Matematika Dapat Membantu Menyembuhkan Leukemia
Berawal ketika lagi suntuk, saya coba keliling-keliling dunia maya (om Gugel) saya temukan artikel yang cukup menarik. Saya coba sharekan untuk sahabat semua, selamat menyimak!!
Ketika banyak belum dewasa mengeluh bahwa matematika di sekolah sulit dan tidak banyak mempunyai kegunaan bagi kehidupan nyata, maka balasan gres yang dikemukakan dikala ini ialah bahwa dengan matematika kita sanggup menyembuhkan kanker.
Dalam penelitian terbaru yang mengkombinasikan matematika dan ilmu kedokteran, para peneliti telah menemukan bahwa pasien dengan Leukemia Mielositik /Granulositik Kronik (LMK) sanggup disembuhkan dengan dukungan vaksin kanker yang optimal, dimana waktu diberikannya akan tergantung dari respon kekebalan badan masing-masing.
Di dalam jurnal PLoS Computational Biology edisi Juni tanggal 20 kemarin, profesor matematika Doron Levy dari Universitas Maryland, profesor di bidang hematologi Peter P. Lee dari Fakultas Kedokteran Stanford, dan Dr. Peter S. Kim, Ecole Superieure d’Electriciter (Gif-sur-Yvette, France), menjelaskan bahwa mereka telah berhasil membuat sebuah rumus matematika yang sanggup memprediksikan respon kekebalan anti-leukemia pada pasien dengan LMK yang memakai obat imatinib. Respon kekebalan badan ini sanggup distimulasi dengan suatu cara yang mungkin sanggup memyembuhkan leukemia.
“Dengan mengkombinasikan data gres biologi dan rumus matematika, kami menemukan hukum untuk membuat suatu terapi yang sanggup beradaptasi dengan spesifikasi masing-masing pasien,” kata Levy. “Berikan kami 1000 pasien dan dengan rumus matematika ini, kami sanggup memperlihatkan anda 1000 rencana terapi yang berbeda.”
Matematika dan Leukemia
Pernikahan antara ilmu matematika dan biologi ini hanyalah awal dari perkembangan terbaru di dunia kedokteran, masih banyak lagi perhitungan-perhitungan lainnya untuk membantu mengerti bagaimana leukemia terjadi dan perkembangannya. Penelitian Levy, Lee, dan Kim berbeda perhitungan dalam hubungannya dengan imbas dari obat imatinib, obat yang telah berhasil membuat remisi pada pasien LMK.
Mereka ingin melihat apakah mereka sanggup membangun suatu model matematika, atau seperangkat hukum yang sanggup meningkatkan kemungkinan untuk remisi pada masing-masing pasien penderita leukemia. Selama jangka waktu 4 tahun, laboratorium Lee mengumpulkan data dari pasien LMK, mengukur kadar kekuatan dari respon kekebalan badan mereka, dalam bentuk jumlah dan acara dari sel T anti-leukemia, pada waktu yang berbeda selama terapi imatinib.
“Hasil yang kami peroleh menggambarkan bahwa bukan hanya obat yang membuat remisi leukemia, namun juga respon kekebalan badan alami,” kata Levy. “ Setelah memulai pengobatan dengan imatinib, respon kekebalan anti-leukemia di badan secara perlahan-lahan meningkat. Meskipun begitu, respon anti-leukemia di badan akan melemah sesudah mencapai puncaknya. Hal ini sering terjadi di dalam terapi.”
“Sel Leukemia masih tetap ada, namun dalam jumlah yang minimal yang sanggup menjadikan respon kekebalan badan menurun. Sayangnya, waktu ini ialah dikala yang sangat sempurna bagi sel kanker untuk menjadi sel yang resisten (kebal) obat dan membuat terapi menjadi tidak efektif.”
Sumber : www.leukemia101.com
Waktu Terbaik untuk Respon Kekebalan Tubuh
Selain data klinis dari Lee mengenai kekebalan tubuh, model matematika yang dibentuk oleh Levy menyatakan bahwa kekebalan badan pasien sebaiknya di “boosted” pada waktu respon kekebalan tubuhnya mulai melemah. Stimulasi sanggup diambil dalam bentuk vaksin kanker, dimana darah pre-terapi dari pasien diambil dan dilakukan radiasi untuk mematikan sel kanker aktif, lalu dimasukkan kembali ke badan pasien. Suatu stimulasi yang sangat berpengaruh dalam hal sistim kekebalan badan dilakukan secara in vitro di dalam laboratorium Lee.
“Pendekatan matematika ini memperlihatkan bahwa sangat penting untuk menghubungkan antara vaksin kanker dengan profil kekebalan badan di masing-masing individu,” kata Levy. “Stimulasi matematika menyatakan bahwa vaksin yang diberikan pada permulaan bulan sebelum terapi dimulai tidak akan ada efeknya dalam perkembangan penyakit, sebaliknya, waktu dukungan vaksin yang sempurna sanggup menyembuhkan penyakit.”
Terapi Pengobatan Individu
Dinamika dari kekebalan badan pasien berbeda-beda. Disinilah matematika sanggup berperan, kata Levy,”Kita sanggup menemukan hukum yang sanggup diaplikasikan pada masing-masing pasien. Kita sanggup mengukur parameter pasien untuk menemukan takaran mana yang paling efektif. Matematika menyediakan peralatan yang diperlukan untuk menyesuaikan pengobatan kepada pasien.”
“Sementara beberapa parameter sanggup diukur di laboratorium, model matematika membantu kita mengerti prosedur mengontrol penyakit dan memperlihatkan bagaimana cara memakai pengetahuan tersebut untuk laba kita.”
Yoyo Apriyanto, S.Pd
0 Komentar untuk "Matematika Sanggup Membantu Menyembuhkan Leukemia"