Pengelolaan Energi Terbarukan

3. Pengelolaan Dalam Energi Terbarukan 
a. Tenaga Surya 
Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar mengingat letak geografisnya yang berada pada tempat tropis. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia untuk Kawasan Barat Indonesia (KBI) mencapai 4,5kWh/m 2/hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; untuk Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Penyediaan energi surya di Indonesia, telah diterapkan pengembangannya yaitu pengembangan energi surya forovoltaik dan energi surya termal. Namun, lantaran kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau terpencil yang sangat sulit terjangkau oleh jaringan listrik yang memakai tenaga surya. Serta tingginya biaya modul surya yang masih menjadi komponen utama teknologi energi surya fotovoltaik untuk diterapkan di Indonesia. Oleh alasannya yaitu itu, pada energi surya ini yang mempunyai tugas penting sebagai sumber tenaga listrik. 

b. Panas bumi Indonesia mempunyai sumber energi geothermal terbesar didunia (40% dunia) lantaran sepanjang jalur gunung api aktif mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, dan Maluku serta merupakan potensi geothermal terbesar di dunia. Namun, pemanfaatannya yang masih belum optimal. Pemanfaatan energi geothermal untuk pembangkitan tenaga listrik, ketika ini masih sangat kecil dibandingkan dengan pontensi sumber daya dan cadangan yang ada, yaitu gres mencapai 1,189 MW atau sebesar 4% dari potensi yang ada (Luluk, 2011) Berbagai inisiatif untuk membuatkan energi terbarukan yang ditujukan pada eksplotasi geothermal dimana Indonesia pada tahun kemudian menandatangani perjanjian kerjasamanya dengan pemerintah Selandia Baru, dimana pemerintah Selandia Baru telah aktif dalam membuatkan energi geothermal yang telah berkontribusi sampai 70%. Sejumlah investor pun baru-baru ini telah memasuki sektor dalam mengelola energi panas bumi, diantaranya Jepang dan India. Berdasarkan Kebijakan Energi Nasional telah mentargetkan sebesar 9.500 MW pada tahun 2025 dari pembangkit listrik dari panas bumi. 

c. Biofuel 
Indonesia mempunyai potensi untuk menjadi sentra produksi biofuel, contohnya pada cadangan biomass yang besar dari industry pertanian termasuk gula, karet, dan minyak sawit. Walaupun pada ketika ini masih banyak sumber biofuel kita diekspor lantaran kualitas masakan yang tinggi. Bioetanol Bioetanol telah menjadi rencana Indonesia untuk mengurangi impor energi dan meningkatkan standar kualitas udara. 

d. Energi Angin Berdasarkan proyek pengalaman yang dilakukan oleh Pemerintah Denmark pada tahun 1991 yang memanfaatkan energi terbarukan pada perkembangan energi angin dan energi matahari. Langkah-langkah yang dirilis oleh Pemerintah Denmark sebagai langkah penting dalam menuju masa depan yang ramah lingkungan, serta mempunyai banyak pasokan energi berkelanjutan yang ketika ini telah diterapkan oleh Danish political thingking and priorities dan diterima oleh penduduk dan industri di Denmark. Jadi, dengan memanfaatkan tenaga angin lepas pantai sebagai kurun pasar gres yang masih menjadi dekade pada ketika ini. 

e. Biomass dan pengolahan biogas 
Saat ini, 85.5% sisa biomas tiba dari industri kelapa sawit, ibarat yang ditunjukkan dalam pohon ara.

Sumber-sumber biomass berbeda-beda dari buah kue, serat-serat kosong, kerang palm koper itu yang masing-masing berisi banyak sekali tingkat energi dan jumlah potensinya. Kelapa sawit telah berpotensi yang sangat baik dalam memproduksi energi alternatif lantaran calorific berisi.

Dengan 50% efisiensi, biomass dari kelapa sanggup menghasilkan 8 Mtoe energi, dan sanggup menyimpan RM 7,5 milyar per tahun dari minyak mentah. Pada tahun 2007, untuk setiap hektar 4.3 juta hektar perkebunan kelapa sawit, sekitar 50-70 ton sisa biomas dihasilkan. Selain itu, kelapa sawit limbah pertanian lainnya ibarat bagasse, tebu, sekam dan nasi sisa limbah kayu juga memperlihatkan bantuan untuk total sisa biomas.

Pada Bulan Juli 2009, total 39 MW yaitu di bawah dan konstruksi diperkirakan kemungkinan yaitu 1340 MW pada tahun 2030.

Di Malaysia, biogas sering dihasilkan di bawah kondisi anaerobik memakai kemudahan administrasi limbah.

Konten energi biogas yaitu terutama bergantung pada metana konten. Berdasarkan studi pada Clean Development Mechanism (CDM) kemungkinan dalam sektor limbah, ditemukan bahwa potensi yang paling yaitu degradasi anaerobik di mana terjadi dalam tingkat kota praja pengurukan dan POME tambak udang.

Potensi dengan ukuran yang relatif dan pemulihan kuasa dan potensi panas untuk layak proyek-proyek yang disajikan.

Pada Bulan Juli 2009, total 4,45 MW yaitu di bawah potensi dan konstruksi biogas oleh 2028 yaitu 410 MW.

Secara keseluruhan, sektor gas alam dan energi terbarukan mempunyai potensi pengembangan yang luar biasa.

Langkah-langkah tersebut harus didukung oleh semua kalangan pihak, tidak hanya pertamina, pemerintah, stakeholders, ataupun perguruan tinggi tinggi di indonesia.

Namun, hal tersebut dibutuhkan upaya partisipasi masyakakat bangsa indonesia demi masa depan energi gres dan terbarukan.

Dengan mengurangi ketergantungan terhadap minyak, lakukan gerakan irit energi dengan membuatkan sektor gas alam dan gas nonkonvensional serta mendiversifikasi energi-energi terbarukan dengan percepatan rencana untuk mengeksplorasi sumber-sumber energi terbarukan.

Related : Pengelolaan Energi Terbarukan

0 Komentar untuk "Pengelolaan Energi Terbarukan"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)