a. Strategi Dalam Pembangunan Ketahanan Pangan
- Peningkatan kapasitas produksi pangan nasional secara berkelanjutan melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi.
- Revitalisasi industri hulu produksi pangan (Benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian)
- Revitalisasi Industri Pasca Panen dan Pengelolaan Pangan
- Revitalisasi dan Restrukturisasi kelembagaan pangan yang ada: Kopersasi, UKM, dan lumbung desa.
- Pengembangan kebijakan yang aman untuk terciptanya kemandirian pangan yang melindungi pelaku bisnis pangan dari hulu sampai hilir mencakup penerapan Teknikal Barrier for Trade (TBT) pada produk pangan, insentif, alokasi kredit, dan harmonisasi tarif bea masuk, pajak resmi dan tak resmi.
- Sistem Ketersediaan (Food Availability), yaitu ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup aman dan bergizi untuk semua orang dalam suatu negara baik yang berasal dari produksi sendiri, impor, cadangan pangan maupun proteksi pangan. Ketersediaan pangan ini harus bisa mencukupi pangan yang didefinisikan sebagai jumlah kalori yang diharapkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat.
- Akses Pangan (Food Access), yaitu kemampuan semua rumah tangga dan individu dengan sumber daya yang dimilikinya untuk memperoleh pangan yang cukup untuk kebutuhan gizinya yang sanggup diperoleh dari produksi pangannya sendiri, pembelian ataupun melalui proteksi pangan. Akses rumah tangga dan individu terdiri dari kanal ekonomi, fisik dan sosial. Akses ekonomi tergantung pada pendapatan, kesempatan kerja dan harga. Akses fisik menyangkut tingkat isolasi tempat (sarana dan prasarana distribusi), sedangkan kanal sosial menyangkut wacana preferensi pangan.
- Penyerapan Pangan (Food Utilization), yaitu penggunaan pangan untuk kebutuhan hidup sehat yang mencakup kebutuhan energi, gizi, air dan kesehatan lingkungan. Efektifitas dari perembesan pangan tergantung pada pengetahuan rumah tangga/individu, sanitasi dan ketersediaan air, akomodasi dan layanan kesehatan, serta penyuluhan gizi dan pemeliharaan balita.
- Lahan, merupakan faktor penting dalam penyediaan sumber pangan, terutama yang terkait sumber pangan hasil kecerdikan daya pertanian dan perkebunan. Semakin luas lahan potensial yang digunakan untuk mengusahakan tumbuhan pangan, semakin baik ketahanan pangan di suatu negara.
- Iklim dan Cuaca, Indonesia memeiliki dua isu terkini yaitu kemarau dan penghujan, isu terkini ini sangat besar lengan berkuasa terhadap hasil dan produksi pertanian. Demikian juga dengan keadaan imbas dari fenomena El Nino (musim kemarau yang berkepanjangan) dan La Nina (meningkatnya curah hujan sehingga mengakibatkan banjir), walaupun ini tidak terjadi di semua wilayah Indonesia, anamun berdampak juga pada hasil pertanian.
- Teknologi, semakin tinggi teknologi yang dimiliki, maka akan semakin gampang dalam melaksanakan proses produksi maupun meningkatkan hasil produksi di suatu wilayah atau negara. Contoh : Penggunaan mesin traktor untuk mengolah lahan, penggunaan GPS untuk nelayan, penggunaan bibit bioteknologi untuk mempercepat pertumbuhan dan hasil tanam dan hydrophonik untuk penanaman di wilayah yang sempit.
- Infrastruktur, ketersediaan infrastruktur yang memadai baik di darat, bahari maupun udara akan mempercepat proses distribusi dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Hal ini akan meningkatkan ketahanan pangan baik secara lokal maupun nasional di wilayah Indonesia ( negara dengan wilayah kepulauan).
a. Bidang industri dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Industri barang, merupakan perjuangan mengolah materi mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Kegiatan industri ini menghasilkan aneka macam jenis barang, menyerupai pakaian, sepatu, mobil, sepeda motor, pupuk, dan obat-obatan.
- Industri jasa, merupakan kegiatan ekonomi yang dengan cara memperlihatkan pelayanan jasa. Contohnya, jasa transportasi menyerupai angkutan bus, kereta api, penerbangan, dan pelayaran. Perusahaan jasa ada juga yang membantu proses produksi. Contohnya, jasa bank dan pergudangan. Pelayanan jasa ada yang eksklusif ditujukan kepada para konsumen. Contohnya asuransi, kesehatan, penjahit, pengacara, salon kecantikan, dan tukang cukur.
- Bahan mentah, semua materi yang didapat dari sumber daya alam dan/atau yang diperoleh dari perjuangan insan untuk dimanfaatkan lebih lanjut (Contoh: Kapas untuk industri tekstil, kerikil kapur untuk industri semen, biji besi untuk industri besi dan baja).
- Bahan baku industri, materi mentah yang diolah atau tidak diolah dan sanggup dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri (Contoh: Lembaran besi atau baja untuk industri pipa, kawat, konstruksi jembatan, seng, tiang telpon, benang yakni kapas yang telah dipintal untuk industri garmen (tekstil), minyak kelapa, materi baku industri margarine).
- Barang setengah jadi, materi mentah atau materi baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang sanggup diproses lebih lanjut menjadi barang jadi (Contoh: Kain dibentuk untuk industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk barang-barang cetakan).
- Barang jadi, barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi final ataupun siap pakai sebagai alat produksi, contohnya industri pakaian, mebel, semen, dan materi bakar.
- Dampak positif: terbukanya lapangan kerja, terpenuhinya aneka macam kebutuhan masyarakat, Pendapatan/kesejahteraan masyarakat meningkat, menghemat devisa negara, mendorong untuk berfikir maju bagi masyarakat, terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industry, dan penundaan usia nikah.
- Dampak negative: terjadi pencemaran lingkungan, konsumerisme, hilangnya kepribadian masyarakat, terjadinya peralihan mata pencaharian, terjadinya urbanisasi di kota-kota, terjadinya permukiman kumuh di kota-kota.
- Faktor pendukung: Indonesia kaya materi mentah, jumlah tenaga kerja tersedia cukup banyak, tersedia pasar dalam negeri yang banyak, iklim perjuangan yang menguntungkan untuk orientasi kegiatan industry, tersedia aneka macam sarana maupun prasarana untuk industry, stabilitas politik yang semakin mantap, banyak melaksanakan aneka macam kerjasama dengan negara-negara lain dalam hal permodalan, alih teknologi, letak geografis Indonesia yang menguntungkan, kebijaksanaan pemerintah yang menguntungkan, kersedia sumber tenagalistrik yang cukup.
- Faktor penghambat: penguasaan teknologi masih perlu ditingkatkan, mutu barang yang dihasilkan masih kalah bersaing dengan negara-negara lain, promosi di pasar internasional masih sangat sedikit dilakukan, jenis-jenis barang tertentu materi bakunya masih sangat tergantung dengan negara lain, sarana dan prasarana yang diharapkan belum merata di seluruh Indonesia, modal yang dimiliki masih relatif kecil
1) Jenis-Jenis Industri menurut Bahan Baku
- Industri ekstraktif, yakni industri yang materi baku diambil eksklusif dari alam sekitar. Contoh: pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain.
- Industri nonekstaktif, yakni industri yang materi baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar.
- Industri fasilitatif, yakni industri yang produk utamanya yakni berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh: Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.
- Industri padat modal, yakni industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.
- Industri padat karya, yakni industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.
- Industri Kimia Dasar (Seperti industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk)
- Industri Mesin dan Logam Dasar (seperti industri pesawat terbang, kendaraan, tekstil)
- Industri Kecil (seperti industri roti, kompor minyak, masakan ringan, minyak goreng curah)
- Aneka industry (seperti industri pakaian, industri masakan dan minuman)
- Industri rumah tangga, tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
- Industri kecil, tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.
- Industri sedang atau industri menengah, tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.
- Industri besar, tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.
- Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industry), yakni industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi sasaran konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada.
- Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja (man power oriented industry), yakni industri yang berada pada lokasi di sentra pemukiman penduduk alasannya bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja untuk lebih efektif dan efisien.
- Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada materi baku (supply oriented industry), yakni jenis industri yang mendekati lokasi di mana materi baku berada untuk memangkas biaya transportasi yang besar.
- Industri primer, yakni industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan eksklusif atau tanpa diolah terlebih dahulu (Produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan).
- Industri sekunder, yakni industri yang materi mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. (Benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya).
- Industri tersier, yakni industri yang produknya berupa layanan jasa (telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan).
0 Komentar untuk "Pengelolaan Industri"