Ujian Adalah Proses Pendewasaan-, Manusia ialah makhluk Tuham yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk-makhluk Tuhan lainnya, sekalipun dengan Malaikat. Malaikat memang makhluk yang tidak pernah membantah atau melanggar perintah Allah, tetapi tetap apabila dibandingkan dengan manusia, manusialah yang paling mulia. Alasannya alasannya ialah malaikat tidak diberi syahwat (keinginan). Sedangkan insan diberi nalar dan syahwat (keinginan ) oleh Allah SWT.
Manusia merupakan tempatnya salah dan lupa. Maksudnya insan itu adakala mengalami yang namanya salah dan lupa. Tetapi tidak selamanya insan melaksanakan salah dan lupa.
Tugas insan hidup di dunia ialah beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam firmann-Nya "TIdaklah Aku membuat Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku".
Manusia menyerupai permata, sebagaimana orang bijak katakan, “Permata tak bisa dipoles tanpa gesekan, insan tak bisa tepat tanpa ujian.” Dari pernyataan ini bisa kita fahami bahwa insan itu tidak akan terlepas dari ujian, selama insan hidup di dunia.
Begitulah hidup kita di dunia ini, tidak akan terlepas dari ujian. Dalam menghadapi ujian tersebut kita berbeda-beda. Kadang ada diantara kita yang menghadapi ujian tersebut dengan penuh kesabaran ada juga yang tidak. Apabila kita menghadapi ujian hidup ini penuh dengan kesabaran, maka kita akan mendapatkan pahala dari Allah. Sedangkan apabila sebaliknya, yakni kita menghadapi ujian tersebut tanpa dibarengi dengan kesabaran, maka kita tidak akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Terkadang ada yang ujian yang membuat kita terpuruk, jatuh, stres, membuat frustasi bahkan mengakibatkan kita menjadi gila. Contohnya saja bagi belum dewasa muda yang lagi mengalami masa pubernya, beliau ada duduk kasus di dalam percintaannya sebut saja beliau diputuskan oleh kekasihnya. Kadang ada kan anak muda yang asing bahkan hingga bunuh diri alasannya ialah diputuskan kekasihnya. Itulah slah satu orang yang tidak berpengaruh atau bisa menghadapi ujian hidup. Padahal hidup bukan hanya duduk kasus percintaan bukan ? wkwkwkw.
Kemudian mari kita agak mengerutkan dahi sejenak. Doa apakah yang sering kita panjatkan saat kita sedang menjalani atau mendapatkan ujian?. Meminta dihilangkan ujiannya?, diberi fasilitas menghadapi ujian tersebut?, atau diberi kekuatan dan kemampuan biar sanggup melewati ujian tersebut?.
Ketahuilah, saat rasa lelah itu mulai muncul, saat kita sudah merasa hidup kita berada pada titik terendah, ingatlah bahwa orang lain mungkin mencicipi lebih dari itu. Bisa jadi cobaan yang kita anggap sangat besar hanyalah butiran pasir yang menggelitik telapak kaki bagi orang lain.
Ketika kita sedang dalam masa sulit dan hanya bisa makan satu hari sekali, maka ingatlah mereka yang bahkan untuk makan satu kali sehari saja butuh pengorbanan besar, butuh usaha keras.
Mudah menyerahkah kita? Bukankah Allah menawarkan cobaan tidak melebihi dari kemampuan kita?
Sahabat, kesuksesan akan diraih oleh orang-orang yang mau berlapang dada dalam menghadapi setiap tantangan ataupun keadaan. Tak peduli seberapa besar duduk kasus yang dihadapi, selalu lapangkan hati untuk bisa menghadapi. Seperti kata bijak pandai, pelaut yang tangguh lahir dari ombak yang ganas. Seperti itulah harusnya diri kita, tempahan hidup tak membuat kita jadi rapuh, tapi semakin berpengaruh dan tangguh.
Jangan beranggapan bahwa hidup lebih damai dan nyaman tanpa ujian. Jangan beranggapan bahwa hidup tanpa cobaan akan lancar-lancar saja, maka bagaimana kita bisa menerima pelajaran dan pesan yang tersirat yang begitu besar? Padahal itu semua dipungut dan dipetik dari musibah-musibah yang tiba menerpa. Ujianlah yang akan mendewasakan dan memnguatkan kita.
Manusia merupakan tempatnya salah dan lupa. Maksudnya insan itu adakala mengalami yang namanya salah dan lupa. Tetapi tidak selamanya insan melaksanakan salah dan lupa.
Tugas insan hidup di dunia ialah beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam firmann-Nya "TIdaklah Aku membuat Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku".
Manusia menyerupai permata, sebagaimana orang bijak katakan, “Permata tak bisa dipoles tanpa gesekan, insan tak bisa tepat tanpa ujian.” Dari pernyataan ini bisa kita fahami bahwa insan itu tidak akan terlepas dari ujian, selama insan hidup di dunia.
Begitulah hidup kita di dunia ini, tidak akan terlepas dari ujian. Dalam menghadapi ujian tersebut kita berbeda-beda. Kadang ada diantara kita yang menghadapi ujian tersebut dengan penuh kesabaran ada juga yang tidak. Apabila kita menghadapi ujian hidup ini penuh dengan kesabaran, maka kita akan mendapatkan pahala dari Allah. Sedangkan apabila sebaliknya, yakni kita menghadapi ujian tersebut tanpa dibarengi dengan kesabaran, maka kita tidak akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Terkadang ada yang ujian yang membuat kita terpuruk, jatuh, stres, membuat frustasi bahkan mengakibatkan kita menjadi gila. Contohnya saja bagi belum dewasa muda yang lagi mengalami masa pubernya, beliau ada duduk kasus di dalam percintaannya sebut saja beliau diputuskan oleh kekasihnya. Kadang ada kan anak muda yang asing bahkan hingga bunuh diri alasannya ialah diputuskan kekasihnya. Itulah slah satu orang yang tidak berpengaruh atau bisa menghadapi ujian hidup. Padahal hidup bukan hanya duduk kasus percintaan bukan ? wkwkwkw.
Kemudian mari kita agak mengerutkan dahi sejenak. Doa apakah yang sering kita panjatkan saat kita sedang menjalani atau mendapatkan ujian?. Meminta dihilangkan ujiannya?, diberi fasilitas menghadapi ujian tersebut?, atau diberi kekuatan dan kemampuan biar sanggup melewati ujian tersebut?.
Ketahuilah, saat rasa lelah itu mulai muncul, saat kita sudah merasa hidup kita berada pada titik terendah, ingatlah bahwa orang lain mungkin mencicipi lebih dari itu. Bisa jadi cobaan yang kita anggap sangat besar hanyalah butiran pasir yang menggelitik telapak kaki bagi orang lain.
Ketika kita sedang dalam masa sulit dan hanya bisa makan satu hari sekali, maka ingatlah mereka yang bahkan untuk makan satu kali sehari saja butuh pengorbanan besar, butuh usaha keras.
Mudah menyerahkah kita? Bukankah Allah menawarkan cobaan tidak melebihi dari kemampuan kita?
Sahabat, kesuksesan akan diraih oleh orang-orang yang mau berlapang dada dalam menghadapi setiap tantangan ataupun keadaan. Tak peduli seberapa besar duduk kasus yang dihadapi, selalu lapangkan hati untuk bisa menghadapi. Seperti kata bijak pandai, pelaut yang tangguh lahir dari ombak yang ganas. Seperti itulah harusnya diri kita, tempahan hidup tak membuat kita jadi rapuh, tapi semakin berpengaruh dan tangguh.
Jangan beranggapan bahwa hidup lebih damai dan nyaman tanpa ujian. Jangan beranggapan bahwa hidup tanpa cobaan akan lancar-lancar saja, maka bagaimana kita bisa menerima pelajaran dan pesan yang tersirat yang begitu besar? Padahal itu semua dipungut dan dipetik dari musibah-musibah yang tiba menerpa. Ujianlah yang akan mendewasakan dan memnguatkan kita.
0 Komentar untuk "Ujian Ialah Proses Pendewasaan"