Riwayat Iblis Yang Takut Kepada Orang-Orang Ber-Ilmu



Diriwayatkan bahwa seseorang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala di biaranya yang terletak di atas gunung. Pada suatu hari sebagaimana bisa dia keluar dari daerah ibadahnya untuk berkeliling merenungkan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala di sekitar daerah ibadahnya. Di sela-sela dia berkeliling ini, dia melihat di jalan sesosok insan yang menebarkan kedaluwarsa tidak sedap darinya. Ahli ibadah itu berpaling menuju ke daerah lain, sehingga dia terlindungi dari tercium kedaluwarsa ini. Ketika itu setan menampakkan diri dalam bentuk seorang pria shalih yang memberi nasihat.

Setan berkata kepadanya, “Sungguh amal-amal kebaikanmu telah menguap (sirna), dan persediaan amal kebaikanmu tidak dihitung di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Lantas si andal ibadah persediaan amal kebaikanmu tidak dihitung di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Lantas si andal ibadah bertanya, “Mengapa?” Dia menjawab, “Karena engkau enggan mencium kedaluwarsa anak cucu Adam semisal kamu.” Ketika wajah si andal ibadah terlihat sedih, setan pun akal-akalan merasa kasihan dan memberinya nasihat, “Jika engkau ingin semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni kesalahanmu, saya akan memberi pesan yang tersirat kepadamu semoga engkau mencari tikus gunung, kemudian engkau gantungkan tikus itu di lehermu seraya beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sepanjang hidupmu. Si andal ibadah yang kurang berakal ini pun melaksanakan pesan yang tersirat setan yang sengaja mencari kesempatan ini. Selanjutnya, si andal ibadah memburu tikus gunung. Dia pun terus-menerus beribadah dengan membawa najis dari enam puluh tahun hingga dia meninggal dunia (semua ibadahnya pun tidak sah).

terdapat riwayat bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda mengomentari kisah tersebut, “Suatu problem ilmiah –atau majelis ilmu- lebih baik daripada beribadah enam puluh tahun.”
Diriwayatkan dari Syaikh Abdul Qadir al-Jailani radhiyallahu ‘anhu bahwa pada suatu hari dia sedang berjalan di daerah lapang, tiba-tiba muncul cahaya jelas di ufuk, kemudian dia mendengar bunyi memanggil, “Wahai Abdul Qadir saya yaitu Rabbmu. Sungguh, telah saya halalkan untukmu semua hal-hal yang haram.” Lantas Abdul Qadir berkata, “Enyahlah kau, wahai makhuk terkutuk!” Seketika itu, cahaya tersebut berubah menjadi gelap. Tiba-tiba muncul bunyi mengatakan, “Wahai Abdul Qadir! Sungguh, engkau telah selamat dariku karena pengetahuanmu perihal Rabbmu dan ilmu fikihmu. Sesungguhnya saya telah menyesatkan tujuh puluh orang dari kalangan andal ibadah senior dengan cara ibarat ini. Seandainya tidak sebab ilmu, pastilah saya sanggup menyesatkanmu ibarat mereka.”

Diriwayatkan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam pada suatu hari berdiam di atas gunung. Lantas Iblis mendatanginya dan berkata kepadanya, “Bukanka engkau menyampaikan bahwa insan yang telah dikehendaki mati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, pastilah dia mati?” Nabi Isa ‘alaihissalam menjawab, “Iya.” Iblis bertanya lagi, “Kalau tidak?” Dia menjawab, “Tidak akan mati.” Ketika itu Iblis –laknat Allah atasnya- berkata kepada Nabi Isa ‘alaihissalam, “Kalau demikian, lemparkanlah dirimu dari atas gunung. Apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki engkau mati, amak engkau akan mati. Dan kalau Dia tidak menghendaki, maka engkau tidaka kan mati.” Lantas Nabi Isa berkata kepadanya, “Enyahlah kau, wahai makhluk terkutuk! Sesungguhnya Allah-lah yang menguji hamba-Nya. Sedangkan hamba-Nya tidak berhak menguji-Nya.”

Diriwayatkan bahwa Imam Syafi’i pada suatu hari sedang duduk di majelis pengajiannya. Tiba-tiba Iblis –laknat Allah untuknya- ikut duduk di antara murid-murid Imam Syafi’i dalam rupa seorang pria ibarat mereka, kemudian dia mengajukan pertanyaan sebagai berikut, “Bagaimana pendapatmu mengenai Dzat yang menciptakanku sesuai kehendak-Nya dan Dia menjadikanku sebagai hamba sesuai kehendak-Nya. Setelah itu, kalau Dia berkehendak, Dia memasukanku ke dalam surga. Jika Dia berkehendak, Dia memasukanku ke dalam neraka. Apakah Dia berbuat adil atau berbuat zhalim dalam hal tersebut?” Berkat cahaya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Imam Syafi’i sanggup mengenali Iblis, lantas dia menjawabnya dengan mengatakan, “Hai kamu! Jika Dia menciptakanmu sesuai apa yang engkau kehendaki, maka Dia berbuat zhalim kepadamu. Jika Dia menciptakanmu sesuai apa yang Dia kehendaki, amak Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak ditanya perihal apa yang dikerjakan-Nya.”

Diriwayatkan bahwa seorang pria dari kalangan Bani Israil berpuasa selama tujuh puluh tahun. Setiap tahunnya hanya tujuh hari dia tidak berpuasa. Lantas dia memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semoga diperlihatkan bagaimana setan menarik hati manusia. Ketika hingga waktu yang cukup usang dia masih saja tidak melihat hal tersebut, maka dia berkata, “Seandainya saya meneliti kesalahan-kesalahanku dan dosa-dosaku kepada Rabbku pasti lebih baik dari apa yang saya mohon ini.” Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus malaikat kepadanya, kemudian malaikat berkata, “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutusku. Dia berkata kepadamu, ‘Sesungguhnya perkataan yang gres saja engkau ucapkan lebih Kucintai dari pada ibadahmu yang telah lalu. Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membuka tabir matamu, maka lihatlah!’.” Lalu dia pun sanggup melihat. Ternyata bala tentara Iblis mengelilingi bumi. Dengan demikian, tidak ada seorang pun melainkan dikerubuti setan sebagaimana lalat mengerubuti bangkai. Lantas dia berkata, “Wahai Rabbku! Siapakah yang sanggup selamat dari hal ini?” Rabb menjawab, “Orang yang memiliki wara dan lemah lembut.”
Dikatakan bahwa di pagi hari Iblis mengumumkan kepada bala tentaranya di bumi. Ia berkata, “Barangsiapa menyesastkan seorang muslim, maka saya akan memakaikan mahkota kepadanya.” Lalu salah satu dari bala tentara setan berkata kepadanya, “Saya terus-menerus menarik hati si fulan sehingga dia menceraikan istrinya.” Iblis berkata, “Ia hampir menikah.” Bala tentara lain lapor, “Saya terus-menerus menarik hati si fulan sehingga dia durhaka kepada orang tuanya.” Iblis berkata, “Dia hampir berbakti kepada kedua orang tuanya.” Bala tentara lain lagi berkata, “Saya terus menerus menarik hati si fulan sehingga dia berbuat zina.” Iblis berkata, “Bagus kamu.” Bala tentara lain lagi berkata, “Saya terus menerus menarik hati si fulan sehingga dia minum arak.” Iblis berkata, “Bagus kamu.” Bala tentara lain lagi berkata, “Saya terus-menerus menarik hati si fulan sehingga dia membunuh.” Iblis menjawab, “Bagus, kamu, kamu.”

Dikatakan bahwa setan berkata kepada seorang perempuan, “Kamu yaitu separuh dari bala tentaraku. Kamu yaitu anak panah yang saya lemparkan yang tidak akan pernah meleset. Kamu yaitu daerah rahasiaku. Kamu yaitu utusanku untuk memenuhi kebutuhanku.”
Al-Hasan menceritakan bahwa ada sebuah pohon yang disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian seorang pria mendatangi pohon tersebut seraya berkata, “Sungguh, saya akan menebang pohon ini.” Dia tiba untuk meneabgn pohon ini dengna penuh amarah murni sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lantas Iblis menemuinya dalam bentuk manusia, kemudian dia berkata, “Apa yang engkau inginkan?” Lelaki tersebut menjawab, “Saya ingin menebang pohon yang disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Iblis berkata, “Jika engkau tidak menyembah pohon ini, maka apakah orang yang menyembahnya mengganggumu?” Dia menjawab, “Sungguh, saya akan menebangnya.” Lalu setan berkata kepadanya, “Apakah kau mau sesuatu yang lebih baik buatmu, yaitu kau tidak menebangnya dan setiap hari kau mau sesuatu yang lebih baik buatmu, yaitu kau tidak meneabngnya dan setiap hari kau mendapati dua dinar di bantalmu di pagi hari.” Dia bertanya, “Dari siapa dua dinar tersebut?” Setan menjawab, “Dariku untukmu.” Selanjutnya dia pulang. Dia pun menemukan dua dinar di bantalnya. Setelah itu, keesokan harinya dia tidak menemukan apa-apa di bantalnya, kemudian dia bangun dengan penuh emosi hendak menebang pohon. Lantas setan berkembang menjadi dalam bentuk insan berkata, “Apa yang engkau inginkan?” Dia menjawab, “Saya ingin menebang pohon yang disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Setan berkata, “Kamu bohong. Kamu tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya.” Dia masih tetap pergi untuk menebang pohon, kemudian setan membantingnya ke tanah dan mencekiknya hingga hampir mati. Lalu setan dengan penuh emosi murni sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka saya tidak memiliki kemampuan untuk mengalahkanmu, maka saya menipu kau dengan dua dinar, kemudian saya tidak memperlihatkan lagi. Ketika engkau tiba dengan penuh emosi karean dua dinar, maka saya sanggup menguasai kamu.”

Diceritakan bahwa Iblis –laknat Allah atasnya- pernah muncul di hadapan Fir’aun dalam bentuk seorang pria saat Fir’aun sedang di kamar mandi. Namun, Fir’aun tidak mengenalinya. Lantas Iblis berkata kepadanya, “Celaka kamu! Kamu tidak mengenaliku? Padahal engkaulah yang menciptakanku? Bukankah engkau yaitu orang yang berkata, ‘Saya yaitu Rabb kalian yang Maha Luhur?”

Iblis pernah muncul di hadapan Nabi Sulaiman ‘alaihissalam. Lalu Nabi Sulaiman berkata kepadanya, “Perbuatan apakah yang paling kau sukai dan paling dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, pastilah saya tidak akan memberikan kepadamu bahwa saya tidak tahu apa ada sesuatu yang lebih saya sukai dari pada homoseks antara pria dengan pria lain dan lesbian antara wanita dengan wanita lain.’
Ada seseorang yang melaknat Iblis setiap hari seribu kali. Pada suatu hari saat dia sedang tidur, dia didatangi seseorang yang membangunkannya. Dia berkata kepadanya, “Bangunlah, dinding ini akan roboh menimpamu.” Lalu orang tersebut berkata kepadanya, “Siapakah Anda? Kenapa Anda merasa kasihan kepada saya ibarat ini?” Ia menjawab, “Saya yaitu Iblis.” Dia berkata kepada Iblis, “Bagaimana bisa ibarat ini padahal saya melaknatmu setiap hari seribu kali?” Iblis berkata, “Hal ini karena saya tahu kedudukan orang-orang yang mati syahid. Makanya, saya khawatir kau termasuk di antara mereka sehingga engkau memperoleh kedudukan ibarat mereka.”

Catatan: orang yang terkena reruntuhan dinding atau mati tergencet di bawah bangunan, maka dia dianggap mati syahid menurut sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Orang-orang yang mati syahid ada lima, yaitu orang-orang yang terkena penyakit pes, orang yang sakit perut, orang yang tenggelam, orang yang tertimpa reruntuhan, dan orang yang mati syahid di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim).

Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1

Related : Riwayat Iblis Yang Takut Kepada Orang-Orang Ber-Ilmu

0 Komentar untuk "Riwayat Iblis Yang Takut Kepada Orang-Orang Ber-Ilmu"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)