Seperti yang kita tahu bahwa geografi merupakan ilmu yang kompleks dimana skop kajiannya sangat luas. Selain itu, dalam kajian geografi, niscaya bersinggungan dengan disiplin ilmu lain contohnya geologi, ekonomi, sosiologi, dan masih banyak lagi. Bintarto dan Hadisumarno (1979) mengemukakan bahwa perkembangan konsep geografi dari waktu ke waktu sangat dipengaruhi oleh keragaman corak lingkungan geografi dan variasi tingkat perkembangan budaya, ekonomi, dan penguasaan teknologi. Kondisi tersebut perlu disikapi dengan sifat dinamik yang sesuai dengan urgensi pemecahan problem yang riil dihadapi. Interaksi antara problem yang satu dengan yang lainnya dipermukaan bumi ini, mengharuskan kajian geografi tidak lepas dari disiplin ilmu lain.
Dari judul tersebut secara komprehensif nampaknya absurd terdengar oleh indera pendengaran kita. Memang demikian realitanya, mata pelajaran geografi selama ini hampir belum terdapat adanya praktikum di Sekolah. Sehingga konotasinya, ilmu geografi ditingkat SLTA belum siap diaplikasikan untuk kehidupan sehari-hari. Karena didalam content mata pelajaran tersebut hanya terdapat teori dan konsep yang sangat membingungkan, ditambah dengan merebaknya terminologi yang ada pada mata pelajaran tersebut, berbuah keengganan siswa untuk mencar ilmu lebih serius.
Tidak menyerupai mata pelajaran lainnya, contohnya dibidang ilmu sains dimana hampir setiap jenjang niscaya terdapat adanya praktikum. Padahal, apabila suatu ilmu dibarengi dengan praktik, maka tingkat pemahaman siswa akan meningkat, sehingga hal tersebut sanggup menghindari verbalisme dalam benak siswa. Namun, alasannya ialah geografi sebagai salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional, menciptakan siswa berfikir seratus kali untuk menghindari mata pelajaran tersebut.
Kalau kita tinjau secara substansi pada mata pelajaran geografi, banyak terdapat materi-materi yang harus ada praktikumnya contohnya belahan mengenai hidrosfer, pedosfer, peta, penginderaan jauh, dan sistem informasi geografis. Katakanlah materi peta, paling tidak, siswa sanggup membaca peta, mengetahui maksud dari peta tersebut, serta bisa menciptakan peta secara manual. Atau belahan yang paling up to date yakni sistem informasi geografis, dimana ilmu yang gres berkembang ini sudah banyak memperlihatkan bantuan dan progress yang sangat pesat di bidang geografi, paling-tidak, dengan munculnya teknologi informasi yang terdapat ekstensi software ArcGIS, sanggup menjadi materi praktikum pada mata pelajaran geografi di laboratorium. Sehingga pembuatan peta sanggup berkembang tidak hanya dibentuk secara manual saja, tetapi juga bisa dibentuk secara digital.
Pelaksanaan praktikum tidak selamanya hanya dilakukan di laboratorium saja, akan tetapi acara tersebut juga bisa dilaksanakan diluar kelas, alasannya ialah geografi sendiri, merupakan ilmu yang luas yang mana mempelajari segala aspek kehidupan (life layer) beserta interaksinya. Kegiatan survey lapangan, paling-tidak, sanggup dijadikan sebagai praktik pengalaman lapangan. Dengan melaksanakan observasi secara eksklusif dilapangan serta diberi klarifikasi oleh bapak/ibu guru mengenai aspek kegeografian, sedikit-banyak, sanggup memperlihatkan sumbangsih terhadap pemahaman siswa terkait dengan mata pelajaran geografi.
0 Komentar untuk "Praktikum Geografi Di Tingkat Slta?"