Pengertian Batuan Metamorf, Klasifikasi, Struktur, Ciri, Proses Terbentuknya, Mineral Penyusun, Manfaat, Dan Gambarnya

Batuan metamorf merupakan batuan yang berasal dari batuan lain yang sebagai induk mirip batuan beku dan batuna sedimen.

Batuan indik berasal dari batuan itu sendiri tetapi dengan syarat sudah melalui proses mineralogi. Tekstur dan struktur yang disebabkan oleh perubahan tingginya dan temperatur tekanan pada batuan induk.

Tekanan tinggi dan temperatur dari batuan tersebut akan menjadikan perubahan tekstur dan struktur batuan tersebut.

Oleh lantaran itu satu batuan dengan batuan lainnya memilikiperbedaan tekstur dan struktur yang disebabkan daro proses metamorfismenya.

Batuan metamorf dalam pembentukannya mengalami proses metamorfisme. Proses ini ada dalam fase padat namun tidak melewati fase cair.

Temperatur yang diperlukan sekitar 200 derajat Celcius hingga 6500 derajat Celcius. Tanpa adanya proses metaformisme, batuan ini tidak bisa terbentuk.

Batuan malihan yaitu batuan yang berasal dari batuan-batuan lain sebagai induk, mirip batuan sedimen atau batuan beku.

Batuan induk tersebut juga bisa berasal dari batuan itu sendiri namun dengan syarat sudah melalui proses mineralogi, struktur dan tekstur yang disebabkan oleh perubahan temperatur dan tingginya tekanan pada batuan induknya

Temperatur dan tekanan tinggi dari batuan induk tersebut akan berakibat merubah struktrur dan tekstur batuan tersebut.

Batuan yang terbentuk akan menyesuaikan sifatnya sesuai dengan material pembentuknya.

Sehingga, bisa saja antara satu batuan dengan yang lain mempunyai perbedaan struktur dan tekstur disebabkan proses metamorfismenya.

Proses yang terjadi ketika pembentukan batuan metamorf disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti perubahan tekanan, kegiatan kimia, dan temperatur watu induknya. Di bawah ini dijelaskan mengenai faktor yang kuat ketika proses pembentukan batuan malihan atau metamorf.

1. Perubahan Tekanan
Tekanan (pressure) ialah faktor yang berfungsi mengontrol proses pembentukan batuan ini. Perubahan tekanan semakin tinggi bisa mengakibatkan rekristalisasi (pengkristalan ulang) pada mineral dalam kandungan batuan induk sebelumnya. Tekanan yang terjadi kurang lebih antara 1 – 10.000 kafe (Jackson)

Perubahan tekanan ini juga dipengaruhi oleh banyak sekali hal. Pada umumnya, efek utama berasa dari kegiatan tektonik dan vulkanik bumi. Penumpukan endapan dari batuan – batuan juga sanggup mengakibatkan tekanan berubah – ubah.

2. Aktivitas Kimia
Aktivitas kimia kuat dalam pembentukan batuan malihan, yaitu mengubah dan merekristalisasi batuan induk sebelumnya yang tidak perlu melewati fase cair. Tempetur ketika kegiatan kimia berlangsung sekitar 350 derajat Celcius hingga 1200 derajat Celcius. Sedangkan tekanan yang terbentuk ada diantara 1 – 10000 kafe (Jackson)

Bentuk dari kegiatan kimia yang sering dijumpai ialah fluida dan gas pada jaringan batuan induk. Aktivitas kimia berperan untuk mengubah komposisi kimia dan mineral dalam batuan metamorf. Fluida yang gampang ditemukan yaitu karbondioksida, asam hidroklorik, air, dan hidroflorik. Pada umumnya zat kimia tersebut berkhasiat sebagai katalis dalam reaksi kimia.

3. Perubahan Temperatur
Temperatur yang berubah bisa diakibatkan lantaran perubahan gradient panas bumi atau sanggup disebut dengan intrusi magma. Selain hal tersebut, gesekan antar massa batuan mengakibatkan temperatur gampang berubah dan akan berujung ketika proses metamorfisme berlangsung.

Perubahan temperatur sanggup terjadi dalam suhu sekitar 350 hingga 1200 derajat Celcius. Suhu atau temperatur berfungsi sebagai pengontrol ketika proses pembentukan batuan berlangsung biar tidak memasuki fase cair terlebih dahulu. Sehingga proses metamorfisme berjalan lancar dan menghasilkan batuan yang sempurna.
Batuan metamorf mempunyai karakteristik dan ciri-ciri yang memudahkan mengenalinya. Rincian mengenai ciri khas batuan malihan atau metamorf akan dijelaskan dengan terang di bawah ini.

1. Warna
Karena proses metamorfisme yang bermacam-macam dan berbeda menjadikan warnanya bervariasi. Mulai dari feldspar, kwarsa dan mika. Feldspar berciri khas adanya belahan pada warna batuan. Belahan tegak lurus dan mempunyai warna merah bisa juga disebut ortoklas. Jika berbentuk kristal dan berwarna abu-abu /putih ialah plagioklas.

Kemudian warna kwarsa, yaitu putih susu atau putih jernih. Batuan dengan warna ini tidak mempunyai belahan dengan banyak sekali bentuk. Yang terakhir ialah mika, yakni batuan yang mempunyai belahan dan berwarna putih yang berjulukan muskovit dan hitam yang disebut dengan nama biotit.

2. Struktur
Ada dua struktur yaitu foliasi dan non-foliasi.
Foliasi bermakna sebagai lapisan pada batuan metamorf dengan bentuk ibarat belahan. Hal tersebut merupakan hasil dari kegiatan penjajaran beberapa mineral yang berasal dari penyusun utama batuannya.
non-foliasi ialah batuan metamorf tanpa belahan. Tidak adanya belahan dalam batuan ini lantaran proses penjajaran beberapa yang berasal dari penyusun utamanya tidak terlihat sehingga tidak bisa diamati.

3. Tekstur
Tekstur yaitu terdiri dari bentuk, ukuran, dan susunan butir mineral- mineral batuan tersebut. Akan tetapi ada dua tekstur yang biasanya gampang dijumpai, yaitu relik dan kristaloblastik. Relik atau bisa disebut sisa ialah tekstur batuan asal dari batuan metamorf masih bisa diamati dan terlihat terang dengan menggunakan mata telanjang.

Kemudian kristaloblastik yaitu mineral dalam kandungan batuan sudah terkristalisasi. Namun sebelum batuan tersebut menjadi batuan metamorf, bisa saja terjadi proses kristalisasi embel-embel biar proses metamorfisme semakin baik dan menghasilkan watu dengan kandungan cukup baik.

4. Bentuk Kristal
Bentuk kristal sebagai kandungan batuan ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu euhedral, subhedral, dan anhedral. Euhedral yaitu kristal tepat namun dibatasi dengan tegas, jelas, dan teratur oleh bidang kristal yang ideal. Bentuk kristal ini ialah yang paling baik diantara ketiga jenis yang ada. Kedua ialah subhedral, definisi subhedral ialah kandungan batuan yang mempunyai kristal terbatasi dengan tidak terang dan sebagian tidak teratur oleh bidang kristal yang ada. Yang terakhir yakni anhedral, Anhedral ialah kristal yang dibatasi oleh bidang kristal dengan sifat tidak teratur.

5. Komposisi Mineral
Mineral yang mendukung proses metamorfisme antara lain garnet, andalusi, kyanit, silimanit, dan stauroli. Mineral yang berfungsi sebagai pembentuk batuan metamorf disebut dengan mineral metamorfik. Suhu dan tekanan yang tinggi bisa membentuk mineral ini biar bisa membentuk batuan tersebut.
Batuan Malihan atau Metamorf sanggup dibedakan menjadi 3 jenis dalam proses pembentukannya yang mengakibatkan batuan ini terbentuk menjadi beraneka macam. Berikut ini ialah tiga jenis batuan metamorf menurut proses terbentuknya :

1. Batuan Metamorf Kontak
Batuan Malihan/Metamorf kontak atau thermal ialah batuan metamorf yang terbentuk lantaran adanya sebuah peningkatan suhu atau pemanasan dan perubahan kimia yang terjadi lantaran intrusi magma.

Contoh : Batu marmer yang terbentuk dari watu gamping atau watu kapur.

2. Batuan Metamorf Dinamo
Batuan Metamorf dinamo ialah suatu batuan yang terbentuk lantaran terdapat tekanan yang cukup besar disertai dengan pemanasan serta tumbukan. Tekanan tersebut bisa berasal dari lapisan bertumpuk yang terdapat di atas watu dalam jangka waktu yang lama.

Contoh : Batu Sabak yang diketahui berasal dari tanah liat. Kemudian Batubara yang terbentuk dari sisa-sisa jasad binatang serta tumbuhan di kawasan rawa.

3. Batuan Metamorf Thermal-Pneumatolik
Batuan Metamorf thermal-pneumatolik yaitu suatu batuan yang terbentuk lantaran terdapat zat-zat tertentu memasuki batuan yang pada ketika itu sedang mengalami sebuah proses metamorfosis batuan.

Contoh : Batu Topaz, Zamrud dan Permata
1. Batu Sabak (Slate)
Batu Sabak (Slate)Batu sabak mempunyai warna hijau dan hitam. Batu ini bisa dipecah-pecah menjadi beberapa lempeng tipis. Batu sabah sanggup dipakai sebagai materi bangunan atau materi kerajinan yang berestetika tinggi.

Asal : Metamorfisme Shale dan Mudstone
Komposisi : Quartz, Muscovite, Illite
Struktur : Foliated (Slaty Cleavage)
Derajat metamorfisme : Rendah
Ukuran butir : Very fine grained
Warna : Abu-abu, hitam, hijau, merah
Ciri khas : Praktis membelah menjadi lembaran tipis

2. Batu Marmer (Marble)
Batu marmer bisa juga disebut watu pualam. Batu ini berasal dari watu gamping atau watu kampur namun mempunyai warna berbeda. Ada juga beberapa pita warna dan kristal dengan banyak sekali tekstur terkandung dalam watu marmer atau watu pualam ini. Batu ini berfungsi sebagai materi utama pembuatan ubin.

Asal : Metamorfisme watu gamping, dolostone
Komposisi : Kalsit atau Dolomit
Struktur : Non foliasi
Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
Ukuran butir : Medium – Coarse Grained
Warna : Bervariasi
Ciri khas : Tekstur berupa butiran mirip gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.

3. Batu Ganes (Gneiss)
Biasanya watu ganes mempunyai warna putih dengan sedikit gabungan abu-abu. Ditemukan juga ukiran yang terdiri dari beberapa mineral yang mempunyai bentuk tipis dan berjajar. Kegunaan watu ganes ialah untuk materi kerajinan.

Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit
Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
Struktur : Foliated (Gneissic)
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ukuran butir : Medium – Coarse grained
Warna : Abu-abu
Ciri khas : Kuarsa dan feldspar tampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya amphibole serta mika.

4. Batu Kuarsit (Quartzite)
Batu Kuarsit ialah batuan pasir yang berubah lantaran terkena suhu tinggi. Batu ini berwarna coklat, merah, abu-abu, dan kekuningan pada umumnya. Batu kuarsit bermanfaat untuk materi kerajinan dan material konstruksi jalan raya.

Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir)
Komposisi : Kuarsa
Struktur : Non foliasi
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ukuran butir : Medium coarse
Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ciri khas : Lebih keras dibanding glass

5. Batu Sekis (Schist)
Warna watu sekis ialah ungu, hijau, dan hitam. Batu sekis biasanya mempunyai mineral yang terpisah dan bermetamorfosis berkas gelombang yang ditunjukkan kilaunya oleh kristal. Batu sekis sanggup dipakai untuk sumber mika utama sebagai komponen penting dalam industri elektronika.

Asal : Metamorfisme siltstone, shale, basalt
Komposisi : Mika, grafit, hornblende
Struktur : Foliated (Schistose)
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ukuran butir : Fine – Medium Coarse
Warna : Hitam, hijau, ungu
Ciri khas : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet

6. Batu Milonit (Mylonite)
Batu milonit mempunyai bentuk yang terdiri atas butir-butir halus, berwarna abu-abu, biru, coklat, kehitaman, dan bisa dibelah. Batu ini bermanfaat sebagai materi kerajinan yang bernilai seni tinggi.

Asal : Metamorfisme dinamik
Komposisi : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
Struktur : Non foliasi
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ukuran butir : Fine grained
Warna : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
Ciri khas : Dapat dibelah-belah

7. Batu Tanduk (Hornfels)
Batu Tanduk terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, watu ini terbentuk di bersahabat dengan sumber panas mirip dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.

Asal : Metamorfisme kontak shale dan claystone
Komposisi : Kuarsa, mika
Struktur : Non foliasi
Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
Ukuran butir : Fine grained
Warna : Abu-abu, biru kehitaman, hitam
Ciri khas : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata

8. Batu Filit (Phyllite)
Batu Filit ialah batuan metamorf yang umumnya tersusun atas sericite mica, kuarsa dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.

Asal : Metamorfisme Shale
Komposisi : Mika, kuarsa
Stuktur : Foliated (Slaty-Schistose)
Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate
Ukuran butir : Halus
Warna : Merah, kehijauan
Ciri khas : Membelah mengikuti permukaan gelombang

9. Serpentinit (Serpentinite)
Serpentinit ialah batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibuat oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi merupakan proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.

Asal : Batuan beku basa
Komposisi : Serpentine
Struktur : Non foliasi
Ukuran butir : Medium grained
Warna : Hijau terang / gelap
Ciri khas : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari

TULISANN

TULISANN

TULISANN

TULISANN

TULISANN

TULISANN

TULISANN

TULISANN

TULISANN

TULISANN

TULISANN

Daftar Pustaka
  1. https://jagad.id/batuan-metamorf/
  2. https://fineartamerica.com

Related : Pengertian Batuan Metamorf, Klasifikasi, Struktur, Ciri, Proses Terbentuknya, Mineral Penyusun, Manfaat, Dan Gambarnya

0 Komentar untuk "Pengertian Batuan Metamorf, Klasifikasi, Struktur, Ciri, Proses Terbentuknya, Mineral Penyusun, Manfaat, Dan Gambarnya"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)