Perjalanan Yusril Ihza Mahendra Pakar Aturan Tata Negara


 Yusril Ihza Mahendra dilahirkan pada tanggal  Perjalanan Yusril Ihza Mahendra Pakar Hukum Tata Negara
Yusril Ihza Mahendra dilahirkan pada tanggal 5 Februari 1956 di Lalang, Manggar, Belitung Timur. Ia merupaka seorang Pakar Hukum Tata Negara. Yusril Izha Mahendra yakni anak dari pasangan Idris dan Nursiha. Ibunya berasal dari Bangkinang lalu menetap di Belitung, dan dikemudian hari sesuai dengan moral Minangkabau, ia pun menyandang gelar sako (pusaka) sukunya yaitu Datuk Maharajo Palinduang. Sejak masa sekolahnya dulu Yusril Izha Mahendra sudah aktif berorganisasi, ketika bersekolah di Sekolah Menengah Pertama Yusril Izha Mahendra menjadi Ketua OSIS lalu lalu jabatan ketua OSIS masih dipegangnya di Sekolah Menengan Atas selain di KAPPI tingkat Rayon. Kemudian sehabis lulus Sekolah Menengan Atas Yusril Izha Mahendra melanjutkan kuliah ke Universitas Indonesia mengambil ilmu filsafat fakultas sastra dan juga Hukum Tata Negara.

Saat kuliah di UI Yusril Izha Mahendra juga terpilih menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) UI dan bergabung ke Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia (BKPMI) ketika kuliah. Setelah menuntaskan pendidikannya di Universitas Indonesia, Yusril Izha Mahendra melanjutkan S-2 ke University of the Punjab (India) untuk mengambil gelar master lalu melanjutkan lagi S-3 mengambil spesialisasi Perbandingan Politik Masyarakat-Masyarakat Muslim di University Sains Malaysia dengan bidang University Sains Malaysia dan berhasil mendapat gelar Doctor of Philosophy dalam Ilmu Politik. Di dunia pendidikan Yusril Izha Mahendra dikenal sebagai Professor dan Pakar Hukum Tata negara, ia berprofesi sebagai dosen di beberapa universitas menyerupai dosen di fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), lalu dosen di Akademi Ilmu Pemasyarakatan, Departemen Kehakiman pada tahun 1983, serta Guru besar di Program Pascasarjana UI dan juga Fakultas Hukum UI. Ia diangkat sebagai Guru Besar Ilmu Hukum di Universitas Indonesia dan mengajar Hukum Tata Negara, Teori Ilmu Hukum dan Filsafat Hukum pada agenda pascasarjana.

Yusril Ihza Mahendra ikut dalam kepanitiaan konfrensi internasional menyerupai Sidang AALCO, Konfrensi Internasional wacana Tsunami dan Konfrensi Tingkat Tinggi Asia Afrika. Bukan hanya dalam negeri Yusril Ihza Mahendra juga aktif di organisasi Internasional menyerupai di Regional Islamic Da’wah Council of Southeast Asia and the Pasific bermarkas di Kuala Lumpur dan diketuai oleh Tuanku Abdul Rahman Putra Al-Haj (Mantan Perdana Menteri Malaysia). Bahkan Yusril Ihza Mahendra pernah menjabat Vice President dan President Asian-African Legal Consultative Organization, bermarkas di New Delhi. Selain itu Yusril Ihza Mahendra merupakan anggota dan Ketua Delegasi Republik Indonesia dalam aneka macam negosiasi internasional termasuk sidang ASEAN, Organisasi Konfrensi Islam dan APEC, termasuk menjadi wakil Indoensia untuk berbicara dan berpidato dalam sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa, Komisi Hak Asasi Manusia PBB (United Nations) di Jenewa. Dan juga ikut menyusun Konvensi PBB serta menandatanganinya atas nama Pemerintah Republik Indonesia menyerupai UN Convention on Transnational Organized Crime di Palermo,Italia, dan UN Convention Against Corruption di Markas PBB New York.

Dalam bidang politik, Yusril Izha Mahendra pernah menjadi Ketua Umum Partai Bulan Bintang semenjak 1998 sampai 2005, karier politik Yusril Ihza Mahendra tersebut didasari dari keaktifannya di dunia pendidikan dan juga organisasi. Yusril Izha Mahendra juga pernah menjadi anggota organisasi yang berhubungan kepada Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) yang berjulukan Pemuda Muslimin. Lebih jauh lagi Yusril Izha Mahendra Izha Mahendra pernah menjadi pengurus Muhammadiyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).


Ketika Pemilihan Presiden di arena Sidang Umum MPR RI Oktober 1999 Yusril Izha Mahendra yang ketika itu Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) mendapat 232 suara, Abdurrahman Wahid yang ketika itu menjadi Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memperoleh 185 bunyi dan Megawati Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati meraih 305 suara. Atas komitmen pentolan Poros Tengah, Amien Rais (PAN), Akbar Tandjung (Partai Golkar), Hamzah Haz (PPP), Matori Abdul Djalil (PKB), dan juga Yusril Izha Mahendra (PBB), risikonya Yusril Izha Mahendra setuju mengundurkan diri dari arena pemilihan presiden. Selanjutnya, Poros Tengah menawarkan derma penuh kepada Gus Dur.


Dalam Pemerintahan, Yusril Ihza Mahendra pernah menjabat menteri di 3 kabinet, dalam Kabinet Pemerintahan Indonesia 21 Oktober 2004 – 9 Mei 2007 dengan Presiden Abdurrahman Wahid dipercaya menempati posisi Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri Yusril Izha Mahendra menjabat sebagai Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Kabinet Gotong Royong 23 Oktober 1999 – 7 Februari 2001 lalu pada masa Kabinet Indonesia Bersatu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 9 Agustus 2001 – 21 Oktober 2004 menjadi Menteri Sekretaris Negara sampai risikonya ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melaksanakan resuffle Kabinet Indonesia Bersatu Yusril Ihza Mahendra digantikan Hatta Rajasa.

Yusril Ihza mahendra menikah dengan Kessy Sukaesih lalu bercerai dan lalu ia menikah dengan seorang perempuan keturunan Jepang berjulukan Rika Tolentino Kato, dari pernikahannya ia dikarunia empat orang anak berjulukan Yuri, Kenia, Meilan, dan Ali Reza.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Yusril_Ihza_Mahendra
- http://profil.merdeka.com/indonesia/y/yusril-ihza-mahendra/

Related : Perjalanan Yusril Ihza Mahendra Pakar Aturan Tata Negara

0 Komentar untuk "Perjalanan Yusril Ihza Mahendra Pakar Aturan Tata Negara"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)