Peribahasa ialah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya yang mengkiaskan maksud tertentu. Peribahasa sanggup diartikan pula berbahasa dengan memakai bahasa kias. Orang berbicara memakai peribahasa semoga sanggup menyingkat pembicaraan. Dengan demikian, maksud dan tujuan pembicaraan yang panjang lebar eksklusif tertuju pada inti pembicaraan.
Pahami ilustrasi di bawah ini !
Anton seorang cowok yang tinggal di Indonesia Timur (sebut saja contohnya Papua). Ia merantau ke Jakarta sudah 5 tahun yang lalu. Karena ketrampilan dan keuletan yang dimilikinya ia menjadi seorang pengusaha sukses. Pada tahun ini Anton berencana pulang ke kampung halamannya, alasannya ialah ia rindu dengan sanak kelurga yang ada di Ambon.
Dari pernyataan di atas peribahasa yang tepat untuk Anton ialah : "Sejauh-jauh terbang bangau alhasil ke kubangan juga".
Beberapa pola peribahasa dan penggunaannya :
a. Tak ada gading yang tak retak artinya tak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya.
pola ilustrasi : Ketika menutup pidatonya Pak Kades ingin menyatakan undangan maaf atas segala kekurangannya, alasannya ialah ia merasa bukanlah seorang yang sempurna. Maka Pak Kadespun berucap : "Demikian, pidato yang sanggup saya sampaikan, saya mohon maaf bila ada kekurangan. Saya ialah insan biasa yang tidak tepat menyerupai peribahasa tak ada gading yang tak retak"
b. Rendra selalu menuruti apapun yang diperintah oleh Surti yang penting Surti mau mendapatkan beliau sebagai teman yang istimewa mirip peribahasa ada udang di balik batu.
c. Pak Ahmad seorang guru. Ia memiliki seorang anak berjulukan Syafii. Cita-cita Syafii ialah ingin mirip ayahnya menjadi seorang guru. Peribahasa yang cocok untuk Syafii ialah :
- Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga
- Buah apel jatuhnya tak jauh dari pohonnya.
d. Dua orang yang selalu bertengkar diibaratkan "Bagai anjing dan Kucing"
e. Seseorang yang lupa akan asal-usulnya, contohnya Malin Kundang dulu seorang yang miskin dan sekarang ia menjadi kaya raya. Karena kekayaannya ia menjadi sombong dan tidak mau mengakui ibunya. Peribahasa yang tepat untuk Malin Kundang ialah : "Bagai kacang lupa kulitnya"
f. Peribahasa yang tepat untuk dua orang anak kembar yang hampir sama raut mukanya ialah "Bagai pinang dibelah dua"
g. Belum genap satu tahun Bu Siti ditinggal suaminya menghadap Tuhan. Kini anaknya pergi menyusul ayahnya alasannya ialah kecelakaan. Cobaan Tuhan secara bertubi-tubi dialami Bu Siti. Ia sangat terpukul dengan bencana tersebut, mirip peribahasa " Air diminum terasa duri, nasi dimakan terasa sekam"
h.Lusi dan Dewi seorang sahabat. Setiap hari mereka selalu bersama. Sebagai seorang teman maka Dewi selalu memperlihatkan apapun yang diminta oleh Lusi. Di depan Dewi, Lusi selalu berbuat baik. Tetapi di belakang Dewi, Lusi sering menceritakan keburukan Dewi. Ternyata Lusi hanyalah berpura-pura semoga sanggup menyaingi Dewi. Peribahasa yang cocok untuk Lusi ialah "Musuh dalam selimut"
i. Andi seorang pemalas. Ia tidak pernah belajar. Akan tetapi jikalau bicara ia seperti orang yang paling pandai. Peribahasa untuk Andi adalah "Tong kosong nyaring bunyinya" atau "Air beriak tanda tak dalam"
Pahami ilustrasi di bawah ini !
Anton seorang cowok yang tinggal di Indonesia Timur (sebut saja contohnya Papua). Ia merantau ke Jakarta sudah 5 tahun yang lalu. Karena ketrampilan dan keuletan yang dimilikinya ia menjadi seorang pengusaha sukses. Pada tahun ini Anton berencana pulang ke kampung halamannya, alasannya ialah ia rindu dengan sanak kelurga yang ada di Ambon.
Dari pernyataan di atas peribahasa yang tepat untuk Anton ialah : "Sejauh-jauh terbang bangau alhasil ke kubangan juga".
Beberapa pola peribahasa dan penggunaannya :
a. Tak ada gading yang tak retak artinya tak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya.
pola ilustrasi : Ketika menutup pidatonya Pak Kades ingin menyatakan undangan maaf atas segala kekurangannya, alasannya ialah ia merasa bukanlah seorang yang sempurna. Maka Pak Kadespun berucap : "Demikian, pidato yang sanggup saya sampaikan, saya mohon maaf bila ada kekurangan. Saya ialah insan biasa yang tidak tepat menyerupai peribahasa tak ada gading yang tak retak"
b. Rendra selalu menuruti apapun yang diperintah oleh Surti yang penting Surti mau mendapatkan beliau sebagai teman yang istimewa mirip peribahasa ada udang di balik batu.
c. Pak Ahmad seorang guru. Ia memiliki seorang anak berjulukan Syafii. Cita-cita Syafii ialah ingin mirip ayahnya menjadi seorang guru. Peribahasa yang cocok untuk Syafii ialah :
- Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga
- Buah apel jatuhnya tak jauh dari pohonnya.
d. Dua orang yang selalu bertengkar diibaratkan "Bagai anjing dan Kucing"
e. Seseorang yang lupa akan asal-usulnya, contohnya Malin Kundang dulu seorang yang miskin dan sekarang ia menjadi kaya raya. Karena kekayaannya ia menjadi sombong dan tidak mau mengakui ibunya. Peribahasa yang tepat untuk Malin Kundang ialah : "Bagai kacang lupa kulitnya"
f. Peribahasa yang tepat untuk dua orang anak kembar yang hampir sama raut mukanya ialah "Bagai pinang dibelah dua"
g. Belum genap satu tahun Bu Siti ditinggal suaminya menghadap Tuhan. Kini anaknya pergi menyusul ayahnya alasannya ialah kecelakaan. Cobaan Tuhan secara bertubi-tubi dialami Bu Siti. Ia sangat terpukul dengan bencana tersebut, mirip peribahasa " Air diminum terasa duri, nasi dimakan terasa sekam"
h.Lusi dan Dewi seorang sahabat. Setiap hari mereka selalu bersama. Sebagai seorang teman maka Dewi selalu memperlihatkan apapun yang diminta oleh Lusi. Di depan Dewi, Lusi selalu berbuat baik. Tetapi di belakang Dewi, Lusi sering menceritakan keburukan Dewi. Ternyata Lusi hanyalah berpura-pura semoga sanggup menyaingi Dewi. Peribahasa yang cocok untuk Lusi ialah "Musuh dalam selimut"
i. Andi seorang pemalas. Ia tidak pernah belajar. Akan tetapi jikalau bicara ia seperti orang yang paling pandai. Peribahasa untuk Andi adalah "Tong kosong nyaring bunyinya" atau "Air beriak tanda tak dalam"
0 Komentar untuk "Penggunaan Peribahasa Dalam Pergaulan Sehari-Hari"