Mengenal Aristoteles

Aristoteles yaitu murid Plato.Filsafat Aristoteles berkembang pada waktu ia memimpin Lyceum, yang meliputi enam karya tulisnya yang membahas duduk perkara logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang metafisika, fisika, etika, politik, kedokteran dan ilmu alam.
Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian terhadap aturan alam dan keseimbangan pada alam. Plato menyatakan teori wacana bentuk-bentuk ideal benda, sedangkan Aristoteles menjelaskan bahwa bahan mustahil tanpa bentuk alasannya yaitu ia ada (eksis). Selanjutnya ia menyatakan bahwa bentuk bahan yang sempurna, murni atau bentuk akhir, yaitu apa yang dinyatakannya sebagai theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani kini dianggap berarti Tuhan.
Logika Aristoteles yaitu suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan hingga ketika ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran wacana logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).
Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal yaitu adonan dari bentuk demokrasi dan monarkhi. Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, dimana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat bermacam-macam sekali menyerupai fisika, astronomi, biologi, psikologi, metafisika (misalnya studi wacana prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar wacana alam), logika formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.
Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan klarifikasi dari hal-hal yang masuk budi (common-sense explanation), banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya. Hal ini terjadi alasannya yaitu teori-teori tersebut alasannya yaitu dianggap masuk budi dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun lalu ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total alasannya yaitu didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru.
Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat kuat pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas pada periode ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (1135–1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126–1198). Bagi insan periode pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau “the master of those who know”, sebagaimana yang lalu dikatakan oleh Dante Alighieri.

Related : Mengenal Aristoteles

0 Komentar untuk "Mengenal Aristoteles"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)