Bisnis kita bisa gagal, panen kita bisa gagal, rencana kita bisa gagal. Lalu siapa yang punya…?
Kita sudah tahu jawabannya, yaitu Allah, Yang Maha Memegang Segala Urusan.
Bila sudah tahu hal ini, mestinya kita tidak jadi manusia yang gampang bersedih, marah, kecewa apalagi berputus asa.
Kan, bukan kita yang mengatur, jadi, serahkan saja kepada Yang Maha Mengatur.
Bila gagal sebab kita yang salah, minta ampun. Bila gagal, sebab ia adalah ujian, hendaknya mohon diberi keselamatan.
Memang tidak gampang menerima kenyataan.
Apalagi biasanya yang dinisbahkan sebagai kenyataan adalah hal-hal yang dipandang buruk oleh manusia.
Misalnya kehilangan putra yang disayang sebab kecelakaan alam, kehilangan mobil, kehilangan motor padahal cicilannya masih panjang lunasnya dan tidak berasuransi, putus sekolah, putus kuliah, berhenti kerja, bangkrut dagang, dan lain sebagainya.
Disebut tidak gampang sebab memang ia membawa kita pada kesedihan.
Apalagi kita manusia, punya rasa, punya perasaan.
Cuma, kalau kita pikir-pikir, diterima atau tidak kejadian buruk, ia sudah terjadi, dan kita tidak bisa memutar waktu.
Hilang mobil, kita marah kita sedih, mobil sudah terlanjur hilang. Kita terjatuh, lantas kita marah kita sedih, kita memang sudah terjatuh.
Apalagi yang bisa kita lakukan kecuali memang mengembalikan lagi semua kejadian kepada Penguasa Setiap Kejadian.
Ibarat siang dan malam, beginilah kehidupan berputar.
Tidak mungkin kita hidup dalam nuansa yang terus terusan terang. Tidak ada.
Pasti ada masa di mana suasananya buram atau bahkan gelap.
Lalui saja dengan ikhlas, lalui saja dengan lapang. Toh ketika malam datang, kita juga tahu bahwa esok fajar kan menjelang, lalu siang kan kembali datang.
Mudahan-mudahan Allah selalu mempermudah langkah kita, di manapun dan dalam keadaan apapun kita berada. Aamiinn...
0 Komentar untuk "Jika Rencana Kita Gagal"