai anak yang harus didownload versi excelnya. Dari daftar nilai tersebut, kemudian dimasukan ke app lager nilai-nilai yang didapatkan siswa. Lalu wali kelas siap mencetak raport k13, dalam format raport disini, tidak ada keterangan ranking
Yang artinya dalam K13 belum dewasa dianggap mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing yang tidak sanggup dibanding-bandingkan satu sama lainnya. Mereka mempunyai potensi yang berbeda-beda, sebagai contoh ada yang pandai dalam bidang matematika namun dalam seni budaya kurang atau sebaliknya.
Namun dalam aplikasi ini terdapat kolom untuk menginput prestasi siswa contohnya prestasi dalam kompetisi atau lomba-lomba yang pernah diikuti.
Apa yang terjadi sesudah siswa mendapatkan rapor dan hingga di rumah untuk menyerahkan rapornya kepada orang tua? Pengalaman aku sendiri, banyak WA atau telepon dari siswa dan bahkan orang renta yang bertanya, "ranking berapa anak aku ?" Ditambah lagi nilai yang didapat berupa angka dan predikat, misal 65 /C, saat mereka melihat haruf C berjejer orang renta menjadi panik. Kenapa C semua? Apakah C ini dibawah standar, padahal nilai minimal dalam K13 ialah C, yang artinya anaknya sudah memenuhi kreteria ketuntasan minimal atau KKM, bergotong-royong di format raport sudah di sediakan kolom KKm yg mungkin sanggup menjadi teladan pada masing masing mata pelajaran yg ada.
Ternyata kebiasaan menanyakan ranking sulit diubah di negara kita ini, dimana belum dewasa selalu dinilai dari angka-angka yang diraihnya, dan di sekolah mereka seperti berkompetisi dengan temannya untuk menjadi yang terbaik. Padahal ibarat yang aku tulis di atas, semua anak tidak sama, mereka mempunyai potensi masing-masing yang kalau diasah dengan baik akan bermanfaat untuk keberhasilan hidupnya kelak.
Sumber :
0 Komentar untuk "Kenapa Raport K13 Tidak Terdapat Ranking Kelas"