Kerajaan Islam Di Indonesia


Masuknya agama Islam di wilayah Nusantara dilakukan melalui jalur  perdagangan yang berasal dari banyak sekali negara, antara lain dari Persia, Arab, Mesir, dan Gujarat (India). Dengan masuknya efek budaya dan agama Islam telah melahirkan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam itu biasa disebut kesultanan.

a.    Kesultanan Samudra Pasai
Sekitar periode ke -13 agama Islam masuk ke Indonesia. Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di wilayah Nusantara yang terletak di ujung Pulau Sumatera berdekatan dengan Selat Malaka. Kesultanan ini bangkit sekitar periode ke-13 (1285 M).
Dahulu Kerajaan Samudra Pasai menjadi daerah bertemu pedagang dari Persia, Arab dan India, sehingga mata pencarian utama rakyat yaitu pelayaran dan perdagangan. Sultan Malik Al Saleh yaitu raja yang pertama memeluk agama Islam. Selain itu, dikenal Pula putranya yang berjulukan Sultan Malik Al Tahir. Kerajaan Samudra Pasai pada masa pemerintahan Sultan Zaenal Abidin menerima serangan dari Majapahit tahun 1361 M. Kekuasaannya semakin pudar pada awal periode ke -15 bersamaan dengan berkembang pesat
Kesultanan Malaka. Peninggalan sejarahnya antara lain sejumlah kerikil nisan (Prasasti Nisan) Sultan Malik (1297 M/696 H).

b. Kesultanan Malaka
Sebelum periode ke-15, Malaka yaitu sebuah kampung nelayan. Namun, sehabis adanya Kemunduran Kesultanan Samudra Pasai, Malaka berkembang pesat sampai menjadi kerajaan Islam yang besar. Raja pertama Kerajaan Malaka yaitu Sultan Iskandar Syah, seorang ningrat yang berasal dari Majapahit.
Karena letaknya yang strategis, Malaka sangat ramai dikunjungi para pedagang dari Barat dan Timur. Oleh alasannya yaitu itu, Malaka menjadi Kota dagang yang populer di Asia Tenggara.

c. Kesultanan Aceh
Kesultanan Aceh didirikan tahun 1514, terletak di tepi Selat Malaka. Pusat kerajaan di Kutaraja (sekarang Banda Aceh). Raja Aceh yang pertama Sultan Ali Mughayat Syah. (1514 - 1528 M). Kerajaan Islam ini mulai berkembang sehabis kesultanan Malaka dikuasai oleh bangsa Portugis dan para pedagang Islam tidak tiba lagi ke Malaka.
Selain menjadi sentra perdagangan, Kesultanan Aceh juga menjadi sentra penyebaran agama Islam. Pada masa itu, Aceh mempunyai banyak pujangga terkenal, di antaranya Hamzah Fanzuri dan Syekh Abdurrauf Singkel yang pertama menerjemahkan Quran ke dalam bahasa Melayu. Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

d. Kesultanan Demak
Kesultanan Demak bangkit tahun 1500 M dan merupakan kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa. Pendirinya yaitu Raden Fatah. Kesultanan ini mempunyai peranan besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Selain itu, Kesultanan Demak mempunyai peranan panting dalam bidang perekonomian, yaitu pada acara pelayaran dan perdagangan.

e. Kesultanan Banten
Kesultanan Banten bangkit sekitar tahun 1568. Sultan Hasanuddin merupakan sultan pertama. Dalam masa pemerintahannya, Banten mengalami kemajuan pesat. Banyak pedagang, baik dari Indonesia maupun dari negara lain tiba ke Pelabuhan Banten dan Sunda Kelapa. Waktu itu, kedua pelabuhan tersebut memang dikuasai oleh kesultanan Banten. Pelabuhan Sunda Kelapa berhasil dikuasai oleh pasukan Fatahillah pada 22 Juni 1527 dari Portugis. Nama Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta (berarti Kota Kenangan). Sampai ketika ini tanggal 22 Juni diperingati sebagai hari ulang tahun Kota Jakarta.

f. Kesultanan GowaTallo
Gowa dan Tallo awalnya dua kerajaan Islam yang bersaudara, tetapi saling bermusuhan. Pada periode ke-16, kedua kerajaan ini sanggup disatukan melalui suatu perjanjian yang disebut Rua Kara Eng Se’re at yang artinya dua raja seorang hamba. Kerajaan gres itu berjulukan Kesultanan Gowa Tallo. Kesultanan Gowa Tallo merupakan kerajaan Islam pertama di Sulawesi. Kesultanan ini sering disebut Kerajaan Makassar yang bergotong-royong merupakan ibu kota kerajaan. Kerajaan ini ulet membuatkan agama Islam dan melaksanakan perlawanan terhadap monopoli perdagangan Belanda. Salah satu raja yang berani menentang Belanda yaitu Sultan Hasanuddin, sehingga dikenal dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur.
Karena pengkhianatan putra mahkota Kerajaan Bone, yaitu Aru Palaka yang berpihak pada Belanda, maka Sultan Hasanuddin sanggup dikalahkan. Ia dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya (18 November 1667 M).


g. Kesultanan Ternate dan Tidore
Kesultanan Ternate bangkit sekitar periode ke-13 di Maluku Utara dengan ibu kota di Sampalu. Kesultanan Ternate menerima efek Islam dari para pedagang Jawa dan Melayu. Bahkan, Raja Ternate berguru membaca dan menulis aksara Arab dalam Quran dari Maulana Husayu (raja dari Jawa). Kesultanan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Kerajaan Islam lainnya di Maluku yaitu Kesultanan Tidore. Raja yang populer dari Tidore yaitu Sultan Nuku. Kesultanan Tidore dan Ternate sama-sama penghasil cengkeh terbesar di Nusantara. Kedua kesultanan ini hidup tenang berdampingan.





Related : Kerajaan Islam Di Indonesia

0 Komentar untuk "Kerajaan Islam Di Indonesia"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)